Pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi sedikit cerita menarik terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) beberapa waktu yang lalu, setelah kemarin penulis menyinggung terkait kegiatan PPDB 2022 untuk jenjang SD dimana ada beberapa hal yang sering luput dari perhatian orangtua sehingga banyak yang terkendala dalam prosesnya. Berbeda dengan PPDB SD, pada PPDB jenjang SMP lain ceritanya. Pantas untuk kita cermati bersama.
Tahun ini keponakan kami hendak melajutkan studi ke jenjang SMP. Di sekitar lokasi tempat tinggalnya sudah ada SMP negeri yang siap menampung calon siswa yang baru lulus SD untuk melanjutkan studi.
Sama seperti sekolah negeri pada umumnya bahwa fasilitas yang tersedia di SMP negeri tersebut cukup memadai guna menjunjang proses belajar mengajar (PBM). Seharusnya memang SMP negeri menjadi tujuan orangtua untuk melanjutkan masa belajar anaknya setelah lulus dari SD.
Ternyata yang terjadi kali ini tidak demikian. Apa gerangan yang terjadi?
Telah terjadi pergeseran trend di kalangan orangtua untuk menyekolahkan anaknya di MTsN atau Madrasah Tsanawiyah Negeri.
Sebuah sekolah untuk jenjang SMP yang berada dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). jadi MTsN ini juga sama-sama merupakan sekolah negeri.
Walaupun lokasinya agak sedikit jauh dari lokasi tempat tinggal keponakan kami. Jika dibandingkan dengan jarak rumah dengan SMP negeri tadi maka lebih dekat ke SMP. Bahkan keponakan kami bisa saja berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki.
Tapi orangtuanya malah mendaftarkannya ke MTsN walaupun agak sedikit jauh dari rumah kami.
Pilihan kakak kami untuk menyekolahkan anaknya ke MTsN juga dialami oleh para orangtua siswa yang lainnya.
Hampir pada umumnya bahwa para orangtua yang anaknya lulus SD tahun ini khusus yang lokasi tempat tinggalnya berada dekat dengan SMP negeri tadi malah mendaftarkan anaknya ke MTsN yang sama dengan keponakan kami.