Proses penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Indonesia memang dikenal rumit dan sering menjadi celah bagi praktik calo yang tidak terpuji.Â
Betapa sulitnya soal atau pertanyaan yang diajukan, dimana teori dan praktek jauh di luar kemampuan rata-rata calon pengemudi. Akibatnya, masyarakat cenderung lebih memprioritaskan fisik SIM daripada proses penerbitannya yang sebenarnya sangatlah penting.
Ketika telah terdesak dalam situasi dimana proses penerbitan SIM terasa sangat rumit dan sulit, banyak orang terpaksa menggunakan jasa calo.Â
Keadaan ini jelas mengabaikan pentingnya proses penerbitan SIM dalam mewujudkan keselamatan di jalan raya, baik untuk masa kini maupun masa depan.
Penting untuk dicermati bahwa proses penerbitan SIM haruslah bermaksud untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya. Oleh karena itu, perlu ada reformasi yang menyeluruh dalam sistem tersebut.Â
Pertama, proses penerbitan SIM haruslah transparan, jelas, dan tidak rumit. Soal ujian haruslah relevan dengan pemahaman dan keterampilan berkendara yang aman. Serta disusun dengan memperhatikan karakteristik pengemudi pemula.
Kedua, pengawasan dan penindakan terhadap praktik calo harus diperketat. Para calo harus dihadapkan pada konsekuensi hukum yang serius. Ini akan membantu menciptakan sistem yang adil tidak mencederai pendidikan Pancasila, dimana setiap calon pengemudi memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan SIM berdasarkan kemampuan dan kompetensi.
Ketiga, evaluasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa harus ada pemahaman dan keterampilan yang cukup dalam berkendara. Tanpa evaluasi yang objektif, jelas saja dapat mengabaikan pengemudi yang tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang aturan lalu lintas dan teknik berkendara yang aman.
Keempat, hapus jejak kolusi antara oknum kepolisian dan calo dalam penerbitan SIM. Hanya karena faktor seperti uang atau hubungan personal (orang dalam), hal ini sangat merugikan masyarakat yang benar-benar berusaha untuk memenuhi persyaratan dan menjalani proses yang sesuai aturan berlaku.
Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, penting untuk memandang secara kritis dan berani mengubah sistem penerbitan SIM yang rumit dan rentan terhadap praktik calo.Â
Dengan mewujudkan proses yang lebih transparan, objektif, dan efektif, kita dapat memastikan bahwa setiap pengemudi memiliki kemampuan yang memadai untuk berkendara dengan aman, menjaga keselamatan diri sendiri, serta orang lain di sekitarnya.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H