Senin pagi adalah waktu yang sibuk di sekolah. Para siswa berbaris rapi di lapangan mengenakan seragam terbaik mereka siap mengikuti upacara bendera dengan khidmat. Namun, diantara gemuruh suara derap langkah dan lantunan lagu nasional ada sekelompok siswa anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang bertugas sebagai "dokter kecil" yang sigap dan selalu waspada.
Sebagai bagian dari tim kesehatan ala sekolah, PMR memiliki tanggung jawab penanganan siswa yang merasa lelah, pusing, atau bahkan nyaris pingsan. sigap membantu mengantar siswa tersebut ke ruang UKS atau ruang kelas. Kehadiran mereka untuk membantu menjaga situasi upacara bendera tetap berjalan dengan tertib.
Namun, ada satu hal yang cukup menyita perhatian. Meski para dokter kecil sudah siaga tapi siswa yang "tumbang" saat upacara tetap silih berganti setiap minggunya. mereka semua hampir memiliki alasan yang sama yakni belum sarapan.Â
Fakta ini membawa kita pada refleksi tentang perhatian dan kepedulian orangtua terhadap kesiapan anak-anak mereka sebelum menjalankan aktivitas sekolah.
Sarapan pagi sering dianggap sepele. Padahal sejatinya memiliki dampak luar biasa bagi tubuh dan otak siswa. Makanan pertama di pagi hari menjadi sumber energi signifikan untuk aktivitas fisik dan mental termasuk untuk berdiri tegak mengikuti upacara bendera.
Siswa yang tidak sarapan mudah mengalami penurunan konsentrasi, mudah lelah, bahkan pusing. Selama upacara mereka harus berdiri dalam waktu yang cukup lama di bawah sinar matahari pagi. Kondisi ini menjadi kendala yang tidak bisa dianggap remeh.
Ketidaksiapan fisik ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi orangtua. Bayangkan saja, siswa tersebut harus diantar ke UKS di depan teman-temannya hanya karena lupa sarapan.Â
Lebih dari itu, kejadian ini bisa mengganggu jalannya upacara dan menciptakan suasana yang tidak kondusif karena konsentrasi ambyar.
Salah satu caranya adalah dengan membangun kebiasaan sarapan pagi yang konsisten. Kebiasaan ini tidak hanya memberikan energi tetapi juga menanamkan pola hidup sehat sejak dini.