Tatkala seorang nenek dikarunia seorang cucu, hal itu akan menjadi anugerah yang luar biasa yang akan dirasakan yang sensasinya sama ketika dulu melahirkan anak-anaknya yang kini telah memberikannya cucu.
Pada situasi ini para nenek—orang tua kita sendiri maupun mertua—akan mencurahkan perhatian yang lebih terhadap segala proses tumbuh kembang cucunya.Â
Apalagi jika cucunya tersebut merupakan cucu pertama, pasti perlakuan para nenek terhadap cucunya tersebut akan terasa sangat istimewa.
Terutama bagi nenek yang tinggal langsung bersama cucunya tersebut—baik yang tinggal dirumah orang tua sendiri maupun yang tinggal dirumah mertua—perhatiannya kadang melebihi apa yang bisa kita tunjukkan kepada anak kita sendiri.
Euforia yang dirasakan oleh para nenek sama dengan yang mereka rasakan dulu ketika melahirkan anak-anaknya. Para nenek tidak akan segan untuk mengurusi segala urusan dan tetek bengek kebutuhan cucunya.
Bahkan untuk memandikan hingga membersihkan kotoran cucunya, para nenek dengan senang hati akan melakukannya.Â
Hingga cucunya telah memasuki masa pemberian MPASI. Para nenek akan memberikan makanan yang mereka anggap adalah makanan terbaik untuk cucunya.
Memang benar terkadang antara orang tua dan mertua memiliki pandangannya masing-masing terkait makanan mana saja yang perlu diberikan kepada cucunya.
Pada masa pemberian MPASI ini seringkali terjadi perselisihan paham baik antara anak, orang tua hingga mertua. Semuanya memiliki pandangannya masing-masing tentang bagaimana, seperti apa, atau apa saja yang boleh atau tidak boleh diberikan kepada bayi pada masa pemberian MPASI.
Padahal pemberian menu MPASI bagi si buah hati perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik, mengingat semua bayi ini masih rentan terhadap apa yang dicernanya.
Suatu hal yang pasti adalah memberikan menu MPASI harus disesuaikan dengan usia si buah hati. Jenis menu MPASI yang akan diberikan untuk bayi usia 6 bulan tentu tidak sama dengan usia 10 bulan.Â