Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Banyak Guru Membenci Aplikasi PMM?

1 Februari 2024   13:29 Diperbarui: 1 Februari 2024   18:43 3746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini memungkinkan guru untuk tetap terlibat dalam proses pengembangan diri tanpa harus meninggalkan tugas utama mereka sebagai pendidik yakni mengajar.

Meski sudah tersedia fasilitas seperti PMM, keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri masih sangat tergantung pada kemauan dan komitmen masing-masing guru. 

PMM bukanlah solusi mutlak, melainkan sarana yang dapat memberikan dukungan bagi guru yang berkomitmen untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pengajaran. 

Akhirnya, ada yang harus diungkapkan dengan tegas, jika seorang guru malas untuk belajar lewat PMM, pertanyaannya adalah, siapa yang akan rugi?

Pergeseran paradigma orientasi pelatihan untuk berburu sertifikat 

Sebelum adanya Platform Merdeka Mengajar (PMM), pelatihan bagi guru merupakan suatu hal yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengembangan profesionalisme. 

Namun, perlu dipahami bahwa tujuan utama ikut pelatihan seharusnya lebih berorientasi pada peningkatan kompetensi, kemampuan, dan keterampilan guru dalam memberikan pengajaran, serta memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan dunia pendidikan.

Sertifikat, yang kerap dianggap sebagai bonus atau insentif, sebenarnya hanya sebatas pengakuan formalitas atas partisipasi guru dalam pelatihan tersebut. Fungsinya mungkin untuk kenaikan pangkat, proses penilaian kinerja, penerimaan penghargaan/pengakuan atas dedikasi dan prestasi guru dalam mengembangkan diri.

Esensi utama dari ikut pelatihan seharusnya tetap berakar pada niat untuk mencari ilmu dan meningkatkan kualitas pengajaran. 

Nah, seiring dengan kemajuan teknologi, pelatihan online (baca: Pelatihan Mandiri) yang dipersembahkan oleh PMM memberikan alternatif yang lebih fleksibel dan dapat diakses oleh guru tanpa harus mengorbankan tugas utama mereka.

Perlu disoroti bahwa guru yang meluruskan niat mereka untuk mencari ilmu, seharusnya tak terpengaruh oleh ada atau tidak adanya sertifikat. 

Pelatihan, baik secara offline maupun online, seharusnya menjadi wahana untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun