Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uniknya Panggilan Paman di Minangkabau

30 Desember 2012   12:01 Diperbarui: 12 November 2022   12:45 12137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seorang mamak atau paman di minangkabau (via farm6.staticflickr.com)

Siapa itu paman? Paman merupakan adik atau kakak lelaki dari ibu kita. Maka kita akan memanggilnya paman. Setiap daerah di indonesia ini sebenarnya punya panggilan tersendiri yang unik-unik untuk memanggil seorang paman.

Jika di jawa kita mengenal pak de maka di daerah lain seperti di ranah minang juga punya sebutan yang unik. Saya sendiri saat ini telah menjadi paman bagi keponakan. Anak dari kakak perempuan saya. dan saya baru sadar bahwa sebutan paman di minangkabau itu unik dan menarik.

Kenapa saya bilang seperti itu? karena untuk setiap paman saja sebutannya berbeda satu sama lain. Saya beradik kakak lima bersaudara. Dua orang perempuan dan tiga orang lelaki. Yang lelaki adalah saya dan dua orang adik saya. karena punya tiga orang paman maka keponakan saya punya tiga sebutan yang berbeda.

Saya dipanggil Mak Dang (singkatan dari Mamak Gadang; besar), adik lelaki saya yang pertama dipanggil Mak Ngah (Mamak Tangah; tengah) dan adik lelaki saya yang terakhir dipanggil Mak Etek (Mamak Ketek; kecil). 

Jadi jelaskan.. unik dan menarik.. paman di minangkabau disebut Mamak. Ada Mamak di suku dan ada Mamak di keluarga. Mamak di persukuan memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap anak kemenakannya di persukuan sedangkan Mamak di keluarga punya tanggung jawab terhadap kemenakan yang berasal dari anak saudara perempuannya. 

Sebenarnya di minangkabau tidak ada sebutan paman atau oom. Sebutan seperti itu hanya kadang ditemukan pada keluarga-keluarga yang sok elit dan merasa gengsi dengan panggilan Mamak. 

Hingga saat ini panggilan seperti itu masih berlaku di minangkabau. Seperti yang saya sampaikan diatas, termasuk di keluarga besar saya masih berlaku. 

Ketika seorang anak kemenakan lahir ke dunia ini maka ia langsung diajarkan untuk memanggil pamannya dengan sebutan Mamak. Bukan diajarkan memanggil paman atau oom. 

Menarik bukan…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun