Bahkan setelah lulus, interaksi di media sosial dapat menjadi cara efektif untuk memelihara kedekatan antara guru dan murid. Hal ini sangat berarti mengingat kebanyakan murid cenderung menghindari interaksi dengan guru-gurunya setelah mereka lulus.
Interaksi di media sosial antara guru dan murid memberikan peluang untuk membangun hubungan yang langgeng. Melalui platform ini, guru dapat tetap berkomunikasi dengan murid-muridnya, memberikan dukungan, dan berbagi pengalaman hidup.Â
Dalam konteks ini, media sosial dapat menjadi saluran yang lebih informal dan santai, yang memungkinkan guru dan murid untuk berinteraksi tanpa batasan hierarki yang ada di dalam kelas. Interaksi ini memungkinkan terciptanya kedekatan yang lebih personal dan membantu mempertahankan ikatan antara guru dan murid.
Interaksi di media sosial juga memberikan kesempatan bagi guru untuk terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid-muridnya. Guru dapat memberikan umpan balik terhadap prestasi akademik mereka, atau memberikan panduan tentang pengembangan diri, bahkan memberikan nasihat atau arahan untuk karier.Â
Dalam situasi di mana murid cenderung menghindari guru-gurunya setelah lulus, interaksi di media sosial ini menjadi cara yang efektif untuk tetap berperan dalam perjalanan hidup murid dan membantu mereka mengatasi tantangan yang dihadapi.
Meskipun interaksi di media sosial antara guru dan murid memiliki manfaat yang signifikan, penting untuk menjaga etika dan memahami batasan yang ada. Hal privasi dan keamanan murid juga harus dijaga dengan memastikan informasi pribadi tidak disalahgunakan.Â
Adopsi penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi harus dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H