Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Orang Timur Leste Mencibir Sekaligus Bangga Merdeka dari Indonesia

1 Maret 2012   01:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:43 3449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih kurang sudah sembilan tahun lamanya timor leste keluar dari NKRI. Mungkin mereka sangat senang dan bahagia setelah merdeka. Kesejahteraannya lebih terjamin. Berbeda keadaannya sewaktu masih bergabung.

Liat saja timor leste semakin berkembang rakyatnya. Kontras dengan keadaan masyarakat Indonesia yang ada di perbatasan. Mereka hidupnya lebih nyaman. Negara kecil seperti itu memang lebih mudah untuk dibangun dan disejahterahkan. Pemerintahnya pasti akan lebih mudah untuk memperhatikan dan mempedulikan keadaan rakyatnya.

Negara besar itu terlalu banyak masalah. Apalagi untuk Negara seperti Indonesia. Permasalahan kompleks di berbagai bidang. Liat saja di media saat ini. Beritanya tidak jauh dari yang namanya politik, korupsi, suap-suapan dan masalah penyelewengan kekuasaan lainnya. Belum lagi masalah preman, pengemis di angkutan umum, dan lain sebagainya.

Pemerintah sibuk dengan masalah seperti itu. Sibuk, sok-sok sibuk dan mencari kesibukan. Akhirnya rakyat seperti ditelantarkan. Kurang perhatian, kurang perlindungan, dan jauh dari kesejahteraan. Dengan masalah seperti itu rakyat juga pusing, kesal, bosan mendengarnya.

Akhirnya orang-orang timur leste mencibir pada orang Indonesia. Mereka mengatakan, lebih baik begini daripada masih bergabung. Buat apa menjadi bagian dari Negara yang luas tapi tidak ada yang bisa didapatkan. Malah seperti tersisihkan. Kurang kepedulian. Masalah disana sini. Amburadul deh pokoknya.

Mereka melanjutkan, apa sih yang bisa dibanggakan dengan Indonesia? Negaranya besar dengar beragam suku, bahasa dan agama? Tuh lihat.. permasalahan yang ada di Kalimantan.. di Bogor.. di Lampung..

Ekonominya yang tumbuh pesat? Pesat dimananya? Palingan hanya tumbuh di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya. Sedangkan yang terpelosok itu juga tumbuh ekonominya?

Hukum yang melindungi? Tuh… bisa dibeli..

Budayanya beragam? Ada untungnya gak? Sejahtera gak dengan keadaan seperti itu.. kalau salah satu budaya indonesia diangkat atau dibicarakan di luar negeri, orang Indonesia bangga sekali mendengarnya. Cuma itu yang bisa didapatkan?

Kata mereka lagi… sekarang kami sudah berubah. Budaya kami ada yang mempedulikan. Negara kami aman-aman saja tuh. Ekonominya lumayan lancar. Dan yang paling penting kami happy…

Masih bangga? Salut deh… (eksperi wajah orang timur leste sambil nyengir).

Selamat berpusing ria, selamat menderita dan selamat sengsara.. tunggu kami ya, sebentar lagi kami bisa seperti singapura…

Hhmmm… begitulah mungkin cibiran yang diberikan orang timur leste ke orang Indonesia, melihat keadaan Indonesia yang semakin amburadul…  (Akbar Pitopang, 1 Maret 2012)

13305654311646477540
13305654311646477540

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun