Namun, fenomena learning loss yang diduga telah terjadi di masa pandemi sampai pula ke telinga mas menteri dan Kemdikbud.
Dari permasalahan yang ada selama masa pandemi, Kurikulum Merdeka dihadirkan dengan harapan dapat menjembatani pemecahan permasalahan yang ada.
Kurikulum Merdeka dikenalkan dengan cukup terburu-buru demi menggesa pengimplementasiannya pada tahun ajaran yang baru dan sedang dihadapi saat ini.
Bahkan selama masa liburan sekolah setelah pembagian rapor kemarin, guru dan sekolah "didesak" untuk bisa memahami seluk-beluk tentang Kurikulum Merdeka yang dihadirkan melalui berbagai platform baik berbasis situs web maupun melalui aplikasi di ponsel pintar.
Untuk aplikasi yang dihadirkan pada smartphone atau ponsel pintar berbasis android dikenal dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Dalam aplikasi PMM ini dihadirkan berbagai hal yang dianggap perlu dan menjadi kebutuhan para guru dalam memahami dan menguasai konsep tentang Kurikulum Merdeka.
Hal yang cukup populer bagi guru terkait keberadaan aplikasi PMM ini adalah pelatihan-pelatihan yang dihadirkan.
Pada tampilan awal atau berada ada wadah untuk pengembangan guru berupa video inspirasi, pelatihan mandiri, bukti karya sebagai bukti kompetensi untuk menginspirasi sesama guru, serta wadah komunitas untuk sama-sama berkembang bersama pendidik lain.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, untuk memulai menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik murid ada menu atau fitur asesmen murid dan menu untuk perangkat ajar.
Nah, yang paling dituntut kepada guru saat ini adalah belajar memahami Kurikulum Merdeka lewat menu Pelatihan Mandiri yang kemudian guru membuat aksi nyata dari materi pelatihan yang telah dipelajari.