Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

9 Langkah Preventif atas 4 Penyebab Kegagalan Mahasiswa Perantauan

27 Juni 2022   12:58 Diperbarui: 1 Juli 2022   22:57 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa yang sedang mengalami masalah di perantauan. (sumber: DOK. PEXELS via kompas.com)

Jika seorang mahasiswa tak mampu menjalankan keduanya secara seimbang maka mungkin ia gagal menjadi mahasiswa yang seutuhnya.

Ketika seorang mahasiswa hanya mampu memprioritaskan salah satunya saja maka ada dua kategori konsekuensi yang akan diperolehnya, diantaranya sebagai berikut:

Pertama, jika seorang mahasiswa hanya fokus mengejar gelar akademik dengan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah, pulang - kuliah, pulang) dan tidak aktif dalam kegiatan organisasi dan kerelawanan, maka jiwa sosialnya menjadi gersang. 

Padahal seorang mahasiswa selain ia dituntut dapat mengejar gelar akademiknya, juga harus mampu memberikan kontribusi dan ikut menyumbangkan ide pemikiran sebagai solusi atas isu dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Kedua, jika mahasiswa terlena dengan dunia organisasi dan sibuk menjadi relawan lalu mengorbankan waktu dan tugas utamanya untuk belajar di bangku perkuliahan maka ia pun mungkin bisa dicap gagal menjadi anak dengan sosok yang diharapkan orang tua. 

Karena mahasiswa tersebut terlalu lama mengorbankan banyak hal, seperti kesempatan usia hingga biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua. 

Jadi, pada masa itu seorang mahasiswa memiliki dua tanggung jawab yakni bagaimana caranya menepati janji dan amanah dari orang tua. Lalu, bagaimana pula tetap dapat menjadi manusia muda yang berkontribusi membawa manfaat bagi lingkungan sosialnya.

Disamping sudah banyak para pelajar atau mahasiswa perantauan yang sukses di tanah rantau dengan membawa manfaat bagi kampung halaman. Ternyata tak sedikit pula mahasiswa perantauan yang gagal.

Baik gagal secara akademik karena kena DO (drop out) maupun gagal menjadi makhluk sosial dan tak dianggap di lingkungan bermasyarakat.

Sebagai mantan mahasiswa, ada beberapa hal yang perlu kami bagikan disini terkait beberapa kebiasan buruk mahasiswa rantau yang harus dihindari. 

Mahasiswa rantau harus menghindari aktivitas yang tak produktif (Foto: Shutterstock)
Mahasiswa rantau harus menghindari aktivitas yang tak produktif (Foto: Shutterstock)
  1. Menjadi mahasiswa tapi tak produktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun