Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ujian Semester Berbasis E-Learning

28 Juni 2012   02:16 Diperbarui: 23 April 2022   11:40 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via ilustrasi/admin (www.colourbox.com)


AKBARPITOPANG --- Ulasan berikut ini sebagai lanjutan pembahasan kita pada ulasan sebelumnya yang berjudul Efektifkah Penerapan Pembelajaran Berbasis E-Learning?. Pada ulasan terdahulu kita membahas tentang keefektifan penerapan pembelajaran dengan berbasis e-learning. Yang ternyata perlu untuk dievaluasi lagi seperti sistem jaringan, efisiensi biaya, dan sebagainya.

Ulasan terdahulu itu sekaligus sebagai tanggapan dan kritik saya terhadap pelaksanaan e-learning. Walaupun setelah itu akhirnya saya harus tetap mengikuti perkuliahan ini dengan seksama. Dan saya mengikutinya dengan cukup baik.

Belajar dengan e-learning harus kita ikuti dengan baik. Harus datang terus di setiap pertemuan jika tidak kita akan kebingungan dengan sendirinya. Di e-learning, dosen hanya menyediakan materi perkuliahan yang bisa diunduh oleh setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahannya. Sebenarnya mahasiswa bisa mempelajarinya sendiri namun karena materi yang disediakan di e-learning hanya secara poin-poinnya saja secara garis besar maka butuh juga penjelasan tambahan dari dosen untuk memantapkannya. Apalagi mata kuliah yang menerapkan e-learning kali ini termasuk mata kuliah yang cukup susah untuk dipahami yang sebelumnya belum pernah diambil.

E-learning dalam prakteknya hanya untuk mengakomodir perkuliahan agar bisa tetap berjalan walau dosen berhalangan hadir. Misalkan saja ketika dosen yang bersangkutan pernah tak bisa hadir memberikan mata kuliah maka kami tetap bisa mengikuti kuliah dengan bantuan asistennya dan dosen mengawasi kami melalui skype di rumah sakit sana.

Disamping itu e-learning juga akan mengakomodir kebutuhan mahasiswa atau siswa yang malu atau tidak sempat bertanya saat bertatap muka di dalam kelas bersama dosen. Namun ketika pertanyaan itu kembali mengganjal maka siswa tersebut bisa menyampaikannya dengan mengakses e-learning. Dengan begitu pertanyaan tersebut bisa disampaikan dan bisa didiskusikan bersama-sama dengan dosen yang mahasiswa/ siswa yang menjadi member di e-learning itu.

Namun kendalanya harus mengakses e-learning dulu. Bagi yang punya laptop tentu bisa dengan mudah mengaksesnya cukup dengan memanfaatkan layanan wi-fi yang tersedia di kampus. Namun bagi yang tidak punya lebih memilih mengaksesnya melalui warnet. Jika demikian tentu akan merepotkan mahasiswanya saja. Karena belum semua mahasiswa memiliki komputer jinjing ini.

Dua hari yang lalu kami mengikuti ujian akhir semester untuk mata kuliah yang menerapkan e-learning ini. Seperti apakah pelaksanaannya?



[caption id="attachment_191131" align="aligncenter" width="442" caption="suasana ujian semester, semua mahasiswa wajib membawa laptop/ dok pribadi/ juni 2012"]

13408496001367464906
13408496001367464906
[/caption]


Ujian kali itu amat berbeda dari ujian-ujian untuk mata kuliah lainnya. Hanya mata kuliah ini yang dilakukan dengan mengakses internet.

Bentuk ujiannya sama dengan ujian mata kuliah lainnya. Tetap masuk ke kelas lalu mengisi presensi peserta ujian. Jadi jika ketika itu tak mengisi presensi ujian namun di tempat lain tetap mengakses ujian e-learning itu maka tak akan dicatat. Karena bentuk ujiannya sama dengan ujian lainnya yakni harus datang ke kelas dengan diawasi oleh pengawas ujian.

Saya akan menceritakan kisah dibaik ujian e-learning kali itu. Sebelum hari ujian, mahasiswa yang akan mengikuti ujian tersebut pada sibuk menyiapkan laptop. Ada yang punya laptop dan tentu juga banyak yang tidak punya laptop.

Bagi yang kebetulan punya laptop terlebih dahulu mencoba akses internet dengan laptopnya di jaringan internet kampus. Bisa atau tidak. Jika bisa maka tinggal menunggu hari ujian. Satu persyaratan sudah dipenuhi tinggal mempersiapkan diri dengan materi yang akan diujikan nanti.

Bagi yang kebetulan mengalami masalah laptopnya tak bisa mengakses internet melalui wireless akan sibuk kesana kemari mencari teman yang bisa dipinjam laptopnya. Sama dengan yang tidak punya laptop juga sibuk mencari temannya yang punya laptop yang bisa dipinjam dulu hanya untuk mengikuti ujian e-learning.

Ada beberapa mahasiswa yang mengalami hal tersebut. Salah satunya diantara adalah teman dekat saya, anik. Dia juga sibuk meng-sms temannya yang bisa dipinjam laptopnya. Sebenarnya anik punya netbook tapi entah kenapa tak bisa mengakses internet.

Dan untunglah anik bisa mendapatkan laptop pengganti. Sehingga juga bisa mengikuti ujian dengan lancar bersama teman-teman lainnya. Jika tidak tentu nilainya kosong dan hasilnya melompong begitu saja. Padahal walaupun tetap bisa mengikuti ujian, hasilnya belum tentu memuaskan. Hi hi hi… (ketawa sambil nangis).

Untuk teman-teman di kelas b yang mengikuti ujian kali itu semuanya bisa mengakses dengan baik. Hanya beberapa mahasiswa saja yang koneksinya tiba-tiba terputus ditengah sedang menjawab pertanyaan. Dan ketika mengalami masalah koneksi yang tiba-tiba terputus itu, mahasiswa yang bersangkutan bisa minta izin keluar kelas mencari titip koneksi yang sinyalnya bagus.

Ternyata belum semua dosen dan karyawan tata usaha mengerti atau paham tentang e-learning. Terbukti ketika pengawas ujian yang juga karyawan tata usaha itu agak kebingungan saat kami mahasiswa menyalakan laptop bersama-sama tanpa ada kertas jawaban ujian yang dibagikan.

Beliau mengira kami menggarap ujian tersebut dengan bersama-sama padahal sebenarnya tidak demikian. Sama dengan mengakses akun yang dimiliki di sebuah media sosial seperti kompasiana ini. Kita masuk/ log in menggunakan akun kita masing-masing. Maka e-learning yang kita akses tersebut akan secara otomatis mencatat akun yang telah mengakses ujian. Dan langsung menyimpan hasilnya. Setelah diterangkan kepada pengawas tersebut barulah beliau paham cara kerjanya.

Demikianlah bentuk penerapan ujian semester yang saya ikuti untuk mata kuliah yang menarapkan e-learning. Lebih kurang bentuknya seperti menjawab kuis kebanyakan dengan timing yang sudah disediakan.

Pernahkan anda mengikuti kuis di internet dengan waktu yang sudah ditentukan? Dengan waktu yang disediakan itu semaksimal mungkin harus dimanfaatkan guna menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Jika anda pernah mengikuti kuis semacam itu maka ujian semester berbasis e-learning yang saya ikuti lebih kurang bentuknya hampir demikian.

Saat ujian itu, kalau tidak salah kita dikasih soal 60 butir dengan waktu satu jam. Untunglah waktunya pas. Walaupun menjawabnya agak merasa terburu-buru karena takut kehabisan waktu. Sehingga ternyata hasilnya yang diperoleh kurang memuaskan. Hikz… :(

Seperti itulah ujian semester untuk mata kuliah yang menerapkan e-learning yang saya ikuti. Sekarang teman-teman semua sudah tahu kan bentuk seperti apa? Saya rasa teman-teman sudah cukup paham. Baguslah kalau begitu.

Secara keseluruhan sebenarnya tak ada masalah yang cukup serius. Sebenarnya semua akan tetap bisa berjalan dengan baik dan lancar jika semua komponen terpenuhi.

Untuk jaringan, sekarang jaringan intrnet yang ada di kampus saya sudah cukup lumayan dibandingkan ketika dulu awal-awal mengikuti e-learning. Sekarang aksesnya sudah cukup cepat tak selelet dulu lagi. Jadi untuk masalah jaringan sudah beres..

Jika mahasiswa menguasai materi kuliah dengan baik pasti akan tenang-tenang saja melenggang ke dalam kelas. Tinggal mengakses ujian lalu menjawab pertanyaan yang diajukan. Jika penguasaan materinya oke pasti tak akan ada kendala berarti.

Masalahnya yang sesungguhnya tetap sama yakni terletak pada laptop. Benda yang satu ini harus ada. Karena jika tak ada laptop maka ujian tak akan berjalan dengan baik. Kehadiran laptop amat diwajibkan. Setiap mahasiswa diwajibkan membawa laptop khusus saat mengikuti ujian semester. Untuk cara memperolehnya terserah. Diserahkan sepenuhnya pada mahasiswa. Mau dipinjam kek, dibeli kek, di sewa atau bagaimana baiknya terserah mahasiswa. Yang penting dosen hanya mau tahu mahasiswa membawa laptop lalu mengikuti ujian dengan tertib.

Kasihan ya jika mahasiswa tak punya laptop.. Harus menyediakan laptop dulu. Untunglah jika bisa meminjam laptop teman yang kebetulan  bisa dipinjam dulu sebentar laptopnya. Jika tidak, malanglah nasibnya.. Nilainya kosong, hasil pengorbanannya selama ini hanya melompong..

Seperti itulah ujian semester berbasis e-learning. Ulasan ini hanya untuk membagi pengalaman kepada teman-teman yang belum mengikuti pembelajaran berbasis e-learning. Jika nanti sudah bertemu dengan yang namanya e-learning saya harapkan teman-teman tak menemukan kendala lagi atau meminimalisir problem yang ditemui. Oke…?

Salam…


Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun