Topik tentang masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) seumur hidup memang tengah menjadi perbincangan hangat.Â
Sebagian orang berpendapat bahwa dengan SIM seumur hidup, akan tercipta kepastian hukum bagi para pengendara dan menghindari kerumitan dalam perpanjangan SIM.Â
Namun, pertanyaan penting yang perlu diajukan adalah apakah masa berlaku seumur hidup dapat benar-benar menjamin keselamatan bersama dan penegakan aturan berkendara dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Keselamatan dalam berkendara dan penegakan aturan lalu lintas merupakan dua hal yang saling terkait. Meskipun memiliki SIM seumur hidup dapat memberikan kepastian hukum, tetapi hal ini tidak serta merta menjamin keselamatan para pengendara.Â
Pasalnya, kompetensi, aspek psikologi, dan kesehatan mental seseorang dapat berubah sewaktu-waktu dengan berbagai alasan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pola dan kebiasaan dalam berkendara.
Lalu, aturan dan tata tertib berkendara juga pasti akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Termasuk perubahan teknologi dan infrastruktur yang diterapkan beserta kebijakan lalu lintas.Â
Aspek psikologi dan kesehatan mental juga memainkan peran penting dalam keselamatan berkendara. Perubahan kondisi emosional, tekanan hidup, atau perubahan kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan dan merespons situasi di jalan raya.Â
Dalam merespon perdebatan mengenai masa berlaku SIM seumur hidup, penting bagi kita untuk mempertimbangkan dampaknya secara menyeluruh.Â
Bila alasan kemudahan administratif dapat menjadi keuntungan, maka harus ada langkah-langkah yang memastikan bahwa kompetensi, kesadaran, dan tanggung jawab pengemudi tetap terjaga sepanjang waktu.Â
Dengan perhatian pada pendidikan dan evaluasi berkala, mungkin menjadi solusi yang lebih tepat untuk menjamin keselamatan bersama dan penegakan aturan berkendara yang efektif dan sustainable.
SIM untuk masa depan, bukan "simsalabim adakadabra"