Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Nature

Nabung Pohon di Lereng Merapi, Aksi Mulia untuk Bumi Tercinta

12 Mei 2013   20:28 Diperbarui: 12 November 2022   10:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanaman pohon di lereng gunung Merapi, di Pagukrejo, Sleman, Yogyakarta (Foto Antara)

Saat ini, semakin marak saja terjadi kerusakan alam dan lingkungan. Semakin meluas saja kerusakan alam khususnya hutan yang ada di indonesia ini. 

Ruang terbukan hijau maupun daerah yang dikhususkan untuk pelestarian lingkungan malah diganggu keberlangsungannya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang tidak memikirkan hajat hidup sesama. 

Kerusakan lingkungan disebabkan oleh banyak faktor. Baik kerusakan secara alami yang disebabkan oleh fenomena alam itu sendiri seperti kebakaran hutan, tanah longsor, banjir bandang maupun kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. 

Namun permasalahan lingkungan selama ini lebih banyak disebabkan oleh prilaku keliru dari masyarakat yang belum sadar akan pentingnya kelestarian alam dan lingkungan.

Hutan menjadi perhatian utama segala pihak. Melestarikan hutan dan merawat keberlangsungannya sama saja dengan menjaga keberlangsungan hidup dan kehidupan di bumi ini. 

Salah satu langkah yang bisa kita tempuh demi merawat kelestarian alam adalah melalui kegiatan penanaman pohon atau yang sekarang ini populer dengan sebutan nabung pohon

Banyak orang yang pernah kita temui di negeri ini yang peduli dengan kelestarian alam. Saya rasa anda juga begitu adanya. Kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit pengalaman pribadi mengenai kegiatan nabung pohon yang pernah saya alami tahun lalu. 

Saya dan teman-teman lintas kampus yang ada di Jogja melakukan acara nabung pohon yang dilakukan di lereng merapi. Saat itu lereng merapi cukup kritis keadaannya akibat erupi. 

Berbagai pihak dan komunitas di Jogja banyak yang sudah tergerak untuk nabung pohon untuk melanjutkan keberlangsungan alam merapi agar kembali pulih seperti sedia kala. 

Saya dan teman-teman lintas kampus amat tertarik dengan kegiatan ini. Bagi kami, nabung pohon merupakan sebuah misi mulia. Kebanyakan orang menganggap kegiatan nabung pohon hanya sebuah kegiatan sederhana namun walau demikian tak semua orang mampu dan tergerak untuk ikut terlibat dalam kegiatan nabung pohon

Banyak orang yang hanya menganggap sepele dan gampang padahal dampak dari kegiatan nabung pohon amatlah luar biasa dan merupakan sebuah misi yang amat terpuji.

Kegiatan nabung pohon yang saya ikuti tersebut merupakan kegiatan yang dipelopori oleh salah satu kampus yang ada di Jogja. Agar kegiatan nabung pohon ini berjalan sukses dan sesuai dengan yang diharapkan maka kerja sama dari teman-teman lintas kampus sangat dibutuhkan. 

Undangan nabung pohon disebar melalui mading yang terdapat di banyak kampus. Alhasil, peserta nabung pohon kali itu jumlahnya cukup ramai. Semua macam karakter dan latar belakang mahasiswa berkumpul untuk satu tujuan kegiatan. 

Tak peduli ras, suku, agama dan darimana asalnya, semua mahasiswa yang ada saat itu terlihat sangat antusias dan bersemangat untuk ikut menyukseskan acara nabung pohon itu.

Peserta nabung pohon kali itu memang semuanya adalah mahasiswa. Merekalah para generasi muda yang punya visi untuk masa depan lingkungan yang lebih baik. Semua berkumpul untuk satu tujuan yang amat bermanfaat adanya. 

Tak semua mahasiswa yang ada saat ini punya kesadaran yang seperti itu. Banyak yang enggan ikut terlibat dalam acara sederhana seperti nabung pohon ini. Lebih baik nabung duit daripada nabung pohon, kata mereka yang fragmatis. Padahal semua hal tak harus diukur dari materi semata. 

Sebelum tiba di lokasi nabung pohon, peserta harus membawa bibit sebanyak-banyaknya sebisa yang mampu peserta bawa ke lokasi penanaman. Semua peserta yang ada ikut membawa bibit pohon yang akan ditanam. Tak ada enggan apalagi berpangku tangan.

peserta menenteng bibit yang akan ditabung (foto akbar pitopang)
peserta menenteng bibit yang akan ditabung (foto akbar pitopang)


Saat tiba di lahan kritis yang akan ditanami tersebut banyak peserta yang terbelalak matanya melihat luasnya lahan yang akan ditanami. Memang benar adanya seperti itu. 

Lahan kritis yang akan kami tanami memang cukup luas dan bisa saja membuat orang yang melihatnya bisa patah semangat. Tapi tenang saja, peserta yang ikut jumlahnya banyak dan luas lahan sebesar itu tak akan terasa memberatkan jika dilakukan secara bersama saling bekerja sama. 

Sebelum terjun menabung pohon, peserta yang sudah dibagi sejak awal tadi dikumpulkan lalu ditentukan area dimana saja yang akan ditanami. Semua peserta dapat lahan dan area masing-masing untuk ditanami. Barulah setelah itu kami terjun ke lahan untuk menabung pohon.

Cara menabung pohon yang baik diajarkan kepada semua peserta. Dengan memperhatikan kedalaman tanah dan jarak antar lubang agar pohon yang ditanam nantinya bisa tumbuh dengan baik. Sehingga penanaman yang dilakukan tidak hanya sekedar asal tanam saja namun juga memperhatikan keberhasilan yang ingin dicapai.

Hanya beberapa saat berselang, semua bibit yang disiapkan sudah selesai ditanam. Padahal bibit yang disiapkan lebih kurang jumlahnya 5000 pohon. Ternyata jumlah bibit sebanyak itu bisa ditanam dengan sekejab. 

Bayangkan jika tak ada acara nabung pohon tersebut, siapa yang mau menanam bibit pohon sebanyak itu? He he.

hanya diperlukan waktu sekejab untuk menanami bibit di lahar kritis nan luas itu (foto akbar pitopang)
hanya diperlukan waktu sekejab untuk menanami bibit di lahar kritis nan luas itu (foto akbar pitopang)

Dan tak disangka sebenarnya bibit yang tersedia itu kurang. Dan keterkejutan di awal tadi saat melihat luasnya lahan yang akan ditanami ternyata pupus. Padahal sebenarnya masih banyak peserta yang masih ingin terus menanam sebanyak mungkin. 

Bibit sebanyak itu dan lahan yang luasnya seperti itu bisa ditabung dengan sekejab oleh peserta nabung pohon yang kali itu saya perhatikan semuanya sangat antusias dan penuh semangat untuk menabung pohon.

Banyak alasan dan motivasi kenapa orang mau ikut acara nabung pohon. Namun hanya satu alasan yang mampu mendorong kita untuk mau ikut acara nabung pohon, yakni sebuah kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan alam dan lingkungan. 

Rasa kepedulian untuk merawat alam mampu memotivasi dan membangkitkan rasa tanggung jawab kita yang ada saat ini untuk menabung pohon yang dampaknya akan kita rasakan di kemudian hari. Bahkan bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. 

Nabung pohon merupakan salah satu kegiatan sederhana yang dampaknya bisa menjadi luar biasa. Sebuah misi mulia untuk alam dan sesama. 

Dari kegiatan nabung pohon akan memberikan dampak secara jangka panjang untuk alam maupun untuk manusia sendiri. Alam akan terjaga keasriannya dan manusia yang hidup bisa merasakan dampak besar dari keasrian alam itu sendiri. 

Kita hidup berdampingan dengan alam. Kita hidup dengan memanfaatkan dan mengeksplorasi semua hal yang disediakan alam. Saat alam sakit, kita yang bertanggung jawab untuk mengobati dan merawatnya agar kembali pulih. 

Kita dan alam tak bisa dipisahkan sampai kapan pun. Jika alam tak diperhatikan, manusia akan kewalahan nantinya saat menghadapi kesenjangan yang terjadi di alam. Kita semua harus ikut andil untuk mewujudkan hidup dan kehidupan yang lebih baik sepanjang masa. 

Mari ikut menabung pohon.. Karena nabung pohon itu mulia loh.. Kegiatannya terlihat sederhana tapi dampaknya bisa luar biasa.. Kita harus sayang pada alam, dengan begitu alam juga akan sayang pada kita.. Mari hidup mulia dengan memuliakan alam.. 


*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun