Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Antara Internet, Pemerataan Pendidikan Berkualitas, dan Kunci Kemajuan Desa

18 Februari 2024   01:26 Diperbarui: 18 Februari 2024   17:56 3264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan pemerataan pendidikan berkualitas yang berjibaku dengan masih belum merata akses internet di penjuru Indonesia. (Dok Orangtua Marselinus Ekung via Kompas.com)

Dengan literasi digital yang kuat, masyarakat akan lebih mampu menyaring informasi, menilai kebenaran suatu konten, dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan internet.

Hal ini juga akan membantu dalam membentuk etika digital yang baik dan tanggung jawab digital yang bertanggung jawab, tidak hanya dalam mengonsumsi konten, tetapi juga dalam berinteraksi secara online.

Selain itu, literasi digital juga akan membuka pintu bagi potensi positif yang tersembunyi di dalam masyarakat desa. Dengan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan internet, masyarakat dapat lebih aktif dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan peluang yang tersedia secara online, seperti pembelajaran, pelatihan, dan kesempatan kerja. Ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup dan pembangunan ekonomi di desa-desa, sambil tetap menjaga diri dari potensi risiko dan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan internet yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, upaya peningkatan literasi digital harus menjadi bagian integral dari pembangunan infrastruktur internet di desa-desa. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi benar-benar memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat, tanpa meninggalkan siapapun di belakang dan menjaga agar internet tetap menjadi alat yang aman dan bermanfaat bagi semua orang.

Misalnya saya mempromosikan potensi ekonomi di desa dengan mendaftarkan ke internet. Cek google untuk ulasan. (foto Akbar Pitopang)
Misalnya saya mempromosikan potensi ekonomi di desa dengan mendaftarkan ke internet. Cek google untuk ulasan. (foto Akbar Pitopang)

Peluang desa menjadi pusat kemajuan baru 

Dalam pandangan yang lebih luas, internet yang berkualitas bukan hanya sekadar alat untuk terhubung secara digital, melainkan juga fondasi untuk membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Kecepatan dan jangkauan internet tidak hanya memungkinkan akses informasi yang lebih luas, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh negeri.

Oleh karena itu, wacana untuk meningkatkan kecepatan internet menjadi 100 Mbps perlu didukung oleh semua pihak, dengan catatan bahwa implementasinya dilakukan secara hati-hati, menyeluruh, dan merata. 

Adapun potensi yang ada di desa-desa Indonesia tidak boleh diabaikan. Banyak potensi yang dapat dikembangkan di desa, mulai dari pertanian, pariwisata berkelanjutan, kerajinan lokal, hingga inovasi di berbagai bidang lainnya. 

Melalui pemanfaatan internet yang cepat dan merata, desa-desa memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kemajuan baru.

Dengan akses yang sama terhadap teknologi informasi dan komunikasi, tidak perlu lagi harus hijrah ke kota untuk mencari kesempatan dan kemajuan. Nah, bisa jadi, orang-orang dari kota akan tertarik ke desa demi memanfaatkan potensi yang ada dan membantu memajukan desa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun