Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Mengajar Menerapkan Kurikulum 2013

16 Oktober 2013   16:43 Diperbarui: 10 April 2022   23:08 8331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Yogyakarta, Pitopang --- Beberapa waktu yang lalu saya dan teman-teman TIM PPL-KKN Integratif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah menyelesaikan masa praktik mengajar di SMA Negeri 2 Wates. Banyak pengalaman yang telah kami dapatkan selama mengikuti proses belajar mengajar dan proses persekolahan di sekolah tersebut. Pengalaman-pengalaman berharga tersebut selayaknya mesti saya bagikan agar kegiatan kami selama di sekolah menjadi sebuah kegiatan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kita semua terutama dalam hal pembelajaran dan penerapan Kurikulum 2013. Ya... selama lebih kurang dalam waktu 3 bulan yang lalu, 4 Juli hingga 4 Oktober 2013 tersebut kebetulan saya dan seorang teman PPL-KKN telah bersentuhan langsung dengan yang namanya Kurikulum 2013. Seperti apa pengalaman yang saya dapatkan dalam menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di SMA Negeri 2 Wates? Ini dia!

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang masih seumuran jagung. Kurikulum 2013 ini mulai diterapkan pada tahun ini. Berarti saya termasuk pendidik (baca: calon guru) yang sudah memiliki pengalaman seperti apa Kurikulum 2013 itu. 

Sesuai hemat saya, kurikulum ini masih belum bisa dikatakan sempurna dalam penerapannya. Namun kita tidak boleh mengatakan kalau penerapannya gagal. Penerapan kurikulum ini sudah cukup baik. Karena masih baru tentu sudah pasti menghadapi dan menemui banyak kendala dan kekurangan. 

SMA Negeri 2 Wates saat ini telah menerapkan Kurikulum 2013 khusus untuk kelas X sedangkan untuk kelas XI dan XII masih menggunakan kurikulum lama. Akan tetapi implementasi Kurikulum 2013 masih belum berjalan dengan baik karena kurikulum ini masih dalam tahap pengenalan dan sosialisasi. Maka pemberdayan SDM di SMA Negeri 2 Wates terutama tenaga pendidik agar mampu membuat sistem pembelajaran yang tepat sesuai dengan Kurikulum 2013.

Pelaksanaan praktik pembelajaran di SMA Negeri 2 Wates, saya ditugasi mengajar untuk mata pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas X (Sepuluh) adalah 3 jam pelajaran. Dalam waktu 3 jam untuk sekali pertemuan. Adapun pratikan mengajar di kelas X MIA 1, X MIA2 dan X MIA 3.

Meninjau silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menurut kurikulum 2013 dari guru pembimbing adalah hal utama yang kami lakukan. Silabus merupakan rangkaian garis besar perencanaan pembelajaran selama satu semester yang dijadikan panduan untuk menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, peninjauan silabus mata pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai dengan kurikulum 2013 oleh mahasiswa praktikan dilakukan agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dibuat selaras dengan perencanaan global yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berdasar pada draf yang telah diperoleh dari pemerintah. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan utama yang ditetapkan oleh guru pembimbing. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Alokasi Waktu dan Sumber Belajar.

Mencari dan memilih sumber belajar yang relevan untuk digunakan. Pencarian dan pemilihan sumber belajar yang relevan merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa pada saat pembelajaran. Hal ini bertujuan agar dalam menyampaikan materi mahasiswa praktikan tidak melenceng dari materi yang diajarkan. Adapun sumber belajar yang dipilih adalah buku PAI  pegangan siswa kurikulum KTSP, buku PAI pegangan guru kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, buku paket yang memadai, internet dan buku lainnya.

Mempelajari materi-materi yang akan disampaiakan. Mempelajari materi yang akan disampaiakn sangatlah penting adanya, hal ini bertujuan untuk agar mampu menguasai materi yang akan disampaikan, sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.

Memilih dan menetapkan strategi dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan strategi dan metode pembelajaran sangatlah penting dalam melaksanakan suatu pembelajaran agar mampu mengaplikasikan dengan tepat dan sesuai dengan kompetensi yang ada. Disamping itu strategi dan metode pembelajaran digunakan agar proses pembelajaran tidak monoton sehingga mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Dalam pemilihan strstegi pembelajaran kami juga memperhatikan agar siswa aktif dan kreatif.

Mencari dan memilih media pembelajaran yang akan digunakan. Alat dan media pembelajaran merupakan alat bantu untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa tercover dan berlangsung secara efektif dan efisien. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Mahasiswa praktikan menggunakan media yang terdapat di dalam ruang kelas seperti white board, LCD, spidol, kertas HVS dll. 

Memilih dan menemtukan sistem evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Evaluasi pembelajaran dilakukan sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test). Dalam hal ini kami menggunakan sistem evaluasi tes lisan atau menanyakan beberapa pertanyaan secara spontan dan memberi tugas individu maupun kelompok pada peserta didik. Selain itu, siswa juga dituntut untuk menghafal salah satu ayat sesuai dengan materi yang disampaikan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi acuan atau tolak ukur keberhasilan praktikan dalam mengajar.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan rencana pembelajaran yang akan dijadikan rujukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Penyusunan RPP ini mengacu pada silabus yang telah ada sehingga materi yang disampaikan tidak melenceng dari pedoman kurikulum yang digunakan. Dalam penyusunan RPP, kami berkonsultasi dengan guru pembimbing terlebih dahulu. Di dalam RPP harus memuat beberapa komponen seperti kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan, materi, metode, kegiatan pembelajaran, alat/media/sumber belajar serta penilaian hasil belajar.  

Penyusunan RPP dilakukan setiap kali mahasiswa praktikan akan melaksanakan praktik pembelajaran (setiap pertemuan). Konsultasi RPP dilakukan setelah RPP selesai disusun oleh mahasiswa praktikan kepada guru pembimbing  dan setelah dipraktikkan di kelas. Konsultasi dilakukan agar praktikan mengetahui kekurangan RPP tersebut. Konsultasi ini untuk memberikan gambaran ataupun masukan kepada mahasiswa praktikan dalam menyusun RPP secara tepat.

Dalam penyajian materi, praktikan menyampaikan pokok materi kepada peserta didik. Praktikan menerangkan pelajaran, sementara peserta didik mendengarkan lalu menirukan sesuai yang diperintahkan oleh praktikan. Dalam hal ini praktikan berusaha mengantisipasi kekurang pahaman sebagian peserta didik dengan melakukan pengulangan beberapa kali. Materi yang disampaikan oleh praktikan menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan materi yang disajikan, karena mengingat karakteristik setiap kelas berbeda-beda maka praktikan menggunakan strategi yang berbeda pula dengan menyesuaikan kondisi kelas.

Dalam proses pembelajaran di kelas membutuhkan media sebagai sumber belajar. Adapun media yang digunakan praktikan diantaranya adalah: white board, spidol, penghapus, kertas HVS, LCD, buku paket, kitab Al-Quran dan terjemahan, dll. Sedangkan untuk sumber materi praktikan menggunakan beberapa buku acuan yang tersedia di perpustakaan, buku pegangan guru kurikulum terbaru dan dari internet. 

Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum maka evaluasi mutlak diperlukan. Dari evaluasi ini peserta didik dapat mengetahui kemampuan dalam memahami pelajaran yang telah dipelajarinya. Evaluasi yang kami diterapkan adalah dengan evaluasi secara lisan maupun non lisan (tertulis). Evaluasi secara lisan dilaksanakan ketika proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan secara tulisan dilaksanakan dengan memberi tugas (individu atau kelompok) dan ulangan harian.

Kami dalam menerapkan kurikulum 2013 ini tentu menemui banyak faktor pendukung begitu juga faktor penghambat di lapangan. Adapun faktor pendukung adalah sebagai berikut:

  • Fasilitas yang diberikan sekolah cukup memadai
  • Peserta didik yang aktif sehingga pembelajaran berjalan dengan baik
  • Guru pembimbing yang sangat membantu dalam memberikan masukan agar pembelajaran berjalan dengan lancar
  • Kerja sama yang sangat baik antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Lalu bagaimana dengan faktor penghambatnya? Tentu kami juga menemui berbagai kendala dalam menerapkan kurikulum ini. Secara garis besar praktik pembelajaran berjalan dengan baik, namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa kendala yang dihadapi. Hal yang menjadi kendala adalah pelaksanaan kurikulum 2013 untuk kelas X yang masih belum sempurna. Belum ada buku pegangan untuk guru dan siswa, pembagian jam pelajaran pada silabus yang masih membingungkan, dan hal yang menyangkut penetapan kurikulum 2013. 

Namun hal tersebut tidak menjadi kendala yang berarti karena guru pembimbing selalu membimbing dengan kesabaran juga menjadi pengalaman yang berharga untuk mahasiswa praktikan. Kami, mahasiswa praktikan juga menjadi lebih aktif dalam mencari materi yang akan diajarkan. 

Sebenarnya kami dalam menerapkan kurikulum 2013 ini masih hitam-putih. Dalam arti bahwa kami telah berusaha mencoba menerapkan kurikulum ini sesuai dengan yang disosialisikan dan diarahkan oleh pemerintah. Selama di sekolah, kami sudah dua kali mengikuti kegiatan sosialisasi dan pembinaan dalam menerapkan Kurikulum 2013. Jadi apa yang kami coba lakukan jelas sudah berdasar pada koridor dan arahan dari pemerintah atau Kementrian Pendidikan. Namun karena masih baru dan kurikulum ini belum dilakukan evaluasi, jadi kami berpikir bahwa seperti apapun penerapannya merupakan hal wajar mengingat keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki. 

Demikianlah pengalaman saya dan teman-teman PPL-KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam menerapkan Kurikulum 2013. Saya berharap semoga pengalaman ini memberikan banyak manfaat untuk kita semua terutama bagi diri saya pribadi agar ke depannya lebih baik lagi dalam menerapkan Kurikulum 2013.


Cek artikel terkait; Penerapan Kurikulum 2013 Masih Butuh Pendampingan, Pembinaan Kurikulum 2013 Masih Terus Dilakukan.

 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun