Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggagas Kantin Sekolah Berbasis "Real Food"?

14 Oktober 2024   06:24 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:33 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Real food kunci sehat di tengah gaya hidup modern. (ilustrasi via realgood.id)

Dalam era modern yang serba cepat dan praktis, pola makan manusia perlahan mengalami perubahan signifikan. Banyak dari kita yang mulai terbiasa dengan makanan cepat saji, ultra processed food, hingga berbagai produk instan lainnya yang begitu mudah didapatkan. Padahal, tren ini membawa dampak kesehatan yang cukup serius, mulai dari obesitas hingga berbagai penyakit seperti diabetes dan jantung. Menariknya, kini semakin banyak orang yang kembali menyadari pentingnya mengkonsumsi real food sebagai solusi gaya hidup sehat.

Real food, atau makanan alami yang minim proses dan zat aditif, bukanlah hal baru. Orang zaman dulu sudah lama mempraktikkan konsumsi makanan dari alam, baik itu sayuran segar, buah-buahan, biji-bijian, maupun daging tanpa pengawet. Semua itu menjadi sumber nutrisi yang mendukung tubuh tetap sehat dan kuat. 

Tak heran, saat melihat kembali ke masa lalu, kita seolah menemukan "kunci" yang tertinggal padahal itu sangat penting untuk menjaga kesehatan di tengah kemajuan zaman.

Seiring dengan perkembangan industri makanan, kehadiran produk-produk instan dan makanan ultra proses semakin menggantikan real food. Kemudahan yang ditawarkan makanan cepat saji memang menggiurkan, namun kandungan gula, garam, dan bahan kimia tambahan yang melebihi batas seringkali tersembunyi di balik rasa lezatnya. 

Akibatnya, tanpa disadari, kita menumpuk racun-racun dalam tubuh yang pada akhirnya memicu berbagai penyakit.

Di tengah maraknya informasi seputar bahaya makanan instan, banyak orang kini mulai beralih kembali pada pola makan yang lebih alami. Real food kini menjadi pilihan masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya menjaga asupan dengan memperhatikan apa yang masuk ke tubuh mereka. 

Mengadopsi real food dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya sekadar tren, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan. Dengan mengurangi konsumsi makanan instan dan beralih ke bahan makanan alami, tubuh akan mendapatkan nutrisi yang lebih optimal. 

Selain itu, pola makan ini juga mendukung keseimbangan ekosistem karena banyak real food yang dihasilkan dari pertanian berkelanjutan dan organik.

Menyadari bahwa real food adalah baik untuk kesehatan adalah langkah pertama menuju perubahan besar dalam hidup kita. Meskipun dunia terus bergerak maju dengan segala kepraktisannya.

Jadi, mengapa tidak kembali ke akar yang sehat dan menjadikan real food sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian kita?

Kantin Real Food untuk Kesehatan Generasi Muda

Mengonsumsi real food adalah bentuk ikhtiar yang penting agar makanan yang kita konsumsi tidak menjadi sumber masalah kesehatan di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun