Suatu hari, tepatnya Jumat (3/1) yang lalu, di siang yang cerah dengan sinar mentari dan angin berembus menyertainya, pikiran saya melayang entah kemana. Membayangkan asa dan mimpi yang belum tercapai serta memikirkan hal lain yang mungkin saat itu terlintas dalam benak dan pikiran. Saat itu saya sedang duduk santai di depan parkiran mobil dosen sambil bersandar ke batang sebuah pohon disana. Ketika tengah asyik melamun, tiba-tiba ponsel saya berdering menandakan sebuah pesan telah dikirim oleh si pengirim ke ponsel saya. Saya pun beranjak dari lamunan, dan bergegas meraih ponsel yang berada di dalam saku celana.
Lalu saya pun segera menghidupkan layar ponsel dan mengeceknya di kotak masuk. Hmm.. Sebuah pesan tanpa identitas pengirim membuat saya setengah penasaran setengah mengabaikan. Penasaran apakah itu pesan yang isinya pemberitahuan menang undian atau apakah pesan biasa dari seseorang yang tak dikenal untuk sekedar menyapa atau minta pula, haha…
Dan ternyata… waw!! Isinya seperti ini,
“Selamat siang Mas Akbar. Saya Intan dari Bentang Pustaka. Tanggal 7 Januari kami akan mengadakan siaran mengenai buku seri Kompasiana di Radio Buku. Apakah Mas Akbar bersedia menjadi salah satu narasumber?”
Wah, ternyata pesan tersebut dikirim oleh pihak penerbit Bentang Pustaka yang selama ini bekerja sama dengan pengelola Kompasiana menerbitkan buku-buku yang berasal dari tulisan para Kompasianer. Saya merasa senang bercampur galau. Saya senang karena saya diminta menjadi narasumber namun sebaliknya saya juga merasa galau karena selama ini saya belum pernah diminta jadi narasumber untuk bicara di radio. Singgah ke radio untuk main-main saja belum pernah apalagi diminta bicara sedikit banyak tentang topik yang akan dibahas. Duh…
Walau demikian, saya tetap optimis dan harus percaya diri. Kapan lagi kan bisa siaran di radio. Walaupun saat itu saya masih merasa sedikit galau karena nanti takut salah-salah bicara, namun saya yakin saya pasti bisa. Kesempatan langka ini sayang sekali jika dilewatkan begitu saja. Kebetulan di hari yang direncanakan itu saya sedang tidak ada kegiatan di kampus dan kegiatan lainnya. Jadi saya setuju untuk dijadikan salah satu narasumber.
Saya awalnya mengatakan kepada Mbak Intan bahwa saya belum pernah siaran. Saya khawatir jika nanti malu-maluin. Tapi ternyata respon Mbak Intan cukup positif dengan memberitahukan saya bahwa nanti juga ada kompasianer lain yang juga jadi narasumber. Dan tenang saja nanti katanya pasti akan dibantu sedikit banyaknya untuk bicara. Akhirnya saya merasa sedikit lega. Alhamdulillah…
Yaa.. Selain saya yang diminta sebagai narasumber, masih ada seorang lagi yaitu Mas Arthur yang juga seorang Kompasianer. Beliau berasal dari Kalimantan Barat yang saat ini bekerja sebagai content writer. Kebetulan beliau juga lagi di Jogja. Saya dan Mas Arthur akan bercerita mengenai tulisan kami dan tulisan Kompasianer lainnya yang telah dibukukan maupun yang akan segera dibukukan oleh Bentang.
Kemaren, Selasa (7/1), kami telah melakukan rekaman suara untuk nanti disiarkan oleh Radio Buku Jogja kepada para “book lovers”, sebutan bagi para pendengar setia Radio Buku. Ternyata kami rekaman dulu bukan siaran langsung secara on air. Untunglah, karena rekaman tersebut nanti akan diedit dulu untuk disesuaikan dengan jeda waktu penyiaran yang telah ditentukan.
Di awal siaran, saya benar-benar merasa sangat jordgi alias grogi. Grogi tingkat tinggi dan level pedas, huh hah… bagaimana tidak. Saya belum terlalu mengenal Mbak Intan dan temannya Mbak Sofi yang saat itu menemani kami siaran. Ditambah dengan Mas Arthur yang lebih senior dalam menulis dan bicara di depan umum atau katakanlah itu bicara yang nantinya akan diperdengarkan kepada banyak orang. Kami baru beberapa saat sebelum siaran saling sapa dan berkenalan. Sedangkan saya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang suka malu dan sedikit bicara kepada orang yang belum terlalu saya kenal. Bagi saya mereka adalah orang-orang yang hebat. Berbicara mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk suara serta berbicara di depan orang-orang hebat seperti mereka membuat saya cukup merasa grogi.
