Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Waspada Kriminalitas Saat Berwisata

1 April 2013   22:28 Diperbarui: 23 April 2022   11:19 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Admin (shutterstock) by Kompasiana.com




Waspada Kriminalitas Saat Berwisata

Berwisata atau berlibur merupakan sebuah kegiatan yang amat ditunggu dan dinanti-nantikan oleh sebagian besar masyarakat. Terutama bagi mereka yang hari-harinya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan seperti bekerja, mencari nafkah dan melakoni berbagai profesi lainnya. Sehingga ketika masa liburan atau cuti tiba, kesempatan itu akan digunakan semaksimal mungkin untuk kegiatan refreshing jiwa dan raga yang salah satu upayanya bisa dengan berwisata.

Indonesia, Negara kita tercinta gudangnya pariwisata. Semuanya ada disini. Yang dimiliki oleh Negara lain, di indonesia pasti ada. Tapi belum tentu apa yang ada di indonesia, bisa dijumpai di Negara lain. Itulah kelebihan pariwisata indonesia. Untuk itu kita sebagai warganya perlu untuk menghargai dengan salah satu caranya adalah dengan berwisata atau mengunjungi objek-objek wisata yang ada.

Kriminalitas bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. yang jelas jika ada kesempatan yang mendorong kearah tersebut maka  tindak kriminalitas akan terjadi. Benar juga seperti apa yang selalu diingatkan oleh “Bang Napi; kejahatan bisa terjadi jika ada kesempatan”.

Lalu apa hubungan antara wisata dengan kriminalitas? Apakah ada hubungan antar keduanya? Bisakah tindak kriminalitas terjadi saat berwisata? Yaa.. tentu jelas bisa.. malah tindak kejahatan di dunia pariwisata merupakan lahan yang empuk untuk melacarkan aksi.

Kebetulah topik pembicaraan kita minggu ini temanya berkaitan dengan aksi waspada tindak kriminal. Semua orang pasti punya pengalaman pahit yang berkaitan dengan tindak criminal atau kejahatan. Banyak orang yang menjadi korban kejahatan. Baik itu kejahatan skala besar maupun skala kecil. Baik itu kejahatan berat maupun ringan. Kita semua termasuk saya pribadi tentu pernah menjadi korban.

Kali ini saya akan berbagi kisah mengenai tindak kejahatan yang terjadi dalam suasana wisata. Sekitar setahun yang lalu saya sudah menjadi korban tindak penipuan saat jalan-jalan ke Nol Kilometer Yogyakarta. Itu pengalaman yang terjadi untuk kedua kalinya. Berarti tahun sebelumnya saya juga sudah menjadi korban atas tindak penipuan dalam bentuk serupa. Hanya pelaku dan caranya saja yang sedikit diimprovisasi.

Penipuan yang saya alami bentuknya adalah penipuan skala ringan. Sebenarnya bagi saya pribadi tak masalah karena skalanya yang ringan dan tidak terlalu merugikan saya. hanya saja ada rasa kecewa dan tidak terima untuk dibohongi seperti itu. sehingga perlu bagi saya untuk membagikan kisah ini kepada teman-teman semua agar tidak menjadi korban penipuan serupa nantinya.

Pelaku berpura-pura kehabisan uang. ia ke kota dalam rangka mengurus sesuatu. Ada keperluan yang harus dilakukan. Memerlukan biaya untuk mengurusinya. Sehingga saat urusannya selesai, sisa uang yang ada tidak cukup untuk pulang ke rumah. Pelaku tentu paham cara dan trik untuk mengelabui calon korban. Dengan ekspresi sedih yang bisa menimbulkan rasa iba dari calon korbannya. Ketika korban sudah merasa iba biasanya korban akan dengan mudah untuk mengeluarkan uangnya untuk pelaku. Biasanya sih pelaku tidak mematok jumlah uang hanya diserahkan seadanya pada calon korban. Terserah calon korban mau memberikannya. Namun tentu biasanya pasti calon korban akan memberikan dengan jumlah uang yang lumayan besar. Puluhan ribu rupiah.

Kadang kita bisa tertipu hanya karena rasa iba kita pada mereka yang sedang kesusahan. Itu yang kadang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sangat disayang sekali bukan…

Pengalaman lainnya adalah kisah yang dialami oleh teman. Ia menjadi korban penipuan dengan modus gadget. Ia ditipu oleh turis yang menawarkan gadget dengan merek produsen terkenal. Menawarkan barang dengan bentuk dan tampilan benar-benar mirip aslinya. Padahal barang tersebut palsu.

Si turis nakal menawarkan barang tersebut karena alasan benar-benar membutuhkan uang. karena katanya ia kehabisan uang. ia rela walaupun mengorbankan gadget kesayangannya. Bagi kita tentu mendapatkan gadget dengan harga murah tentu sangat diminati. Apalagi jika barangnya bagus dan terkini. Itulah kesalahan sebenarnya. Jika mau ditipu lantaran tampilan yang menggoda dari sisi luar padahal dalamannya sangat menipu dan sangat mengecewakan.

Dua kisah diatas sudah cukup memberi kita peringatan agar selalu bersikap waspada terhadap tindak kejahatan. Walaupun kita tengah berwisata namun rasa kewaspadaan tetap sangat diperlukan agar tidak menjadi korban. Karena jika telah menjadi korban, dalam hati kita hanya akan tinggal rasa kecewa dan kesal karena telah menjadi korban. Walaupun kerugian yang dialami tidaklah seberapa namun rasa kecewa dan kesal tentu jauh lebih besar dari kerugian materi yang bisa diganti dengan materi lainnya.

Sebenarnya banyak contoh tindak kejahatan yang bisa terjadi di dunia pariwisata. Tidak hanya dua kisah diatas. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan keuntungan yang mendapatkannya dengan cara yang sangat mudah.

Kita masing-masing secara pribadi sebenarnya bisa menangkal itu semua dengan cara dasar. Cara seperti apa yang dimaksud? Yang pelu kita lakukan adalah tetap focus dan selalu mengutamakan logika. Coba lebih mengeksplor logika dan kebenaran. Apakah sesuatu itu bisa diterima akal sehat atau tidak. Jangan cepat-cepat mengambil sikap.

Bersikaplah dengan bijak. Bedakan antara pelaku kejahatan dengan mereka yang memang butuh bantuan kita. Di tempat wisata sekalipun banyak orang-orang perlu kita bantu. Kita bisa menyedekahkan sebagian harta untuk membantu menghidupi mereka yang tidak berada. Dan itu jauh lebih baik daripada tertipu oleh mereka yang tidak bertanggung jawab.

Semua diserahkah kembali pada diri masing-masing. Kita punya akal dan perasaan. Kita bisa mendengarkan hati nurani. Sejatinya hati kita akan berbisik jika kita berhadapan dengan orang yang diragui. Jika kita merasa ragu maka lebih baik tinggalkan pandangan mereka. Akal perlu digunakan untuk mencerna apakah itu semua masuk akal atau tidak. Jika tidak, maka juga lebih baik berlalu meninggalkan mereka.

Itu dulu ya.. semoga ada manfaatnya.. lain waktu jika anda-anda semua tengah berwisata atau berlibur, ingat ya apa yang saya sampaikan diatas. Semoga kita terhindar dari berbagai tindak kejahatan dan kriminalitas yang selalu mengintai di luar sana. Salam… ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun