Apakah Ayah dan Bunda pernah mendengar istilah nursing bottle caries? Sebagai orangtua yang peduli akan kesehatan gigi anak, Anda mungkin pernah mendengar istilah ini. Meskipun istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi penting bagi setiap orangtua untuk memahami dampaknya terhadap kesehatan gigi buah hati.
Nursing bottle caries atau yang juga dikenal dengan baby bottle tooth decay atau early childhood caries, merupakan kondisi kerusakan gigi pada anak kecil yang disebabkan seringnya paparan gula melalui botol susu atau cairan manis lainnya. Kerusakan yang terjadi ini umumnya ditemukan pada gigi depan anak.Â
Paparan gula dari cairan yang dikonsumsi secara berulang dapat merusak lapisan luar gigi (email) dan menyebabkan pembentukan lubang atau bahkan kerusakan gigi yang lebih parah. Kondisi ini dapat terjadi pada anak, termasuk sempat dialami oleh anak saya sendiri beberapa waktu yang lalu.Â
Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini izinkan saya membagikan pengalaman terkait. Jika Ayah dan Bunda mengalami hal serupa pada anak, maka untuk informasi lebih lanjut harap konsultasikan dengan dokter gigi anak.
Pengalaman nursing bottle caries pada anak
Melalui pengalaman pribadi ini, saya dapat melihat bagaimana nursing bottle caries telah mengirimkan peringatan yang nyata tentang pentingnya perawatan gigi anak sejak dini. Ternyata merawat gigi anak itu tidak sekadar menggosok gigi. Lain dari itu, perawatan yang dilakukan meliputi controlling terhadap zat manis yang dikonsumsi oleh anak.
Anak saya sendiri sebenarnya sudah lama berhenti minum susu formula. Namun, saya akui bahwa dia sangat menyukai makanan yang manis. Terkadang menjelang tidur, anak masih saja suka ngemil makanan atau minuman yang manis. Sedangkan ketika disuruh untuk menggosok gigi-- atau kami orangtuanya yang juga membantu menyikat giginya-- sang anak malah suka menolak ajakan tersebut. Alhasil, jika mood anak sedang baik, dia mau berkumur-kumur dengan air putih.
Kerusakan gigi yang dialami anak saya selama ini memang kerusakan email gigi bagian atas. Dan itu jumlahnya juga tidak banyak, yakni 4 gigi saja; 2 gigi kelinci, dan 2 lagi masing-masing di bagian kakak dan kiri pada rahang atas. Sempat pula gigi susu anak saya mengalami patah karena insiden saat sedang bermain, maka saya sudah membawanya ke dokter untuk dilakukan penambalan gigi.Â
Beberapa kali kami telah memeriksakan gigi anak ke dokter gigi dan langsung mendapatkan penanganan sebagai langkah preventif yang kami lakukan agar gigi anak tidak mengalami kerusakan yang lebih parah.
Nah, pada suatu malam anak saya terbangun dari tidurnya pada dini hari. Setelah itu, anak tidak mau diajak tidur. Sebaliknya, anak mau bermain saja sehingga saya harus begadang untuk menemaninya bermain. Pada pagi harinya, ketika anak sudah bangun, kami mendapati terjadi pembengkakan pada bagian wajah anak sebelah kiri. Yup, hanya sebelah kiri saja. Kemudian kami langsung membawanya ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Saat itu, kami menemui dokter spesialis anak, yaitu Dr. Dewi di RS Awal Bros Pekanbaru. Setelah diperiksa, selain adanya pembengkakan wajah, juga terdapat daging seperti tumbuh di bagian gusinya.Â