Diawali dengan memperkenalkan diri masing-masing terlebih dahulu lalu barulah setelah itu kami memasuki segmen sharing tentang buku. Sebanarnya ada tiga buku yang akan dibahas, pertama, buku berjudul “Cinta Indonesia Setengah” yang telah diterbitkan dan telah beredar di toko-toko buku terdekat. Kedua, buku yang berjudul “Jelajah Negeri Sendiri” yang sebentar lagi akan terbit karena baru selesai pembuatan cover. Lalu, yang terakhir sedikit menyinggung buku tentang diaspora warga Indonesia di luar negeri. Ketiga buku tersebut diterbitkan dan diedarkan oleh Bentang tentunya.
Di buku yang pertama, saya dan Mas Arthur bicara sedikit banyak tentang isi buku atau lebih fokusnya tentang isi tulisan yang ada di buku tersebut. Seperti apa isinya? Hmm, saya rasa teman-teman Kompasianer sudah banyak yang tahu. Bagi yang belum mengetahui silahkan membeli dan membaca bukunya sendiri, wkwkwk…
Sama seperti buku yang pertama, buku kedua juga demikian. Kami bercerita sedikit tentang isi tulisan yang juga dimuat di buku kedua nantinya itu. Buku kedua tentang catatan perjalanan para Kompasianer menyambangi beragam keindahan dan keeksotikan negeri sendiri. Semakin penasaran yaaa seperti apa isi bukunya? Ssttt… sabar, sebentar lagi bukunya jadi kok…
Sungguh, ini adalah bagian dari pengalaman berharga yang telah saya dapatkan selama menulis di Kompasiana. Ternyata kegiatan menulis yang selama ini saya gandrungi banyak berbuah manfaat. Menulis memang luar biasa efeknya. Bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama. efek dari menulis yang telah saya lakukan selama ini, membuahkan hasil dengan dibukukannya beberapa tulisan yang pernah saya posting bersama dengan tulisan para Kompasianer lainnya.
Efek lainnya menjadi narasumber siaran di radio. Sekali lagi saya katakan dengan jujur bahwa ini adalah pengalaman perdana bagi saya. Ternyata mengeluarkan buah pikiran dalam menulis itu terkadang lebih gampang dibanding bicara. Ketika menulis kita masih sempat berpikir apa yang akan disampaikan saat proses pengetikan. Sedangkan ketika bicara hal itu menjadi cukup sulit apalagi bagi orang seperti saya yang ilmu dan wawasannya masih terbilang sedikit dan kemampuan public speaking-nya masih harus terus diasah.
Efek lainnya kita bisa mengenal dan dikenal banyak orang. Akhirnya saya sudah bertemu dengan Mbak Intan dari pihak penerbit Bentang. Selama ini kami hanya berkomunikasi secara maya via email. Namun sekarang saya sudah diberi kesempatan bertatap langsung dengannya dan juga dengan temannya yaitu Mbak Sofi yang sama-sama dari Bentang. Trusss, nambah satu lagi deh, yakni Mas Arthur. Itulah efeknya jika memperpanjang tali silaturahim. Subhanallah…
Tak lupa, ungkapan terima kasih saya kepada pihak Radio Buku Jogja yang telah ikut memfasilitasi. Kita mesti mengapresiasi radio yang satu ini. Saya baru tahu ternyata ada radio semacam itu. Salah satu programnya yang saya rasa sangat menarik adalah siaran sharing buku sepeti yang telah kami lakukan. Selama ini yang saya tahu di radio kita hanya bisa request lagu dan mendengarkan musik serta mengetahui info seperti film-film terbaru. Namun dengan adanya program siaran radio semacam itu pendengar semakin bertambah ilmu dan wawasannya. Maka marilah menjadi pendengar radio yang cerdas. “Halloo.. Untuk para book lover, ayo terus pantengin Radio Buku.. Karena disini kita bisa semakin memperkaya wawasan loh.. Hehe..”, udah cocok jadi penyiar belum ya?? :D
Oh ya, hampir saja lupa. Dari Bentang memberikan kami kenang-kenangan dua buah buku judulnya Ranjau Biografi karya Mas Pepih Nugraha, salah seorang founder Kompasiana seperti yang telah sama-sama kita tahu dan satunya lagi berjudul Indonesia Berani! kisah-kisah inspiratif pilihan Kick Andy. Alhamdulillah, koleksi buku saya semakin bertambah. Senangnyooo…
Beberapa pengalaman berharga yang saat ini telah saya dapatkan benar-benar selama ini tak terbanyangkan. Saya menulis awalnya sekedar mengeluarkan apa yang tersirat dan terlintas dalam pikiran dan perasaan saya. Dengan menulis sekiranya saya berharap bisa berbagi hal positif kepada sesama. Harapan saya tulisan itu mampu memotivasi dan menginspirasi.
Ayo, terus menulis! Menulis memang sebuah kegiatan yang benar-benar luar biasa efeknya. Mari terus sama-sama menulis dan berusaha menghasilkan tulisan-tulisan yang bagus dan layak baca. Insyaallah, menulis akan menjadi amal ibadah jika kita melakukannya dengan ikhlas dan sepenuh hati. Jangan resah dengan seberapa banyak jumlah pembaca tulisan kita, tapi bayangkanlah seberapa banyak orang yang memperoleh sisi positif dari tulisan kita. Itulah yang terpenting…
Salam menulis dan terus berkarya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H