Mohon tunggu...
Akbar Fithriansyah
Akbar Fithriansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Gerilyawan Muda

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Welcome August; Catatan dari Tungku Penjarangan

2 Agustus 2020   00:05 Diperbarui: 22 April 2021   13:15 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam penanggalan Masehi, saat ini kita telah memasuki lembaran pertama bulan kedelapan dalam satu tahun kalender gregorian. Agustus, demikian bulan itu kerap disebut. Meski asal muasal penamaan dalam bahasa Indonesia tidak begitu jelas, Agustus bersama dengan enam bulan lainnya memiliki jumlah hari sebanyak 31 hari. 

Berbeda dengan bulan lainnya, pada tahun biasa tidak ada bulan yang dimulai pada hari dalam minggu yang sama seperti Agustus, walaupun tahun kabisat. Bulan Februari misalnya, dimulai pada hari yang sama. Tidak hanya itu, bulan Agustus selalu berakhir pada hari yang sama dengan bulan November tiap tahunnya. Lihat saja kalender tahun 2020, kedua bulan tersebut sama-sama berakhir di hari Senin.

Bagi sebagian orang, Agustus merupakan bulan spesial tanda zodiak kelima dari konstelasi Leo, muncul setelah Kanser dan sebelum Virgo. Pada zodiak tropis, matahari transit konstelasi ini pada 23 Juli sampai 22 Agustus. Mengutip rangkuman hasil analisa para bintang ilmu langit, sepanjang bulan ini zodiak dengan simbol singa atau sang raja hutan itu diperkirakan akan menapaki hari-hari yang sangat menyenangkan, serta berlari kencang menjumpai keberuntungan. 

Sebuah ramalan yang terlalu rendah (dangkal), jika tidak boleh disebut rendahan. Suatu kondisi baik (positif) memang, namun tidak perlu diyakini pula kebenarannya, terlebih sampai membawa masuk ke dalam dada. Abaikan saja, walau sekadar untuk beruru-uru atau barangkali ingin menyenangkan hati orang-orang terkasih.

Hari ini Sabtu (01/08/2020) suara takbir masih menggema di kumandangkan, pasalnya kita masih dalam suasana hari raya Idul Adha 1441 H. Pada setiap 10 Zulhijjah, Idul Adha dirayakan oleh seluruh umat Islam di belahan dunia. Sedangkan, 11, 12, 13 Zulhijjah yang juga bertepatan dengan 1, 2, 3 Agustus 2020 disebut Hari Tasyrik. Dalam Islam, terdapat lima hari yang di dalamnya umat Islam dilarang atau haram berpuasa. Dua hari pertama ialah hari raya Idul Fitri (1 Syawal) dan hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah). 

Perlu diketahui, bulan Zulhijjah adalah bulan keduabelas dan terakhir dalam penanggalan Hijriyah, memiliki 29 hari. Artinya, lembaran akhir bulan Zulhijjah juga jatuh di bulan Agustus, yakni 19 Agustus 2020. Hari berikutnya, umat Islam di muka bumi menyambut datangnya tahun baru 1 Muharram, bertepatan pada tanggal 20 Agustus mendatang.

Idul Adha disebut juga sebagai Lebaran Haji atau Idul Kurban. Kurban merupakan ibadah yang sangat mulia dalam memaknai keteladanan pengorbanan Nabi Ibrahim as karena kecintaannya kepada Allah SWT. Dirinya mantap dan ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya yang telah lama dinantikan, Nabi Ismail as. Saat perintah akan dilaksanakan, Allah gantikan Nabi Ismail dengan Kibas (domba).

Tidak hanya sampai disitu, Agustus adalah bulan paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Dimana, momentum detik-detik peringatan Proklamasi Kemerdekaan diperingati setiap 17 Agustus. Inilah bulan kemenangan, tentu hadirnya dinanti dan dirindu oleh segenap rakyat Indonesia. Tak terkecuali penulis, yang kebetulan lahir ke dunia pada bulan ini pula. 

Merdeka dari Pandemi, tentu menjadi harapan terbesar penulis pada tahun ini. Saatnya kita kibarkan bendera merah putih secara serempak, lalu pancangkan merata di Bumi Nusantara, sejak mulai dari Sabang sampai ke tanah Merauke, serta di mana pun saudara-saudara kita berada. Mari kita sudahi perlawanan mereka, sembari terus melantunkan ayat-ayat dan doa untuk para pejuang Bangsa dan Negara.

Istimewanya lagi, tepat pada 13 Agustus nanti usia penulis genap 40 tahun. Tuo alun mudo talampau, baitu pameo palanta lapau. Namun paling tidak, penulis lebih muda dua tahun dan tiga hari dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang lahir pada 10 Agustus 1978 silam. Umpama rendang yang sedang terjarang, tentu pada usia kepala empat nanti penulis masih perlu menjaga bongkahan-bongkahan bara agar api tetap menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun