Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembinaan Kurikulum 2013 Masih Terus Dilakukan

27 September 2013   16:48 Diperbarui: 12 November 2022   10:23 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Wates, Kulon Progo - Kurikulum 2013 memang sudah resmi digulirkan dan diterapkan oleh banyak sekolah di indonesia. Mulai dari jenjang SD hingga SMA. Namun penerapan kurikulum yang katanya sangat religius ini masih sangat membutuhkan sosialisasi, pendampingan dan bimbingan dalam menerapkannya.

Seperti saat beberapa waktu yang lalu di SMAN 2 Wates telah diadakan semacam pembinaan bagi guru-guru PAI yang mengajar di wilayah Wates dan Kulon Progo dalam menerapkan kurikulum 2013 ini. 

Tepatnya pembinaan ini telah dilaksanakan pada Selasa (25/9/13). Pesertanya selain guru-guru PAI tersebut, kami dari kelompok PPL-KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang masih melaksanakan tugas PPL-KKN di SMAN 2 Wates tersebut juga ikut berpartisipasi untuk menyimak dan menambah pengetahuan bagaimana pelaksanaan kurikulum ini bisa terwujud sesuai dengan yang diharapkan.


pembinaan bagi guru-guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 (dokpri)
pembinaan bagi guru-guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 (dokpri)

Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan penjelasan mengenai seperti apa sebenarnya kurikulum ini. 

Lalu, setelah waktu istirahat dan shalat zuhur, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk mencoba membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) setelah itu dipresentasikan di depan kelas atau ruangan itu layaknya proses pembelajaran yang dilakukan bersama siswa.

Pada kurikulum 2013 ini ada beberapa elemen perubahan yang terjadi. Seperti perubahan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Pada Kompetensi Lulusan misalnya saja adanya peningkatan dan keseimbangan  soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pada Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi  dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,  Mencoba,  Mengolah , Menyaji,  Menalar dan Mencipta

Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di  lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Kemudian masalah sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan keteladanan.

pembinaan bagi guru-guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 (dokpri)
pembinaan bagi guru-guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 (dokpri)

Untuk Penilaiannya saja berbasis kompetensi. Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]

Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan). Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan). Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa). 

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated curriculum]. Lalu Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.

Pada kurikulum 2013 ini dirumuskan juga proses yang diharapkan mampu meningkatkan kreativitas. Pada Proses Pembelajaran, menggunakan Pendekatan saintifik dan kontekstual. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing [mengamati], Questioning [menanya], Associating [menalar], Experimenting [mencoba] dan Networking [Membentuk jejaring].

Sedangkan untuk Proses Penilaiannya, Penilaian Otentik. Seperti dilakukannya penilaian berbasis portofolio, pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dan lainnya.

Pada Kurikulum 2013 ini juga dirumuskannya Kompetensi Inti. Pada mata pelajaran Agama misalkan saja menekankan pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dicita-citakan peserta didik memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan  bakat, minat, dan kemampuannya. 

Juga diharapkan mampu memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir.

Perlu ditekankan kembali bahwasanya pada kurikulum 2013 ini pendekatan yang diambil yakni Pendekatan Scientifik. Yang pada aktifitas belajarnya terdapat kegiatan mulai dari mengamati hingga mengkomunikasikan seperti yang tadi diatas saya sampaikan.

dalam kurikulum 2013, siswa mengamati, menalar, menanya, kemudian juga mengkomunikasikan (dokpri)
dalam kurikulum 2013, siswa mengamati, menalar, menanya, kemudian juga mengkomunikasikan (dokpri)

Pada proses mengamati, bisa berupa Melihat, Membaca, Mendengar, Memperhatikan tayangan. Misalkan peserta didik memperhatikan tayangan  kutipan film “Lasykar Pelangi” dan penjelasan guru.

Menanya kegiatan yang dilakukan adalah Menanya, Memberi umpan balik, Mengungkapkan. Dialog mendalam secara klasikal untuk mengungkap tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu. Melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan: Mengapa harus mencari ilmu? Nama tokoh teladan tersebut dalam mencari ilmu? Cara menyampaikan ilmu kepada sesama? dan semacamnya.

Eksplorasi itu berarti berpikir kritis, mendialogkan dan mengeksperimen. Peserta didik melakukan diskusi kelompok mengenai : keharusan mencari ilmu, keutamaan menuntut ilmu, kegigihan tokoh teladan dalam mencari ilmu, cara menyampaikan ilmu kepada sesama.

Asosiasi, Menghubungkan dengan materi lain, membuat rumusan. Peserta didik melaksanakan kegiatan seperti : melakukan analisis pentingnya menuntut ilmu, melakukan kajian tentang manfaat ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, melakukan analisis  ilmu dapat membuahkan produk.

Selanjutnya pada kegiatan Mengkomunikasikan bisa berbentuk Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan. Peserta didik melaporkan hasil analisis dan diskusi tentang: pentingnya menuntut ilmu, manfaat ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dan pentingnya ilmu untuk membuat produk.

Istilah autentik merupakan sinonim dari  asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 

Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. 

Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru

Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik”. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian (PEMBELAJARAN YANG AUTENTIK).

Seperti yang saya sampaikan diawal tadi bahwasanya pada kegiatan pembinaan yang diadakan di SMAN 2 Wates kemaren itu kami peserta yang hadir juga belajar merumuskan dan membuat RPP yang sesuai dengan instrumen kurikulum 2013.

guru-guru berdiskusi kelompok merumuskan RPP (dokpri)
guru-guru berdiskusi kelompok merumuskan RPP (dokpri)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 

Karena Silabus belum Final maka pembuatan RPP berkiblat pada Buku Siswa dan Buku Guru. Kemudian, guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. 

Demikianlah kegiatan pembinaan yang kami peroleh mengenai penerapan kurikulum 2013 ini. Bagaimanapun kita mesti berprasangka baik dan selalu berpositif thinking bahwasanya kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang selama ini dicita-citakan demi kemajuan bangsa dan negara.

Seperti yang sudah sama-sama kita tahu bahwasanya Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. WAW!!! LUAR BIASA SEKALI, bukan…?!

Salam Kurikulum 2013 :)

*****

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun