Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tips Jitu Berhemat Ala Anak Rantau

2 Oktober 2012   11:35 Diperbarui: 23 Juli 2024   12:16 3163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: finansialku.com)

Semua orang pasti mempunyai cara tersendiri dalam mengelola keuangannya dalam setiap bulannya. Baik itu ibu rumah tangga, karyawan, pebisnis, maupun pelajar termasuk pelajar rantau atau pelajar yang merantau dengan tujuan utamanya menuntut ilmu.

Saya termasuk ke dalam kelompok pelajar rantau. Saat ini saya merantau ke jogja dengan tujuan awalnya untuk melanjutkan studi. Saya berasal dari ranah minang. Menjadi pelajar rantau adalah sebuah pengalaman unik yang tidak semua pelajar mengalaminya. Banyak ilmu yang diperoleh oleh para pelajar rantau seperti saya ini. Termasuk ilmu dalam mengelola keuangan. Berikut ini akan saya coba bagikan tips jitu untuk berhemat agar tidak mengalami tongpes (kantong kering) ala saya selaku pelajar rantau. Berikut tipsnya:

1. Kelola subsidi orang tua dengan baik

Uang per bulan yang dikirimkan oleh orang tua bagi pelajar rantau istilahnya disebut dengan subsidi orang tua. Pelajar rantau biasanya masih mengandalkan subsidi atau uang kiriman per bulan itu untuk bertahan hidup di rantau. Biasanya khusus untuk saya pribadi, orang tua saya sudah mengirimkan uang jajan yang pas-pasan. Tidak kurang dan tidak lebih. Semuanya sudah diperhitungkan dengan sangat baik oleh orang tua saya. Perhitungannya sudah dirinci sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup di jogja ini.

Uang yang sudah kirimkan itu tentu harus dikelola dengan sangat baik agar nantinya tidak kurang atau ‘tekor’. Maklum saja anak muda kan biasanya sangat royal dalam membelajakan uangnya. Akibatnya banyak anak-anak muda yang krisis keuangan ketika memasuki tanggal tua.

Namun jika hidup di rantau dan masih mengandalkan subsidi orang tua tentu kita harus cermat dalam menggunakan uang. Jangan sampai kekurangan apalagi tekor. Tak masalah jika mempunyai orang tua yang bercekupukan dan punya banyak uang. Lha, gimana jika kita berasal dari keluarga yang sederhana? Tentu tak gampang mendapatkan uang dalam waktu dekat ketika si anak membutuhkannya.

Untuk mengatasinya dengan meminjam pada teman. Beruntung jika mempunyai teman yang bisa diandalkan. Bagaimana jika ternyata teman juga mengalami krisis di akhir bulan sama dengan kita? Wah.. pasti repot dan kita pasti sangat kekusahan jika sampai mengalamai hal demikian.

Maka dari itulah sebagai pelajar rantau harus lebih cermat dalam mengelola subsidi yang diberikan oleh orang tua.

2. Menggunakan uang dengan efektif dan efisien

Sebagai pelajar rantau tentu kita juga mempunyai beragam kebutuhan sama halnya dengan para pelajar yang lainnya. Dalam mengeluarkan atau membelanjakan uang yang dimiliki oleh pelajar rantau perlu diperhitungkan dengan sangat matang. Tidak asal membelanjakan uang semaunya.

Dengan belajar menggunakan uang secara efektif dan efisien, insyaallah pelajar rantau dapat terhindar dari krisis keuangan. Pelajar rantau dapat mengelola uangnya untuk digunakan membeli makanan, membayar tempat tinggal atau kosan, membeli buku pelajaran maupun untuk bersantai di akhir pekan.

Dengan belajar menggunakan uang secara efektif dan efisien, uang tersebut digunakan pada tempatnya.

3. Belanja sesuai kebutuhan

Seperti yang sudah dikatakan diatas tadi bahwasanya semua orang memiliki kebutuhan dan hasrat masing-masing untuk berbelanja. Namun dari uang kita miliki haruslah kita dapat menggunakannya dengan baik.

Pelajar rantau harus dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan lebih sekedar pada hasrat yang kita miliki yang tidak perlu dipenuhi dalam waktu dekat. Sedangkan kalau kebutuhan barulah keinginan terhadap sesuatu yang semestinya harus dipenuhi.

Setelah itu pelajar rantau juga harus juga dapat memahami mana itu kebutuhan yang bersifat mendesak dan mana yang tidak.

4. Belanja di tempat sederhana atau murah

Anak rantau harus tahu diri. Tak usah mengikuti kebiasaan anak orang kaya yang lebih suka belanja di tempat yang bisa dikatakan mahal. Karena jika pelajar rantau mengikuti cara yang seperti itu yang ada hanya akan membuatnya mengalami krisis keuangan.

Misalkan, makan tak usah di restoran atau kafe dengan menu yang harganya tergolong mahal. Cukup makan ditempat yang sederhana namun tetap menyediakan menu makanan yang bergizi, sehat dan higienis.

Atau teman-teman juga bisa meniru kebiasaan saya yang lebih suka masak sendiri daripada beli makan diluar. Dengan kita masak sendiri, pengeluaran jauh lebih sedikit dan lebih hemat. Karena kita yang masak kita tahu bahwa makanan itu bersih dan higienis.

5. Hindari kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk itu seperti merokok, suka minuman keras, belanja di tempat yang mahal, cuci kain di laundry serta suka mentraktir teman-teman.

Sebagai pelajar rantau yang sudah terbiasa merokok, dari sekarang mulailah untuk mengurangi intesitas merokok. Kemudian setelah itu berusahalah untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan merugikan itu. tidak ada manfaat sedikitpun dengan merokok. Yang ada hanyalah merugikan kita saja.

Seperti yang dialami oleh teman saya satu kontrakan. Dia memiliki kebiasaan merokok. Satu hari katanya bisa menghabiskan satu bungkus rokok bahkan lebih. Sekarang saja harga satu bungkus rokok bisa mencapai Rp. 12.000,-.

Coba kita kalikan, anggap saja satu hari untuk kebutuhan rokok menghabiskan uang Rp. 10.000,- lalu kalikan untuk 30 hari atau satu bulan. 30 X 10.000 = 300.000.

Itu baru untuk membeli rokok saja. belum termasuk untuk kebutuhan lainnya. Uang tiga ratus ribu terbuang sia-sia hanya untuk membeli rokok. Coba jika digunakan untuk kebutuhan lain seperti digunakan untuk membeli buku pasti jauh lebih bermanfaat daripada untuk membeli rokok.

Satu lagi, tidak usah terlalu sering mentraktir teman. Mentraktir merupakan hal yang baik. Namun sebagai pelajar rantau harus dipikirkan dengan baik jika ingin mentraktir teman. Lihat kondisi keuangan dulu baru mentraktir.

6. Jangan terlalu memanjakan diri

Seperti contoh diatas, tak usah me-laundry pakaian. Kadang saya binging juga melihat teman saya yang sangat suka me-laundry pakaiannya. Walaupun jasa pencucian baju cukup murah namun jika diakumulasikan setiap bulan pasti hasilnya akan tetap besar.

Kebiasaan me-laundry pakaian, menurut saya termasuk ke dalam kebiasaan buruk dan terlalu memanjakan diri. Lebih baik gunakan fasilitas tempat cuci baju yang ada di kosan. Lebih baik cuci baju sendiri. Semuanya sendiri. Dan lainnya dilakukan sendiri atau mandiri.

7. Gunakan moda transportasi murah

Tinggal di rantau akan lebih baik jika kita menggunakan moda trasportasi umum untuk bepergian. Karena pengeluaran akan lebih sedikit daripada mereka yang memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil. Karena uangnya dikeluarkan untuk membeli bahan bakar atau keperluan kendaraan yang lainnya.

Kalau mau lebih sehat juga bisa menggunkan sepeda atau cukup jalan kaki. Jika jarak yang kita tempuh tidak terlalu jauh saya menyarankan untuk lebih memilih jalan kaki atau bersepeda. Selain irit tentu juga lebih menyehatkan.

8. Berburu diskon

Jika kebetulan sedang jalan-jalan di supermarket atau mall dan sedang ada promo atau diskon, kenapa tak dimanfaatkan? Jika kebetulan kita memang membutuhkan barang yang sedang didiskon itu maka ambil saja. dengan membeli barang yang didiskon tentu sekali lagi kita bisa lebih irit dalam pengeluaran keuangan.

Tapi jangan sekali-kali asal tergoda rayuan diskon. Jika sedang tidak memiliki kebutuhan yang perlu dipenuhi, maka jangan asal memenuhi hasrat untuk berbelanja semata.

9. Cek pemasukan dan pengeluaran

Kita bisa merangkum semua pengeluaran dan pemasukan dalam satu bulan ke dalam buku rekap. Disana kita bisa memcatat apa-apa saja bentuk bentuk pengeluaran yang kita lakukan selama satu bulan terakhir. Sering-sering update buku tabungan tempat anda menyimpan uang. Setiap struk atau tanda bukti transaksi itu harus tetap disimpan dulu untuk nantinya dicocokkan dengan buku rekap yang ada.

Dengan melakukan ini maka kita tahu seperti apa perputaran uang yang kita lakukan selama satu bulan terakhir. Sehingga untuk bulan depannya kita akan memiliki pedoman dalam melakukan pengeluaran selanjutnya.

10. Jalin hubungan sosial yang baik

Sebagai pelajar rantau punya banyak teman dan kenalan merupakan sebuah hal yang sangat baik. Teman yang baik akan membantu temannya yang lain.

Sebagai pelajar rantau kita bisa sering mengunjungi teman. Dengan kita mengunjungi teman itu biasanya teman akan menyajikan makanan untuk kita ditempatnya. Apalagi jika teman itu tinggal dengan orang tuanya. Kan bisa makan gratis dirumahnya.. :D

Itulah maksud dari “silaturahim memudahkan rezki”.

Saya merasa bangga sebagai pelajar rantau. Karena saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman berharga. Termasuk dalam mengelola keuangan ini. 10 tips diatas merupakan cara yang saya lakukan untuk mengelola keuangan agar tidak mengalami tongpes (kantong kempes) dan krisis keuangan setiap bulannya. Dengan tips diatas, saya jauh lebih hemat dan terkadang bisa menabung juga. Walaupun saya hanya mendapatkan subsidi orangtua yang pas-pasan namun uang yang dikirimkan selalu bisa berlebih dan saya tabung.

Dari tabungan yang saya miliki saat ini, saya bisa menggunakannya untuk keperluan lain yang dapat menunjang kegiatan atau kebutuhan saya sebagai pelajar rantau. Termasuk bulan lalu saya bisa membeli sepeda untuk berangkat ke kampus.

Semoga tips yang saya bagikan diatas bisa bermanfaat bagi teman-teman semua untuk dijadikan masukan dalam mengelola keuangan setiap bulannya. Terutaman bagi para pelajar rantau. Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun