Keindahan alam Ngarai Sianok seolah menyihir para pengunjung untuk berlama-lama tinggal di kawasan Taman Panorama yang berlatar lembah nan curam, Gunung Singgalang yang berdiri gagah dengan berjarak beberapa langkah dengan Lobang Jepang.
Hijaunya pepohonan, sejuknya angin yang berhembus sepoi, tingkah laku kera dan keramahan penduduk adalah beberapa penyihir itu. Semua itu ditunjang dengan fasilitas di kawasan wisata yang sudah memadai dan layak. Pariwisata memang sudah menjadi fokus utama di kota berhawa sejuk ini, Bukittinggi.
Cuaca siang itu kurang bersahabat. Walaupun metahari tetap bersinar membakar kulit namun di belahan langit sebelah barat terlihat awan mendung yang sangat hitam sekali. Sepertinya akan turun hujan lebat.
Namun saya tetap mengajak sahabat untuk mampir sejenak melepas penat di bibir Ngarai Sianok. Sudah cukup lama saya tak mengunjungi ngarai yang fenomenal yang sudah terkenal di telinga para wisatawan baik domestik maupun mancanegara itu.
Saat saya kesana hanya ada beberapa wisatawan yang terlihat menikmati pemandangan ngarai. Ada juga wisatawan yang datang bersama keluarga dan mereka terlihat mengabadikan gambar mereka sekeluarga dengan berlatarkan pemandangan ngarai dan Gunung Singgalang.
Mungkin karena cuaca yang terlihat kurang cerah gara-gara di langit sana terlihat awan hitam menggumpal. Namun itu semua tak akan menyurutkan niat saya untuk menikmati segarnya pemandangan dan tentu bercanda bersama kawanan kera liar namun tetap ramah kepada para pengunjung.
Enam kera yang terlihat sudah dewasa bermain-main di lereng ngarai yang jaraknya hanya beberapa jengkal dari pagar yang membatasi sepanjang bibir ngarai dengan taman panorama.
Kera yang oleh masyarakat Minang disebut baruak ini terlihat mencari-cari apa yang bisa dimakan di dekat semak-semak yang mungkin disana memang lokasi favorit wisatawan untuk melemparkan makanan untuk kera-kera itu.
Namun sepertinya tak ada yang bisa dimakan. Mereka tak menemukan bahan makanan dari manusia. Yang ada hanya potongan batang yang sudah mengering.
Hanya itu. Dan itulah yang dicoba si kera masukkan ke dalam mulutnya. Mungkin dia mengira itu tongkol jagung padahal hanya tonggol kering.
Karena mengetahui itu hanya potongan batang kering, si kera pun mencapakkannya kembali ke tanah. Dengan ekspresi kecewa si kera malang itu pun pergi meninggalkan temannya dan naik ke atas pucuk pepohonan.
Di pinggiran ngarai memang banyak ditumbuni oleh pepohonan yang rindang. Ada pohon bambu, pohon dengan batang besar, dan tentu juga banyak di tumbuhi oleh semak belukar yang tumbuh menutupi sisi lereng yang terlihat hijau menyala, selain juga ada bunga-bunga liar yang mempercantik indahnya bibir ngarai.
Si kera yang kecewa mendapati potongan batang kering tadi meloncak ke batang bambu. Disana sudah ada seekor kera yang duduk santai.
Lalu akhirnya batang bambu itu meliuk karena menanggung beban dua ekor kera yang bertengger disana. Mereka duduk santai di batang bambu yang kecil itu. Sambil duduk si kera juga memakan dedaunan yang melilit batang bambu.
Tak lama setelah itu si kera malah menghentikan kegiatannya di batang bambu. Lalu kembali meloncat ke pucuk pohon lainnya. Uniknya, kera-kera itu tak terpeleset ketika meloncat ke pucuk pohon.
Dan pucuk pohon juga tak membuat jatuh si kera. Apa memang karena bobot si kera yang ringan, dahan pucuk yang kuat atau itu memang sudah keahlian si kera yang notabenenya para penunggu alias penghuni pepohonan.
Di dahan pohon yang menjulang indah berlatar ngarai sianok, sudah terlihat beberapa ekor kera yang berada disana. Seekor kera malah dengan santai dan tanpa beban dosa sedikitpun duduk di dahan pohon itu.
Sambil menjuntaikan ekornya ke bawah, si kera malah sok-sok’an berlagak bak gadis manja. Melihat kukunya yang habis pedicure.. Kalah si kera bisa bahasa manusia pasti si kera akan berlagak sambil berkata, “barusan kukuku habis ke salon, kok udah rusak lagi..?!” He he he.
Begitulah lagak para kawanan kera yang mendiami kawasan sekitar Ngarai Sianok. Mereka memang suka mempertontonkan kebiasaan lucunya kepada para wisatawan yang datang berkunjung.
Walaupun kera-kera itu hidup secara liar di hutan yang ada di dalam ngarai tapi mereka tak suka mengganggu pengunjung yang datang. Mereka tetap memperlihatkan sikap bersahabat dengan para pengunjung.
Bagi wisatawan yang membawa makanan ya silahkan untuk berbagi dengan kera-kera itu. Namanya juga binatang. Nalurinya kalau lihat makanan pasti mau minta. Supaya si kera tidak iri alangkah baiknya pengunjung ikut berbagi jika tak mau berbagi diwajibkan untuk menyembunyikannya dari pandangan kera.
Ketika saya berada disana dekat dengan kawanan kera itu, saya hanya bisa mengabadikan kegiatan yang mereka lakukan. Saya masih takut untuk mengganggu si kera. Takut jika nanti malah saya yang dikejar oleh kera-kera tersebut.
Tapi sebenarnya seperti yang saya katakan tadi bahwa sejatinya kera-kera itu baik. Yang penting pengunjung pinta-pintar dalam mengambil hati si kera. Jika anda berhasil mencuri hatinya, si kera akan jatuh cinta pada anda. He he he…
Salah seorang pengunjung yang selanjutnya saya mintai menjadi model dadakan, mengutarakan perasaan senang bisa bercanda bersama kera-kera itu. “biapun nyo lia tapi suko anok-anok seh dan banyak kecek.. Gayanyo lucu sanang ati mancaliaknyo.. (biarpun mereka kera liar tapi sukanya hanya diam tak banyak bersuara.. Gayanya lucu membuat hati senang melihatnya)”.
Irikah anda melihat kelucuan kawanan kera itu? Anda juga bisa bercanda bersama kera-kera itu. Jika anda suatu saat berwisata ke Ranah Minang maka mampirlah ke objek wisata yang banyak tersedia disana.
Salah satunya objek wisata Ngarai Sianok yang terintegrasi dengan Taman Panorama dan Lobang Jepang yang banyak diincar para wisatawan.
Banyak objek wisata yang ada di Bukittinggi. Selain tentunya Jam Gadang yang menjadi tujuan utama wisatawan, tentu banyak objek wisata lainnya yang tersedia yang tak kalah menariknya dan rugi jika terlewatkan.
Ngarai Sianok juga salah satu objek wisata terkenal yang ada di Bukittinggi. Di Ngarai Sianok ada kera lucu nan ramah. Wisatawan bisa bercanda bersama kera. untuk itu mulailah hunting tiket penerbangan untuk mendapatkan harga yang murah.
Cari promo atau temukan tiket penerbangan yang berbiaya murah (low career).
Itulah bonus sensasi untuk anda yang menikmati indahnya pemadangan Ngarai Sianok. Anda bisa mencadai primata yang berekor panjang itu…
Selamat menikmati liburan akhir tahun... Semoga liburan anda nantinya mengesankan...
Silahkan kunjungi juga Indonesia Tourism Board
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H