Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Raih Pantulan Cinta Sejati Nabi Muhammad SAW bagi Umat (Yang Dirindukan)

16 September 2024   00:12 Diperbarui: 16 September 2024   07:29 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok manusia pilihan yang penuh cinta dan kasih sayang, bukan hanya kepada keluarga dan sahabatnya, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Ketika kita menilik lebih dalam kisah hidup beliau, hati kita pasti tersentuh oleh betapa besar cinta dan perhatian yang beliau berikan kepada umatnya. Beliau tidak hanya menjadi pembawa risalah ilahi, tetapi juga guru yang mengajarkan kita arti ketulusan, kesabaran, dan pengampunan.

Kasih sayang Rasulullah terhadap umatnya begitu dalam. Bahkan di akhirat kelak, diriwayatkan bahwa beliau akan berusaha mencari satu per satu umatnya untuk dikumpulkan, agar tidak ada yang tertinggal dari syafaat dan rahmat Allah SWT.

Rasulullah sangat ingin seluruh umatnya memperoleh syafaat (pertolongan) dari beliau, agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan memberikan tempat terbaik yang diridhoi-Nya. 

Bayangkan, betapa besarnya cinta seorang Rasulullah SAW, sehingga di hari penentuan nasib setiap manusia, beliau masih mengutamakan umatnya.

Semasa hidup Rasulullah tidak pernah absen menunjukkan sifat pemaaf dan hati yang penuh ketulusan. Di tengah berbagai ancaman dan penghinaan yang diterimanya, beliau tetap memilih jalan kebaikan. 

Rasulullah pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari dicaci maki, dilempari batu dan kotoran, hingga rencana pembunuhan. 

Namun, yang luar biasa adalah respons beliau. Yakni, bukan kebencian dan balas dendam melainkan maaf dan doa kebaikan yang beliau berikan kepada musuh-musuhnya.

Ketika kita membayangkan betapa sulitnya untuk memaafkan orang yang menyakiti kita, Rasulullah mengajarkan dengan tindakan nyata bahwa memaafkan dan melupakan adalah bagian dari kebesaran jiwa. 

Melalui keteladanan beliau, kita diajarkan bahwa kepada mereka yang pernah menyakiti kelak akan memperoleh hidayah dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Di tengah kehidupan modern saat ini, dimana banyak orang lebih mudah terpancing oleh emosi dan dendam, kita bisa belajar dari keteladanan Rasulullah. 

Menjadi pribadi yang penyayang, pemaaf, dan selalu memikirkan kebaikan untuk orang lain adalah nilai-nilai yang sangat relevan untuk diterapkan di semua zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun