Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasehat Mama: Nasi Juga Bisa Menangis

10 Februari 2012   17:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_161943" align="aligncenter" width="262" caption="walau hanya sesuap, ia sangatlah berharga"][/caption]

Kegiatan makan adalah kegiatan pokok yang vital dalam kehidupan manusia. Jika masalah perut sudah teratasi maka hati pun akan menjadi tenang. Tak ayal terkadang orang mau berperang hanya gara-gara masalah perut ini. Jika perut kosong maka pikiran akan kosong. Kita tidak dapat berpikir jernih.

Kali itu adalah pengalaman yang berharga bagiku. Dari sebuah kesalahan aku mendapat sebuah nasehat yang berharga. Berawal dari sisa nasi ketika makan malam. Aku tidak bermaksud untuk menyisakan nasi beberapa suap dikarenakan kekenyangan. Lalu mama berkata: “Nasi jika tidak dihabiskan, mereka akan menangis”.

Kok bisa menangis Ma? Mama pun menjelaskan alasannya.

"Kamu tahu betapa susahnya pekerjaan seorang petani? Mulai dari menyiapkan lahan kemudian menebarkan benih lalu menyemainya. Setelah disemai ditunggu hingga siap di tanam. Menanam padi tidaklah mudah. Lihat saja ibu-ibu yang menanam padi itu betapa kuatnya. Mereka mampu merunduk untuk menancapkan batang-batang padi muda di sawah seluas itu. Tidak terasa betapa pegalnya pinggang mereka. Ini belum berakhir. Setelah itu petani harus selalu menyediakan air yang cukup agar padi-padi itu bisa tumbuh dengan baik. Ketika hampir besar, padi juga musti disiangi untuk menekan jumlah gulma atau hama yang tumbuh disekitar batang padi. Setelah berbuah, padi juga harus dijaga selalu dari hama seperti hama burung, wereng atau tikus. Setiap hari musti diawasi agar bulir-bulir padi itu tidak dicuri hama. Lalu tibalah saatnya untuk panen. Inilah saat-saat yang amat ditunggu para petani. Apa itu sudah berakhir? Jawabannya tentu belum. Padi-padi itu disabit lalu dihempas-hempaskan agar bulir padi tanggal dari batangnya. Lalu dipisahkan antara padi yang berisi dengan yang hampa. Memasukkan ke dalam karung. Lalu mengangkutnya ke tempat penggilingan padi. Begitu besar perjuangan dan pengorbanan para petani".

[caption id="attachment_162010" align="aligncenter" width="477" caption="perjuangan dan pengorbanan yang sungguh luar biasa. sebuah perjuangan yang tidak mudah. "]

13289285651622146113
13289285651622146113
[/caption] [caption id="attachment_161937" align="alignright" width="300" caption="jangan menyisakan nasi apalagi sampai membuangnya"]
13288924821180706723
13288924821180706723
[/caption]

"Maka janganlah kamu menyisakan nasi begitu saja, Nak…" walau hanya sebutir nasi. Itu sama saja dengan tidak menghargai kerja keras para petani. Kamu juga harus merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Kadang mereka tidak makan sama sekali. Maka bersyukurlah dengan nikmat dengan rahmat tuhan. Jangan hanya berterima kasih kepada tuhan, tapi juga tunjukkan dengan perbuatan. Dengan tidak menyisakan nasi maka itu bagian dari cara kita bersyukur.

"ingat, jika tidak ada mereka kita tidak akan bisa makan, kita tidak akan bisa melanjutkan hidup.."

[caption id="attachment_162013" align="alignright" width="300" caption="mereka yang kurang beruntung"]

13289291351081192152
13289291351081192152
[/caption]

Terima kasih, Ma… nasehat ini akan selalu ku ingat. Dan akan ku sampaikan ke orang-orang di dunia ini… Terima kasih tuhan, terima kasih mama dan terima kasih petani…

Dan jangan takut untuk berbagi...!!

[caption id="attachment_161939" align="aligncenter" width="300" caption="sungguh malang nasibnya. kita dirumah makan enak, tapi lihatlah dia..."]

13288927711221666850
13288927711221666850
[/caption]

sumberfoto:google.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun