Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Guru Nasional 2023: Memahami Tantangan dan Peluang Kolaborasi Membentuk Masa Depan Pendidikan

25 November 2023   00:50 Diperbarui: 26 November 2023   17:02 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkolaborasi dalam meraih tujuan pendidikan dan Merdeka Belajar dimulai sejak masa awal dan sedini mungkin. (ilustrasi Kompas.id)

Konsistensi dan kerjasama antara guru dan orangtua menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini, sehingga anak dapat tumbuh menjadi individu yang berintegritas dan bertanggung jawab.

Gelombang kekerasan dan perundungan dalam proses tumbuh-kembang anak

Belakangan ini, kita seringkali dikejutkan dengan berita tentang aksi kekerasan yang melibatkan siswa. Pertanyaannya, mengapa tindakan kekerasan ini mewarnai proses bertumbuh dan perkembangan anak-anak kita? 

Perkembangan zaman saat ini membawa tantangan baru dalam mendidik anak-anak, dengan kehadiran internet dan media sosial yang begitu merajalela. Anak-anak kita tumbuh dalam era dimana terdapat banyak paparan konten-konten yang tidak selalu positif alias berbahaya. Pola pergaulan yang keliru dalam tekanan lingkungan sekitar, membuat anak lebih rentan terhadap pengaruh negatif.

Internet dan media sosial memang memberikan akses informasi, akan tetapi juga membawa risiko terhadap paparan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral. Anak-anak menjadi rentan terhadap contoh-contoh buruk yang dapat merusak pemahaman mereka tentang etika dan norma. 

Pentingnya peran orangtua dalam pengawasan dan proses bimbingan menjadi semakin nyata dalam menghadapi tantangan ini.

Orangtua juga harus memahami bahwa pengawasan bukanlah sekadar batasan, tetapi sebuah bentuk perlindungan. 

Nah, kolaborasi antara orangtua dan guru terletak pada pemahaman bersama tentang risiko yang dihadapi anak-anak di era digital ini. 

Bersama-sama, guru dan orangtua hendaknya dapat merancang solusi-solusi yang berfokus pada pemahaman nilai-nilai positif, etika, dan tanggung jawab bagi anak didik. 

Diharapkan anak-anak dapat tumbuh sebagai individu yang cerdas, berempati, dan mampu membedakan antara hal yang positif dan negatif di tengah gempuran informasi yang tidak terbatas.

Sebelum terlambat, mari segera intervensi dengan sinergi dan kolaborasi

Setiap tahun, kita merayakan Hari Guru Nasional (HGN) atau juga HUT PGRI, namun masalah-masalah dan pekerjaan rumah (PR) di dunia pendidikan kita masih memerlukan perhatian serius. 

Tema dan tagline yang diusung setiap tahun seharusnya bukanlah sekedar kata-kata penyemangat. Tema Hari Guru Nasional tahun ini, "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar," memberikan peluang menjadi pemandu bagi kita semua untuk menjadikan perayaan HGN sebagai panggilan nyata untuk kolaborasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun