Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pengalaman Saya Pensiun Dini dari Bendahara BOS

25 Januari 2024   05:54 Diperbarui: 26 Januari 2024   01:57 3670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: KOMPAS/HERYUNANTO)

Menjadi seorang Bendahara dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mungkin terdengar seperti tugas tambahan yang sepele, padahal sebaliknya, ini adalah peran yang memiliki tanggung jawab besar dan memerlukan kejujuran serta ketelitian yang luar biasa. 

Sebab segala sesuatu yang berhubungan dengan uang, terutama dalam konteks pendidikan, mengharuskan seseorang untuk memahami betul bahwa dibalik setiap nominal terdapat amanah yang harus dijaga dengan sangat baik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran Bendahara BOS di sekolah bukanlah pekerjaan yang hanya sekedar mengelola anggaran dan mencatat pemasukan serta pengeluaran. 

Lebih dari itu, seorang Bendahara BOS adalah garda terdepan dalam memastikan dana sekolah digunakan dengan efisien dan transparan. 

Ia menjadi "pawang" keuangan sekolah, yakni dengan mengelola anggaran dengan cermat, serta memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan memiliki dampak positif bagi pembelajaran dan perkembangan siswa.

Meskipun insentif bagi Bendahara BOS mungkin tidak sebanding dengan besarnya tanggung jawab yang diemban. Sebab, satu kesalahan kecil atau ketidaksengajaan saja bisa menjadi bumerang yang mengancam nasib mereka. 

Setiap catatan keuangan, setiap transaksi, dan setiap keputusan harus dikelola dengan seksama. Karena sebuah kesalahan bisa berdampak tidak hanya pada reputasi pribadi, tetapi juga pada citra dan reputasi sekolah.

Menjadi Bendahara BOS membutuhkan dedikasi, kecerdasan finansial, dan etika integritas yang tinggi. Bendahara BOS memastikan roda pendidikan berputar tanpa hambatan. Meskipun di balik layar, mereka mungkin tidak selalu mendapatkan pengakuan sebesar peran yang mereka emban.

Ilustrasi | Antara guru sebagai pendidik dan guru sebagai Bendahara BOS. (Dok. Humas Kemendikbudristek via Kompas.com)
Ilustrasi | Antara guru sebagai pendidik dan guru sebagai Bendahara BOS. (Dok. Humas Kemendikbudristek via Kompas.com)

Siapa mau jadi Bendahara BOS?

Menjadi seorang guru ---dengan tanggung jawab mengajar yang sudah cukup berat--- tak jarang menimbulkan dilema saat ditawari peran tambahan sebagai Bendahara BOS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun