Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Boleh Paylater Asal Tetap Berkarakter

13 Mei 2022   06:51 Diperbarui: 13 Mei 2022   10:05 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paylater/Credit: yeexin0328 on Freepik via depositphotos.com 

Saat ini dunia perbelanjaan online semakin canggih dengan berbagai fitur yang memberikan kemudahan bagi para penggemarnya.

Masyarakat semakin menggemari aktivitas belanja online dengan mudah, simpel dan yang terpenting tidak pakai ribet. Tinggal klik-klik saja dari rumah misalkan maka tinggal tunggu barang diantar kurir ke alamat".

Apalagi sejak pandemi yang lalu, jumlah masyarakat yang terakses marketplace semakin besar pertumbuhannya. Di mana masyarakat yang merasa kesulitan untuk melengkapi kebutuhan melalui cara belanja offline. Sehingga belanja online menjadi jalan ninja.

Ditambah lagi dengan banyaknya faktor penyebab lain yang membuat masyarakat menggemari aktivitas belanja online saat ini.

Seperti banyaknya diskon-diskon yang ditawarkan oleh penjual online, munculnya barang-barang hasil inovasi dan kreativitas dengan harga terjangkau, serta faktor yang paling memengaruhi adalah strategi marketing oleh penyedia aplikasi belanja online.

Sebut saja misalnya Tokopedia atau Shopee yang sangat sering mengadakan event bulanan bertajuk flash sale yang menawarkan banyak sekali keuntungan. Sehingga menjadi magnet yang membuat jiwa konsumerisme dalam diri semakin meronta-meronta.

Kami secara pribadi awalnya tidak suka belanja online. Karena biasanya memang lebih suka belanja secara offline karena lebih akuntabel.

Dimana ketika belanja secara offline kita bisa memastikan kualitas barang yang hendak dibeli. Bisa menanyakan secara face to face terkait kondisi fisik dari barang tersebut.

Berbeda halnya ketika kita hendak belanja online di mana kita hanya mengandalkan intuisi karena godaan yang berat dari tampilan foto-foto barang yang begitu memanjakan mata yang terpampang manja di layar.

Namun, saat ini ternyata para penjual online sudah bisa memberikan jaminan atas kualitas barang online yang hendak kita beli. Dengan menawarkan berbagai garansi.

Sehingga mau tak mau, masyarakat luas dan khususnya kami sendiri ikut terkontaminasi oleh virus belanja online yang mewabah di negeri ini.

Dari banyaknya fitur-fitur canggih yang memberikan kemudahan kepada pengguna aplikasi belanja online ini. Salah satu fitur yang saat ini banyak digandrungi adalah paylater.

Paylater ini bisa kita artikan dengan tawaran berutang kalau kita ibaratkan sedang belanja secara offline. Misalnya kita belanja ke kedai dekat rumah, ketika kita hendak membeli suatu barang dan kekurangan uang maka kita diperbolehkan untuk berutang oleh penjualnya.

Maka seperti itulah cara kerja sebuah paylater. Para online shopper yang memiliki budget terbatas namun sangat ingin membeli suatu barang, sangat diuntungkan sekali dengan adanya fitur paylater ini.

Paylater saat ini sudah ditawarkan oleh berbagai penyedia layanan belanja online lintas aplikasi. Jika Anda sudah menginstal satu saja aplikasi belanja online di handphone maka coba saja cek dipastikan ada fitur paylater saat hendak checkout suatu produk barang yang hendak dibeli.

Namun begitu, paylater ini harus benar-benar dicermati dan ditanggapi secara bijak oleh kita semua sebagai pengguna layanan jasa belanja online.

Walaupun paylater hadir sebagai langkah yang memberikan kemudahan. Di balik itu semua ternyata paylater bisa berubah menjadi sebuah jebakan jika kita tak bisa mencermatinya dengan akal yang sehat.

Menggunakan jasa paylater terkadang sebuah keberuntungan (via www.tricycle-europe.com)
Menggunakan jasa paylater terkadang sebuah keberuntungan (via www.tricycle-europe.com)

Paylater Menawarkan Surga Dunia

Kebaikan yang ditawarkan oleh fitur paylater yang pertama adalah menjadi juru selamat ketika terdesak atau saat-saat penting.

Misalnya tak sedikit pengguna yang terbantu dengan adanya fitur paylater disaat seseorang itu hendak mendapatkan suatu produk atau barang namun terkendala jumlah saat deposit ketika hendak melakukan pembayaran.

Apalagi misalnya saat suasana genting seperti saat hendak membeli obat. Ada kisah salah seorang rekan kerja saya yang hendak membelikan obat untuk istrinya yang baru melahirkan karena payudaranya membengkak akibat ASI yang sirkulasinya tersendat.

Kondisi seperti ini adalah kondisi yang sangat penting untuk mendapatkan pelayanan medis secara cepat dan tepat. Karena jika tidak, kondisi ini dapat mengancam nyawa si ibu berikut bayinya.

Dokter menyuruh untuk membeli suatu obat. Ketika ditanya di apotek ternyata harganya lumayan menguras isi dompet. Sedangkan ia saat itu tengah berhati-hati melakukan transaksi pengeluaran karena dana yang sudah dialokasikan untuk biaya persalinan di rumah sakit.

Ketika ia mengecek obat tersebut di situs atau aplikasi belanja online. Ternyata obat tersebut dijual dengan harga miring karena adanya diskon dan pembayarannya pun bisa dilakukan dengan cara paylater.

Akhirnya rekan kerja saya tersebut melakukan transaksi pembayaran dengan cara paylater. Rekan kerja saya menceritakan pengalamannya itu dengan penuh haru dan sangat bersyukur sekali dengan adanya fitur paylater ini.

Untuk pengalaman penulis secara personal tentang paylater ini adalah ada suatu momen Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional), dimana kami hendak ingin membeli suatu barang yang sedang benar-benar dibutuhkan dan sedang diskon besar-besaran atau banting harga.

Sedangkan saldo deposit yang tersisa di aplikasi tidak mencukupi untuk dilakukan pembayaran. Mau top up saldo pun ternyata saldo di rekening tidak mencukupi pula saat dilakukan pengecekan via mobile banking.

Alhasil, kami pun harus memilih cara pembayaran melalui fitur paylater ini. Dan kami beruntung bisa mendapatkan barang yang sangat dibutuhkan itu. Bagaikan suatu keajaiban saat kondisi penuh tekanan.

Dari kedua kisah pengalaman di atas bisa kita anggap bahwa paylater ini hadir ibarat sebuah surga dunia dengan keajaibannya. Itu dari sudut pandang penilaian dari sisi positifnya saja.

Ilustrasi hidup penuh tekanan karena tidak bisa mengendalikan diri dan terjebak paylater (via wajibbaca.com)
Ilustrasi hidup penuh tekanan karena tidak bisa mengendalikan diri dan terjebak paylater (via wajibbaca.com)

Neraka Paylater: Penuh Cobaan dan Tekanan

Kehadiran paylater ini juga bisa menjadi sebuah neraka bagi para penggemar belanja online. Ketika mereka tidak bisa mengendalikan jiwa konsumerisme yang sedang kambuh. Sehingga kehadiran paylater menjadi sebuah cobaan yang sangat berat.

Ketika seseorang tidak bisa menghindarkan hasratnya untuk belanja dan tidak bisa pula menyikapi cobaan diskon yang membabi buta itu maka seseorang bisa tergelincir ke lubang neraka dunia.

Lain lagi ketika seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaannya yang suka berutang dengan budget yang pas-pasan. Dimana paylater tidak hanya sekadar menghadirkan kemudahan secara cuma-cuma, namun juga melepaskan jaring jebakan dari bunga yang diakumulasikan secara harian.

Ketika seseorang tidak bisa menebus dana paylater yang telah terpakai. Lalu mengabaikannya tagihan paylater begitu saja.

Maka pada akhirnya dana paylater yang harus dikembalikan akan semakin besar dan berkali-kali lipat dari dana sebelumnya yang telah digunakan untuk transaksi pembelian.

Tak sedikit kasus yang timbul ke permukaan akibat tagihan paylater yang melambung tajam yang membuat seseorang menjadi sangat terkejut dan terheran-heran kenapa tagihan sebesar itu bisa terjadi. Benar-benar diluar dugaan.

Teman-teman Kompasianer semuanya bisa menyimak informasi kasus terkait paylater ini dari berbagai sumber di lintas portal berita.

Ketika seseorang tidak dapat segera mengembalikan dana paylater yang telah terpakai maka ia akan dikejar-kejar oleh "malaikat maut" yang menjelma dalam rupa seorang dept collector.

Ketika kita sudah dalam kondisi stres karena jeratan paylater yang sudah "luar binasa", maka dunia sudah terasa bagaikan neraka.

Hikmah Adanya Paylater

Kehadiran paylater ini memberikan kita berbagai pelajaran ketika kita bisa mencermatinya dengan bijak. Tak hanya itu, paylater bisa juga menghadirkan pesan moral untuk kita semua.

Sebelum kita benar-benar mencoba terlibat dalam transaksi belanja menggunakan jasa paylater ini. Maka hendaklan kita memperhatikan beberapa hal dibawah ini.

Pertama, belajar menimbang-nimbang sebuah keputusan. Dengan adanya sisi positif dan juga sisi negatif dari kehadiran paylater, maka hendaklah kita benar-benar memperhitungkan apa dampak yang nantinya akan ditimbulkan. Segala sesuatunya ada konsukuensinya.

Kedua, belajar majamen keuangan. Ketika seseorang sudah terlanjur memanfaatkan fitur paylater. Maka kedepannya ia akan belajar mengelola keuangannya. Berapa dana yang masuk atau jumlah penghasilan yang diterima maka disesuaikan dengan alokasi dana yang akan digunakan untuk keperluan transaksi belanja online.

Ketiga, menentukan skala prioritas. Sebelum seseorang hendak memasukkan suatu barang ke dalam keranjang belanja pada aplikasi maka ia sangat perlu untuk menentukan apakah barang tersebut benar-benar harus dibeli atau masih bisa ditangguhkan sementara karena ada sesuatu yang lebih penting untuk didahulukan. Dalam artian, belanjalah sesuai kebutuhan bukan keinginan semata karena lapar mata.

Keempat, belajar menekan jiwa konsumerisme yang berlebihan. Hasrat belanja online saat ini dimiliki oleh semua pengguna aplikasi belanja online. Semua gender menggemarinya, baik kaum perempuan maupun bagi kaum laki-laki. Ada saja barang yang hadir dengan berbagai diskon dan penawaran yang membuat kita terkadang susah untuk lepas dari tarikannya. 

Belanja online itu baik. Tapi kalau sudah berlebihan dan tak terkontrol maka akan berubah menjadi malapetaka. Kita harus selalu berusaha menekan jiwa konsumerisme yang berlebihan agar tak berubah menjadi bencana.

Kelima, tidak berutang kalau tidak ada alasannya. Paylater adalah utang. Dan utang dalam bentuk apapun wajib untuk dilunasi. Dalam dunia nyata di kehidupan sehari-hari pun kita dituntut agar tak terbiasa berutang kalau tidak alasan yang dapat diterima akal dan perasaan. 

Menekan kebiasaan berutang ini harus diterapkan dalam kehidupan nyata dan dunia maya via aplikasi belanja. Jangan sampaikan kita tak berutang kepada seorang pun di kehidupan sehari-hari. Tapi sebaliknya utang kita dari pinjaman paylater malah tak terkendali.

Keenam, hidup sederhana tetap yang utama. Walaupun tingginya tegangan arus belanja online yang selalu menarik diri dan menggerakkan jari kita untuk memasukkan barang ke dalam keranjang belajaan di aplikasi. Serta beratnya cobaan saat datangnya Harbolnas.
Hendaklah kita tetap menjaga kewarasan dan tidak lupa diri. Itu semua bisa dikendalikan jika kita sudah menjadi gaya hidup sederhana menjadi sebuah prinsip hidup yang harus dijalani.


Demikianlah bagaimana cara kita memposisikan diri saat berhadapan dengan godaan paylater. Paylater itu sebuah kemudahan. Tapi ketika kita abai dengan prosedurnya maka paylater dapat berubah menjadi mimpi buruk yang begitu kelam.

Tetap menter dengan paylater, jadilah online shopper yang super.

== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun