Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Hobi di Era Validasi

27 Juli 2024   07:37 Diperbarui: 28 Juli 2024   13:35 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi traveller update melalui ponsel pintar.(Shutterstock)

Menemukan hobi adalah menemukan bagian dari diri kita yang mungkin selama ini tersembunyi. Ini adalah proses yang menyenangkan dan memperkaya kita dengan kesempatan untuk tumbuh dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.

Jadi, apapun hobi Anda, hargailah dan nikmatilah. Di dunia yang seringkali penuh tekanan, hobi adalah oasis yang membawa kita kembali kepada diri sendiri. 

Melalui hobi, kita menemukan keseimbangan, kebahagiaan, dan makna dalam hidup. Teruslah mengeksplorasi hobi, karena dalam setiap momen akan selalu ada kegembiraan yang menanti untuk ditemukan.

Ilustrasi menjalankan hobi. (KOMPAS/FAJAR RAMADHAN)
Ilustrasi menjalankan hobi. (KOMPAS/FAJAR RAMADHAN)

Hidup dengan "Menghidupi" Hobi

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita seringkali lupa untuk sejenak berhenti dan menikmati hal-hal (baca: hobi) yang kita sukai. Mungkin karena pekerjaan yang menumpuk atau keterbatasan waktu yang menghalangi kita untuk melakukannya. 

Meskipun perasaan dan pikiran kita bergejolak, meronta-ronta untuk menyalurkan hobi, seringkali faktor situasi membuat kita tidak bisa melakukannya. Namun, kita tetap butuh validasi bahwa kita masih punya hobi yang bisa dibanggakan.

Di era media sosial seperti saat ini, validasi menjadi semakin penting. Banyak orang terjebak dalam situasi yang mengharuskan mereka tampil sempurna di media sosial, setara dengan circle mereka, dan tetap menjadi acuan bagi followers. 

Tekanan untuk terlihat sempurna ini seringkali membuat kita terjebak dalam penampilan yang palsu, bahkan hingga menggunakan jasa "joki hobi".

Fenomena "joki hobi" mencuat di media sosial baru-baru ini. Contohnya, joki Strava untuk tampak aktif melakukan kegiatan hobi berlari. Ada juga joki mendaki gunung, dengan menyewa orang untuk mengambil foto atau video saat mendaki untuk konten. 

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun manusia "normal" yang dianggap tidak punya hobi, akan tetapi sebagian dari kita memilih jalan pintas demi validasi sosial.

Sejatinya, hobi adalah cerminan dari diri kita, sebuah bentuk ekspresi diri. Ketika kita menggantikan hobi kita dengan versi yang dipalsukan, kita menggadaikan kesempatan untuk merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun