Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pergi Naik Haji dan Umroh serta Godaan untuk Berbelanja di Tanah Suci

25 Oktober 2012   05:05 Diperbarui: 16 November 2022   10:37 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunaikan ibadah haji ke tanah suci mekkah al-mukarromah merupakan sebuah ibaah sekaligus panggilan dari allah swt. Menunaikan ibadah haji merupakan penyempurna rukun iman yang lima yang diyakini umat islam. Semua umat muslim di dunia ini pasti sangat menginginkan dan memimpikan suatu saat dalam hidupnya bisa berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji.

Untuk bisa berangkat ke tanah suci tidaklah mudah. Tidak mudah bagi yang kurang berada atau yang hidupnya pas-pasan. Sehingga hal tersebut akan memotivasi umat islam untuk mau bekerja keras mencari dana untuk dikumpulkan agar bisa berangkat haji. Maka setelah itu barulah kita bisa berangkat haji. Dengan hasil kerja keras untuk mengumpulkan dana berangkat haji. 

Ritual haji telah ditunaikan. Selain ritual wajib tersebut ternyata kebanyakan jemaah haji juga melakukan ritual lainnya untuk duniawi seperti melakukan kegiatan transaksi jual beli. Waktu luang dan tersedia bisa dimanfaatkan oleh para jemaah untuk berkeliling sambil berbelanja.

Bagi banyak Muslim, ibadah haji mewakili keinginan seumur hidup dan banyak diantaranya yang ingin memperingati perjalanan tersebut dengan membeli hadiah atau oleh-oleh bagi kerabat yang memiliki arti religius khusus.

Banyak hal yang bisa dibeli oleh para jemaah. Mulai dari kuliner, fashion, aksesoris, oleh-oleh, air zam-zam, sampai perhiasan seperti emas. Semuanya berbau timur tengah dan mungkin dibubuhi rasa keberkahan karena dibeli di tanah suci.

Ada banyak hal yang mempengaruhi para jemaah untuk berbelanja di tanah suci, diantaranya:

1. Mengisi waktu luang

Ritual ibadah haji dilaksanakan tidak secara langsung selesai. Namun ada waktu jeda yang bisa digunakan jamaah untuk beristirahat. Maka waktu beristirahat tersebut bisa digunakan untuk berbelanja dan berjalan-jalan.

2. Ketersediaan dana

Biasanya yang berangkat haji adalah mereka yang mampu. Ya.. Syarat utama berangkat haji adalah mampu atau tidaknya seseorang dari segi financial. Karena factor ketersediaan dana yang cukup itulah maka dana yang tergolong berlebih bisa digunakan untuk berbelanja.

3. Menarik perhatian

Bukan tanpa alasan jemaah haji mau berbelanja disana. Kebanyakan mereka tertarik mampir berbelanja karena menarik perhatian mereka. Misalkan saja perhiasaan emas. Desainnya yang unik dank has timur tengah membuat emas tersebut banyak diburu oleh jemaah haji.

4. Rasa keberkahan

Banyak yang menganggap barang-barang yang dibawa atau dibeli disana akan membawa keberkahan bagi mereka. Walaupun hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali. Apa hubungannya emas dengan keberkahan? Jika emas tersebut diambil dari dalam ka’bah mungkin saja.. Tapi disamping itu juga banyak yang menganggap biasa saja. Apapun yang dibeli disana dianggap sebagai barang biasa sama seperti berbelanja di Negara asal mereka.

5. Investasi

Banyak yang lebih menarik bagi para konsumen yang membelinya sebagai investasi seperti emas. 

6. Mempererat hubungan keluarga dan sosial

Banyak juga para jemaah yang pulang haji membawa banyak oleh-oleh untuk keluarga dan tetangga atau kerabatnya. 

 

Lalu apakah salah jika para jemaah haji melakukan ritual berbelanja di tanah suci? Jawabannya tentu tidak sama sekali. Bagaimanapun para jemaah haji juga manusia. Mereka punya naluri keduniawian. Namun yang perlu diperhitungkan adalah jangan sampai melakukannya secara berlebihan. Cukup sewajarnya. Karena tujuan utama berangkat haji adalah untuk menunaikan rukun islam. Untuk menunaikan ibadah kepada allah swt. Jangan sampai hal sekecil itu bisa mengurangi nilai ibadah kepada allah. 

Factor financial juga harus diperhitungkan dengan hati-hati. Uang yang dimiliki tidak harus langsung dihabiskan. Kebutuhan lain setelah tiba di Negara asal juga banyak. Kebutuhan keluarga adalah hal yang paling utama dari sekedar membawa oleh-oleh.

Dan yang paling ditekankan disini jangan pamer. Banyak yang pulang haji tapi suka memamerkan emas perhiasaan khas timur tengah yang dibawanya pulang. Jika pulang haji lalu pamer maka sepertinya haji seseorang tersebut belum sempurna karena sejatinya ibadah haji akan mewujudkan hamba yang semakin dekat dengan allah dan menjadikan mereka hamba yang bertaqwa. [akbar pitopang]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun