Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Hari Guru Nasional 2024: Guru Pilar Kekuatan Indonesia

25 November 2024   05:57 Diperbarui: 25 November 2024   16:01 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru untuk menopang Indonesia. (KOMPAS.id)

Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Hendaknya momen ini lebih dari sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momen penting untuk merefleksikan dan memperbaiki kualitas pendidikan terutama dalam mewujudkan guru Indonesia yang hebat. Tahun ini, temanya "Guru Hebat, Indonesia Kuat". Berbeda dengan tema tahun-tahun sebelumnya yang erat dengan semangat Merdeka Belajar. Maka tema tahun ini memberi makna lebih mendalam yakni sebuah ajakan untuk memahami peran strategis guru sebagai penopang kekuatan bangsa.

Keterkaitan antara guru yang hebat dan Indonesia yang kuat tak sekadar slogan. Guru adalah agen peradaban yang berada di garda terdepan dalam membangun generasi emas. 

Guru yang berkualitas tidak hanya menyiapkan siswa yang cerdas tetapi juga generasi yang tangguh, dapat diandalkan, dan berakhlak mulia. 

Dengan kontribusinya guru menjadi penggerak pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menjadi fondasi utama bagi kemajuan bangsa.

Apakah upaya untuk mewujudkan guru hebat sudah maksimal?

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah mulai dari program pelatihan berbasis teknologi hingga sertifikasi profesi. Kurikulum Merdeka tampaknya juga dirancang untuk memberi ruang bagi guru dalam berinovasi. 

Meski begitu, tantangan tentu masih ada. Tatkala guru di daerah terpencil belum mendapatkan akses yang memadai. Sementara beban administratif seringkali menghambat kreativitas dalam mengajar.

Di era globalisasi, menjadi guru hebat tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran. Guru juga perlu memiliki keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kemampuan literasi digital, dan jiwa kepemimpinan serta kewirausahaan. 

Selain itu, penting untuk memastikan kesejahteraan guru terpenuhi. Bila guru disejahterakan maka pasti lebih termotivasi dan mampu memberikan yang terbaik bagi siswa. 

Dukungan ini menjadi faktor penting dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang kondusif.

Guru menjadi hebat karena tak pernah berhenti belajar. (KOMPAS/HERYUNANTO)
Guru menjadi hebat karena tak pernah berhenti belajar. (KOMPAS/HERYUNANTO)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun