Dengan menerapkan prinsip lebaran minimalis maka setiap pengeluaran harus berdasarkan kebutuhan dan bukan sekadar keinginan.
Perencanaan anggaran dan alokasinya selama lebaran merupakan fondasi dasar dalam menerapkan konsep minimalis ini. Sehingga dapat terhindar dari fenomena financial guilt.
Memberi THR adalah tradisi yang baik tetapi bisa lebih bermakna jika dilakukan dengan bijak. Alih-alih sekedar memberi uang tanpa pertimbangan maka kita bisa mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menabung dan mengelola uang tersebut. Bahkan, memberikan hadiah berupa buku bisa menjadi alternatif yang lebih bermanfaat.
Kedua, sedikit sajian lebaran tapi sehat.
Saat lebaran tiba, meja makan tidak perlu penuh dengan beraneka macam hidangan. Karena realitanya banyak makanan yang akhirnya terbuang karena jumlahnya yang berlebihan.
Pada suasana lebaran sebenarnya tubuh atau perut kita masih dalam proses penyesuaian setelah selama sebulan puasa. Sehingga jarang ada yang mampu makan banyak-banyak sekaligus saat lebaran.
Minimalisme dalam konsumsi berarti memilih menu yang sehat, bernutrisi, dan disajikan dalam porsi yang cukup. Makanan tidak perlu melimpah sebab yang penting adalah kebersamaan saat menikmatinya bersama. Serta memperhatikan kesehatan anak dan keluarga maupun tamu yang datang.
Ketiga, memilih outfit lebaran yang timeless.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa biasanya tren outfit lebaran selalu berubah setiap tahunnya. Sehingga tak jarang mendorong banyak orang membeli pakaian baru agar bisa ikutan tampil stylish.
Padahal, esensi berpakaian di Hari Raya Idul Fitri itu bukan tentang kemewahan. Melainkan sebuah kesopanan dan kesederhanaan.
Memilih pakaian berkualitas yang bisa digunakan dalam berbagai kesempatan adalah langkah bijak dalam menerapkan minimalisme untuk outfit lebaran.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!