Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Sumpah Pemuda, Mendidik Kesadaran Berbahasa Indonesia yang Baik

28 Oktober 2024   11:25 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:26 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahasa Indonesia. (Shutterstock via Kompas.com)

Era digital saat ini mempercepat penyebaran kosakata-kosakata tersebut. Bahasa yang seharusnya berfungsi sebagai penghubung kini justru sering disalahgunakan, seolah kata-kata yang memiliki makna buruk dapat diubah menjadi sesuatu yang terdengar nyaman dan "keren." Dampak ini sangat terasa, terutama di kalangan remaja dan anak-anak.

Bila kebiasaan berbahasa seperti ini dibiarkan, maka kita akan menghadapi generasi yang kurang menghargai keindahan Bahasa Indonesia. Yang lebih mengkhawatirkan adalah saat kata-kata tersebut menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di lingkungan pendidikan, dimana seharusnya nilai-nilai positif dikedepankan.

Semangat Sumpah Pemuda juga berarti menjaga bahasa kita. Jika kita mampu menjaga keaslian dan keindahan Bahasa Indonesia, kita tidak hanya mempertahankan identitas, tetapi juga menghormati perjuangan para pendahulu yang menyatukan bangsa melalui bahasa. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, dari generasi ke generasi.

Upacara memperingati Sumpah Pemuda di sekolah, Senin 28 Oktober 2024. (Foto: Akbar Pitopang)
Upacara memperingati Sumpah Pemuda di sekolah, Senin 28 Oktober 2024. (Foto: Akbar Pitopang)

Bahasa Indonesia harus tetap digunakan sesuai fungsinya sebagai pemersatu. Penggunaan yang tepat akan menciptakan hubungan yang harmonis dan mengurangi potensi kesalahpahaman. Tidak ada lagi yang merasa tersinggung atau teralienasi karena bahasa. Ini adalah bentuk nyata dari upaya untuk mewujudkan cita-cita "Maju Bersama Indonesia Raya."

Dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, pemerintah mengangkat tema "Maju Bersama Indonesia Raya." Ini adalah ajakan untuk kita semua agar bergerak maju tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur kebangsaan. Tema ini mencerminkan semangat untuk berkolaborasi, tumbuh bersama, dan memajukan bangsa dengan penuh rasa persatuan.

Di era globalisasi, menjaga keaslian bahasa bukanlah hal mudah. Banyak sekali pengaruh asing yang masuk, mulai dari gaya hidup hingga bahasa. Namun, kita harus pandai memilih dan memilah, agar Bahasa Indonesia tetap relevan tanpa kehilangan identitas aslinya.

Penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah cerminan sikap profesional. Ini berlaku di mana pun, baik di dunia pendidikan, bisnis, hingga pemerintahan. Dengan bahasa yang sopan, lugas, dan bermakna baik, kita akan lebih mudah menciptakan komunikasi yang sehat dan harmonis.

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam lingkungan pendidikan serta dimanapun berada. (Foto: Akbar Pitopang)
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam lingkungan pendidikan serta dimanapun berada. (Foto: Akbar Pitopang)

Pengaruh bahasa tidak hanya terbatas pada apa yang kita katakan, tetapi juga pada bagaimana cara kita menulis dan menyebarkan pesan. Era digital memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk menulis dan berbagi dalam berbagai platform, tetapi juga menuntut tanggung jawab lebih untuk memastikan pesan yang kita sampaikan tidak salah makna.

Bahasa gaul memang memiliki tempatnya sendiri dalam percakapan sehari-hari. Namun, kita harus bijak dalam menggunakannya. Mari beralih kepada kebiasaan yang lebih baik, dengan memperkaya kosakata yang memiliki nilai positif dan menjunjung tinggi etika berbahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun