Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Keceriaan Tuna Grahita

2 April 2014   20:18 Diperbarui: 1 April 2022   09:19 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Ditengah gempuran pengaruh tren globalisasi yang melanda generasi muda saat ini, semangat untuk saling berbagi mesti harus terus dipupuk dan ditumbuhkan dalam interaksi kehidupan para generasi muda. Walaupun saat ini anak muda tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya gadget dan media social, namun sesekali perlu untuk beranjak dari zona nyaman tersebut dan melangkah menuju tempat-tempat yang didalamnya terdapat nilai yang diperlukan dalam kehidupan kita di dunia ini. 

Semangat untuk saling berbagi perlu untuk terus ditumbuh kembangkan sedini mungkin. berbagi terhadap sesama tidak semata menyangkut aspek materil namun juga termasuk disana aspek kemanusian yang meliputi rasa berbagi dan nilai kebersamaan. Banyak cara yang sebenarnya bisa kita lakukan. Tak penting sekecil apapun bentuk dari cara berbagi, namun yang terpenting adalah ruh semangatnya.

Untuk itu, baru-baru ini teman-teman relawan yang tergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Korp Sukarela (KSR) PMI Unit 7 UIN Sunan Kalijaga membuat kegiatan yang meningkatkan kepedulian terhadap sesama, yaitu kegiatan Bakti Sosial (baksos) pada 29 Maret 2014, bertempat di Panti Asuhan Pembina Yogyakarta.



(dokpri)
(dokpri)

 

Panti Asuhan yang merupakan bagian dan lingkup Sekolah Luar Biasa (SLB) dibawah naungan Yayasan Lembaga Sosial Pembina Pendidikan Anak Grahita (LSPPAG) Yogyakarta ini menampung anak-anak tuna grahita. Anak-anak tuna grahita yang ditampung di panti asuhan ini tidak hanya berasal dari lingkungan sekitaran Yogyakarta namun juga berasal dari luar daerah seperti Bandung, Bekasi, Pekanbaru, dan daerah lainnya. 

Panti asuhan ini dipilih karena posisinya yang strategis yakni menampung anak-anak tuna grahita. Suasana yang ditemui di panti asuhan ini tentu berbeda dengan panti asuhan lainnya. selama ini kami ataupun saya secara pribadi mengenal tuna grahita baru lewat tayangan di televisi. Kami ingin mendapatkan pengalaman seperti apa berinteraksi dengan anak-anak tuna grahita. Maka untuk itulah kami memilih panti asuhan ini sebagai lokasi untuk kegiatan baksos.

Mengenal Tuna Grahita Lebih Dekat

Tujuan dari kegiatan baksos ini adalah untuk meningkatkan kepedulian para mahasiswa yang juga dilatih sebagai relawan PMI. Di PMI kita diajarkan untuk mengenal dan memahami tujuh prinsip dasar kepalang merahan yang menjadi landasan bagi para relawan untuk mengabdi tanpa memandang latar belakang orang yang akan diberi pertolongan.

Para penyandang tuna grahita sebenarnya tidak jauh berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Kebutuhan mereka sama saja dengan kebutuhan orang-orang normal. Hanya saja menurut pengamatan kami bahwa para penyandang tuna grahita memiliki karakter yang unik.

Maksudnya, mereka terkadang sukar untuk diidentifikasi karakternya. Ada yang pendiam, tidak terlalu banyak bicara, pemalu, hingga tak sedikit dari mereka yang sangat aktif dalam bergerak maupun bicara (hyper active). Beberapa anak penyandang tuna grahita yang kami temui dipanti asuhan ini memang cukup aktif dan tidak bisa diam.

Seorang teman relawan, Anggi, awalnya juga merasa canggung dengan sikap penyandang tuna grahita yang sedikit agresif. Anggi sangat terkejut saat seorang penyandang tuna grahita tiba-tiba mendekatinya yang pada saat itu sedang mengeluarkan ponsel beserta penambah daya atau power bank. Penyandang tuna grahita tersebut langsung saja memegang power bank tersebut dari tangan Anggi dan langsung bertanya tentang harga dari power bank tersebut. Sontak Anggi hanya bisa diam lantaran jantungnya berdegub kencang. Lalu penyandang tuna grahita itu pun pergi meninggalkannya. 

“Ternyata selain sangat aktif,mereka juga punya rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka yang sudah besar sama saja dengan kita pada umumnya. Mereka tidak akan mengambil barang-barang yang kita bawa hanya saja mereka ingin tahu tentang barang yang kita bawa atau kita pegang” ujar Anggi, saat ia sudah merasa tenang dan mampu mengendalikan dirinya. 

Mereka memang sangat suka bergerak dan berbicara. Maka salah satu cara untuk mendekati mereka adalah dengan mengajaknya berbicara. Ketika mereka sudah merasa nyaman dan banyak bicara kepada kita, kita jangan menyanggah pembicaraan mereka karena hal itu bisa saja membuat mereka sangat kecewa. Hal paling penting yang perlu kita lakukan hanyalah mendengarkan curhatan mereka. Dengan begitu mereka akan merasa bahwa mereka berarti dan ada yang peduli terhadap mereka.



(dokpri)
(dokpri)

 

Satu lagi karakter mereka yang kami amati adalah bahwa mereka selalu terlihat ceria seperti tak ada masalah sedikitpun. Kebanyakan dari mereka suka berbicara lantang ataupun berteriak-teriak saat bersama temannya. Walau demikian tak ada satu pun diantara mereka yang tersinggung sehingga mustahil sekali jika kita menemukan kasus diantara mereka ada yang berkelahi. Sangat berbeda sekali dengan kehidupan orang-orang normal yang sering sekali dijumpai perkelahian hanya karena merasa tersinggung. 

“Kelihatannya kehidupan mereka sangat indah ya, tak ada perkelahian ataupun semacam perselisihan diantara mereka. Kita yang sepertinya dibilang manusia normal harusnya belajar dari sifat mereka yang selalu ceria” kata Indah, relawan yang sering terlihat ceria. 

Antusias

Anak-anak tuna grahita terlihat begitu antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan baksos pada siang hingga sore hari itu. mereka selalu bersemangat merespon apa yang dikatakan oleh kakak-kakak MC atau pembawa acara yang sangat intaraktif mendekati anak-anak tuna grahita. 

Berbagai permainan dilakukan untuk menambah keakraban dan rasa kekeluargaan diantara warga panti asuhan dengan teman-teman relawan. Rasa semangan mereka yang tinggi dan keceriaan yang mewarnai ruangan aula tersebut membuat teman-teman relawan dan anak-anak begitu menikmati suasana yang ada. Tawa dan kebahagiaan memancar dari raut wajah anak-anak dan segenap warga yang hadir di ruangan aula tersebut. 

Antara anak-anak tuna grahita dengan teman-teman relawan sebenarnya sama-sama berusaha untuk bisa beradaptasi dan mengendalikan diri satu sama lain. Mereka mungkin merasa sedikit canggung karena baru pertama sekali pada hari itu bertemu kami. Kami pun juga demikian karena sebelumnya diantara kami belum banyak yang memiliki pengalaman berinteraksi dengan anak-anak tuna grahita.



(dokpri)
(dokpri)

 

Untuk semakin mencairkan suasana dan menambah keakraban, teman relawan dan anak-anak grahita menyiapkan utusan untuk pementasan seni. Teman-teman relawan menampilkan teater/drama sedangkan dari panti asuhan mempersilahkan dua orang anak grahita tampil menyanyi di depan ruangan aula dengan didampingi salah seorang guru yang hadir saat itu yang kebetulan juga mahir memainkan alat musik gitar. 

Silfi dan Cindi mampu menyanyi dengan sangat baik. Suaranya juga tidak kalah merdu. Saat mereka menyanyi, teman-temannya yang lain ikut bernyanyi dan melambaikan kedua tangan. Kami pun juga demikian agar mereka bernyanyi dengan rileks dan tenang.



(dokpri)
(dokpri)

 

Jika fasilitas yang disediakan bagi mereka cukup memadai maka mereka mampu mengolah kemampuan bakat dan potensi yang mereka miliki untuk mengeksplorasi diri. Contohnya seperti yang diatas, bahwa mereka pandai bernyanyi dengan baik. Kemudian agar mereka bisa senantiasa meningkatkan bakat yang dimilikinya, mereka perlu untuk terus diberi semangat dengan cara diapresiasi melalui kata-kata maupun tepuk tangan. Dengan begitu mereka akan tetap memiliki rasa percaya diri.

Melalui kegiatan baksos ini, teman-teman relawan ingin senantiasa berbagi kepada anak-anak tuna grahita. Tidak hanya sekedar berbagi dalam hal materil namun juga berbagi keceriaan dan kebahagiaan. 

“Walaupun kegiatan baksos ini diadakan dengan penuh kesederhanaan namun teman-teman relawan berharap baksos kali ini bisa memberikan manfaat bagi anak-anak grahita maupun pihak panti asuhan” kata Ketua Panitia saat menyampaikan sambutan.



(dokpri)
(dokpri)

 

Bagi kami, baksos kali ini sungguh sangat luar biasa karena ini adalah pengalaman perdana berinteraksi langsung dan mencoba mengenal karakter dari anak-anak tuna grahita yang sangat luar biasa. Diakhir acara, teman-teman relawan saling bersalaman dengan anak-anak grahita sambil memberikan mereka kata-kata semangat untuk mereka.

Harapan kami kegiatan ini mampu memberikan mereka semangat dalam menjalani kehidupan ini. Mengutip tema yang diusung pada baksos kali ini, Sedikit Perhatianmu Sangat Berarti, begitulah kami berharap kegiatan ini memberikan secercah harapan untuk anak-anak grahita agar mereka selalu tegar. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun