Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jelang Hari Guru Nasional, Guru Memang "Dari Planet Lain"

22 November 2024   13:29 Diperbarui: 24 November 2024   12:44 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi pendidikan. Perjalanan guru yang tak biasa, sebuah dedikasi tanpa tepi. (KOMPAS/LASTI KURNIA)

Apa yang membuat mereka begitu kuat? Mungkin jawabannya ada pada cinta. Cinta pada profesi, pada anak-anak didik mereka, dan pada masa depan bangsa. 

Guru percaya bahwa pendidikan adalah kunci perubahan. Dan berperan sebagai guru adalah bagian penting dari perubahan itu.

Namun, menjadi guru tidak hanya tentang ketulusan. Profesi ini menuntut dedikasi yang tinggi. Seorang guru harus terus belajar agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. 

Mereka harus mampu memahami teknologi, mendekati generasi Z dan Alpha dengan cara yang kreatif. Serta menyampaikan materi yang tidak hanya informatif tetapi juga inspiratif.

Dalam era digital, guru menghadapi tantangan baru. Mereka tidak hanya bersaing dengan buku teks, tetapi juga dengan YouTube, TikTok, dan media sosial serta konten digital lainnya. 

Anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan gawai dibandingkan buku (pelajaran). Sehingga ini menuntut guru berpikir "out of the box" dalam menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Meski begitu, menjadi guru tetaplah profesi yang penuh makna. Ada kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan uang ketika melihat siswa berhasil. Atau, ketika mendengar mereka berkata, "terima kasih, Pak Guru".

Dalam sebuah wawancara, seorang guru honorer berkata, "saya mungkin tidak punya banyak uang, tetapi setiap hari saya melihat masa depan bangsa di depan mata saya. Itu cukup untuk membuat saya terus bertahan".

Kata-kata itu begitu menggugah. Guru adalah perwujudan dari memberi tanpa berharap imbalan, mendidik tanpa pamrih, dan menginspirasi tanpa mengharap pujian.

Namun, disisi lain, kita tidak bisa terus menerus membiarkan guru berjuang sendirian. Pemerintah perlu lebih serius dalam memperbaiki sistem rekrutmen dan kesejahteraan guru. Tanpa dukungan yang memadai, akan sulit bagi Indonesia untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas layaknya negara-negara lain.

Dunia pendidikan adalah tentang apa yang kita tanam hari ini maka akan kita tuai di masa mendatang. Oleh karena itu, sudah seharusnya profesi guru mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun