Sejak kemunculannya di tengah-tengah kehidupan guru, Platform Merdeka Mengajar (PMM) telah menjadi bahan perdebatan dan pro-kontra di kalangan pendidik dan praktisi pendidikan.Â
PMM telah membawa gelombang perdebatan dan kontroversi yang terus melingkupi eksistensinya di tengah-tengah kehidupan guru di Indonesia.Â
Meskipun hakikat sebenarnya dengan dihadirkannya PMM ini adalah sebagai wadah pembelajaran dan berbagi inspirasi diantara pendidik di seluruh Indonesia, namun tetap saja mengundang sorotan serta polarisasi opini terus terjadi antara kedua kutub yang pro dan kontra.
PMM dirancang untuk menjadi sarana yang memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait praktik baik, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengajaran dan mendorong kontribusi guru dalam upaya memajukan dunia pendidikan.Â
Penting untuk dicatat bahwa PMM seharusnya bisa berfungsi sebagai sebuah jembatan bagi pendidik di seluruh Indonesia guna menciptakan lingkungan dimana mereka dapat saling memperkaya pengetahuan, wawasan, dan praktik baik terhadap pembelajaran.Â
Dengan begitu, diharapkan PMM dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru dan memotivasi kontribusi mereka dalam mewujudkan perubahan positif dalam dunia pendidikan.
Salah satu yang bisa diklaim dari keberhasilan PMM terletak pada konsepnya sebagai tempat bagi para pendidik untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.Â
Dalam era digital seperti saat ini, PMM menjadi platform yang memungkinkan guru berkolaborasi tanpa batas geografis yang membuka pintu untuk peningkatan kualitas pengajaran dengan menghadirkan beragam metode dan strategi.
Banyak guru telah merasakan manfaatnya, dan dampak positifnya telah dirasakan pula oleh siswa. Dengan adanya PMM ini, siswa juga dapat meraih dampaknya melalui pembelajaran yang lebih dinamis dan inovatif.Â
Peningkatan mutu dan pembaharuan pendidikan menjadi semakin nyata. Seiring berjalannya waktu, mutu kualitas pendidikan di Indonesia semakin mengalami peningkatan dan pembaharuan yang sangat berarti.Â