Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Cinta Indonesia Setengah, Jelajah Negeri Sendiri - Bentang Pustaka, Kompasiana. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Dihentikannya Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak

18 April 2025   14:27 Diperbarui: 23 April 2025   12:25 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyikapi penghentian Program Sekolah Penggerak, dan peluang guru di era perubahan baru. (Foto AKBAR PITOPANG)

Guru adalah pembelajar. Ketika ruang belajar lewat program-program “moody” ditutup, guru akan menciptakan ruang-ruang belajar alternatif yang tetap adaptif dan kontekstual. Dalam era digital ini, akses terhadap pengetahuan tak lagi terbatas. Berbagai platform pembelajaran daring, komunitas pendidikan, dan pelatihan mandiri menjadi oase bagi guru untuk terus tumbuh. bahkan tanpa program resmi ala pemerintah.

Tidak sedikit guru yang memanfaatkan media sosial untuk berbagi praktik baik, inspirasi pembelajaran, hingga refleksi mengajar. Menyadari bahwa menggerakkan perubahan tidak selalu harus menunggu instruksi dari atas. 

Perubahan bisa dimulai dari ruang kelas sendiri. dari langkah kecil yang konsisten dan dari hati yang terus ingin memberi makna pada profesi.

Salah satu warisan terbaik dari Program Guru Penggerak adalah budaya reflektif. Para guru dilatih untuk merefleksikan praktik pembelajaran mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, lalu merancang langkah perbaikan. Budaya ini patut terus dilestarikan. Karena guru yang reflektif adalah guru yang terus relevan dengan zaman dan kebutuhan peserta didiknya.

Penghentian program tentu membawa konsekuensi kebijakan lanjutan. Salah satunya adalah bagaimana keberlanjutan komunitas-komunitas belajar yang sudah terbentuk selama masa program. 

Pemerintah dan satuan pendidikan perlu mengambil peran lebih aktif untuk menjaga keberlangsungan ekosistem kolaboratif agar tidak mati suri pasca program dihentikan.

Menjaga semangat guru untuk terus bergerak perlu didukung oleh kebijakan afirmatif. Misalnya dengan memberikan ruang lebih besar bagi guru untuk mengakses pelatihan yang inklusif, tidak terbatas hanya menjadi syarat administratif, serta menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Fleksibilitas dalam kebijakan pendidikan menjadi kunci untuk menjangkau seluruh guru.

Lebih jauh, kita juga perlu membangun sistem pengembangan profesi guru yang tidak bersifat musiman. melainkan berkelanjutan dan terintegrasi. 

Komunitas belajar terus berlanjut, ini pertemuan pada Sabtu, 19 April 2025. (Foto AKBAR PITOPANG)
Komunitas belajar terus berlanjut, ini pertemuan pada Sabtu, 19 April 2025. (Foto AKBAR PITOPANG)

Model pengembangan berkelanjutan telah banyak diterapkan di berbagai negara maju dan terbukti efektif menjaga kualitas pendidikan. Indonesia pun bisa belajar dan mengadaptasinya sesuai konteks pendidikan nasional.

Penguatan peran Kepala Sekolah dan Pengawas juga menjadi krusial. Mereka menjadi pemimpin pembelajaran yang harus mampu menginspirasi dan mendampingi guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun