Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kapan Sebaiknya Pria Berhenti Merokok?

27 Mei 2013   13:30 Diperbarui: 23 April 2022   10:54 2292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via http://ciricara.com




Rokok, identik dengan kaum adam. Ya.. pasar utama penjualan rokok memang ditujukan kepada kaum pria walaupun tak tertutup kemungkinan kaum hawa juga merokok. Apalagi di era saat ini yang katanya terjadi persamaan gender. Namun tetap rokok lebih identik dengan pria dan kemaskulinan.

Faktanya memang seperti itu. hampir dari semua teman cowok yang saya kenal semuanya memiliki kebiasaan atau suka merokok. Baik itu teman di kampus maupun teman di asrama. Hanya beberapa orang saja yang tidak merokok seperti saya. entah kenapa para pria suka sekali membakar benda yang mengeluarkan asap yang hanya meracuni dirinya sendiri itu. walau demikian, pria pada umumnya tetap tak peduli dengan masalah kesehatan yang nanti akan terjadi.

Kenapa pria suka merokok? Apa alasannya? Kaum pria juga suka bersosialisasi. Para pria juga suka berkumpul dan berbagi cerita. Saat mengobrol bersama teman, rokok menjadi benda yang menemani keakraban mereka. Karena kuatnya rasa saling menghormati antar pria akibatnya kebiasaan merokok merebak diantara pria. Kebiasaan merokok para pria secara garis besar dipengaruhi oleh faktor pergaulan. Dari yang sebelumnya tidak merokok akhirnya menjadi perokok. Dan pada akhirnya merokok menjadi sebuah kebiasaan yang tak terpisahkan dalam keseharian.

Kebiasaan merokok ini bisa bertahan lama. Bahkan hingga pria tersebut menjadi pria yang dewasa atau mapan. Kebiasaan merokok bisa terbawa hingga pria tersebut berkeluarga dan memiliki keturunan. Dikarenakan merokok yang sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging sehingga kebiasaan merokok ini memang sangat susah untuk ditinggalkan. Namun, para pria harusnya sadar kapan mereka harus berhenti merokok.

Kapan para pria sebaiknya dituntut untuk menghentikan kebiasaan merokok?

Para pria harus berhenti merokok saat ia memutuskan untuk berkeluarga atau menikah. Rokok mampu mempengaruhi kualitas sperma pria. Untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas diperlukan sperma yang berkualitas pula. Karena jika sel sperma pria tersebut sehat maka keturunannya juga akan sehat. oleh sebab itu kebiasaan merokok harus dihentikan saat dalam proses pembuahan sel ovum oleh sel sperma.

Selanjutnya pria harus tetap berusaha menghentikan kebiasaan merokok adalah saat masa tumbuh kembang anak. Asap rokok yang terhirup saat anak kita masih dalam masa tumbuh kembang dapat mempengaruhi perkembangan otaknya. Makanya banyak anak yang malas belajar dan sukar berkonsentrasi bahkan cenderung susah dalam belajar. Itu semua bisa dipengaruhi oleh kebiasaan merokok ayahnya.

Selain itu kebiasaan merokok juga akan mempengaruhi mental dan prilaku anak. Tak heran banyak anak-anak yang masih belia tapi sudah merokok. Prilaku yang tidak baik tersebut dapat diwariskan oleh ayah yang merokok kepada anaknya. Anak memiliki watak meniru dan mencontoh prilaku orang dewasa di sekitarnya. Karena sang anak terbiasa melihat orang tuanya merokok maka oleh sebab itu anak juga akan mewarisi kebiasaan buruk tersebut nantinya saat anak semakin besar dan beranjak dewasa.

Akan tetapi, kebiasaan merokok memang cukup sulit ditinggalkan oleh para pria walaupun mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak. Alasannya karena memang rokok masih dijual bebas dan godaan untuk merokok sangat besar sekali. Akibatnya para pria sesekali harus merokok karena tak tahan menahan godaan yang sangat besar yang datang bertubi-tubi menghampiri.

Hal demikian kebetulan juga dialami oleh kakak ipar saya dirumah. Sebelum menikah ia memang memiliki kebiasaan merokok. Namun saat sudah menikah dengan kakak saya dan sekarang sudah memiliki seorang anak lelaki berumur 6 tahun, kebiasaan merokoknya terpaksa dikurangi. Walaupun ia telah berusaha untuk meninggalkan kebiasaan merokok namun usahanya masih belum berhasil. Sesekali ia tetap terlihat merokok.

Namun kakak saya (baca: istrinya) tetap berusaha membantunya berhenti merokok. Kakak selalu berusaha membangun kesadaran suaminya bahwa merokok itu tak baik. Kakak melarang suaminya untuk merokok saat bersama anaknya. Dan jumlah rokok yang dihisap juga terus dikontrol olehnya. Karena uang dipegang oleh istri, maka untuk membeli rokok harus melalui persetujuan istrinya. Uang untuk membeli rokok diminta terlebih dahulu kepada istrinya. Karena alasannya itulah kakak mempunyai kuasa untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok suaminya.

Akhirnya kebiasaan merokok kakak ipar saya bisa semakin menurun dan dalam usaha untuk benar-benar meninggalkan kebiasaan yang tidak baik ini. Istri juga mempunyai andil dalam membantu suami untuk berhenti merokok. Dukunglah suami untuk menghentikan kebiasaan merokoknya dengan cara yang humanis dan kekeluargaan.

Ayo! Para pria mulailah berhenti merokok dari sekarang… ^_^


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun