Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggagas Etika Digital lewat Persahabatan Guru dan Murid di Era Media Sosial

30 Juli 2023   14:46 Diperbarui: 28 September 2023   23:28 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermedia sosial. (Thinkstock/Vadimguzhva via Kompas.com)

Guru perlu memastikan bahwa tindakannya tidak mempengaruhi keseimbangan interaksi antara guru dan murid atau menyebabkan pertentangan atau hubungan yang kontra.

Dalam mengambil keputusan, penting untuk berkomunikasi dengan murid-murid secara jujur dan terbuka. Jelaskan kepada mereka mengenai kebijakan sekolah dan batasan yang guru tetapkan. Berikan pemahaman bahwa hubungan guru dan murid sebaiknya tetap di lingkungan sekolah dan didasarkan pada profesionalitas.

Akhirnya, keputusan apakah guru akan menerima permintaan pertemanan dari murid-murid di media sosial adalah keputusan yang sangat pribadi. Pertimbangkan dengan seksama kebutuhan dan batasannya, serta dampak yang mungkin timbul dari keputusan tersebut. 

Pastikan untuk menghormati diri sendiri, melindungi privasi, dan menjaga profesionalitas dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru.

== Bagian proses pengawasan murid (controlling jarak jauh) ==

Berteman dengan murid di media sosial dapat membawa manfaat yang tak terduga dalam mengemban peran sebagai seorang guru. Salah satunya adalah fungsi kontrol yang dapat membantu orangtua mengawasi tindak-tanduk anak di dunia maya. 

Dalam era digital yang semakin maju, anak-anak sering kali lebih aktif dan terlibat di berbagai platform media sosial. Dalam situasi seperti ini, kehadiran seorang guru sebagai teman di media sosial bisa menjadi jembatan penting antara pendidikan di sekolah dan peran pengawasan di rumah.

Sebagai seorang guru perlu membangun hubungan kepercayaan dengan murid-murid. Dengan menjadi teman mereka di media sosial, guru dapat memanfaatkan keterbukaan komunikasi ini untuk memberikan bimbingan dan kontrol yang diperlukan. 

Dalam lingkungan yang aman dan terpercaya, guru dapat memantau kegiatan murid dan mengingatkan mereka tentang perilaku yang patut dijaga di dunia maya. 

Dengan memiliki akses ke konten yang mereka bagikan dan interaksi yang terjadi, guru dapat lebih mudah mendeteksi tindakan yang tidak pantas atau potensi bahaya yang mungkin mereka hadapi di media sosial.

Tidak hanya membantu mengawasi tindak-tanduk anak di media sosial, menjadi teman di media sosial juga membuka peluang untuk memberikan pembelajaran yang relevan secara digital. guru dapat berbagi artikel, video, atau informasi yang bermanfaat yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang etika bermedia sosial, keamanan digital, atau pentingnya privasi online. 

Dengan memanfaatkan platform media sosial, guru dapat memberikan pendidikan yang holistik kepada murid, yang meliputi pemahaman tentang teknologi dan kesadaran akan konsekuensi dari tindakan online mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun