Mohon tunggu...
Akbar Firmansyah
Akbar Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Raden Mas Said Surakarta

mahasiswa uin raden mas said surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Moderasi Beragama pada Bulan suci Ramadan: Trend Berburu Takjil Meningkatkan Toleransi

1 April 2024   19:35 Diperbarui: 1 April 2024   20:05 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan Ramadhan

Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Pada bulan ini, kaum muslimin diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Ibadah puasa dilaksa nakan dari terbit hingga terbenam matahari. Aktivitas puasa pada bulan suci Ramadhan ini pun menjadi bulan dengan nuansa berbeda dengan adanya para penjual takjil pada sore hari menjelang azan maghrib.

Menjelang maghrib, masyarakat mulai berkeliaran untuk berburu takjil (Takjil adalah istilah umum untuk kudapan sesaat setelah berbuka puasa) banyak pedagang kaki lima berjejer di pinggir jalan dengan menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Tidak sedikit pula para pedagang takjil adalah umat non-Islam ini sebagai bukti toleransi di Indonesia.

Sikap Moderasi dan Toleransi

 Moderasi beragama adalah moderatnya pemahaman dan amalan beribadah dalam beragama, seimbang tidak ekstrem dan berlebih-lebihan. Adapun Masyarakat Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman, mencakup beraneka ragam etnis, bahasa, agama, budaya,dan status sosial. Keragaman dapat menjadi ”integrating force” yang mengikat kemasyarakatan namun dapat menjadi penyebab terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan antar nilai-nilai hidup. Keberagaman tersebut yang mengharuskan kita untuk menghargai satu sama lain (Toleransi) meskipun berbeda baik dari segi suku, ras, agama dll.

 Akhir-akhir ini tidak sedikit kita melihat trend berburu takjil Dimana umat non-islam pun ikut meramaikan berburu takjil. Aplikasi Tik Tok salah satu media yang cukup cepat untuk menyebarkan informasi melalui video pendek.

 Kegiatan berburu takjil tidak luput dijadikan konten oleh para Gen-Z, kegiatan berburu takjil yang ikut diramaikan oleh umat non-Islam ini disambut positif oleh para netizen di media sosial, dikarenakan konten-konten tersebut tidak menimbulkan perpecahan akan tetapi semakin memperkuat tali persatuan akan perbedaan yang ada.

 Bahkan pada salah satu akun Tik Tok (Jabar Ekspres https://vt.tiktok.com/ZSFQUkAqW/) menampilkan sebuah konten yang berisi sikap toleransi oleh seorang Pendeta Gereja Tiberias mengangkat topik perang takjil yang sedang ramai diperbincangkan. “Soal Agama kita toleran tapi soal takjil kita duluan” ungkapnya dengan ekspresi bergurau, “ucap teman saya, oke sekarang kalian boleh bilang menang dalam berburu takjil, nanti pas paskah telur-telur kami borong semuanya supaya kalian paskah dengan kinder joy” lanjutnya, sontak para tamu yang hadir pun tertawa.

 Komenan-komenan yang terdapat di video tersebut terlihat lucu, seru, dan sekaligus menghibur, dan membuktikan bahwa masih adanya rasa toleransi antar umat agama ketika banyak cobaan dalam kerukunan. Tidak sedikit komenan-komenan yang bahkan bisa membuat terharu seperti dalam salah satu akun Tik Tok (Hallo_ https://vt.tiktok.com/ZSFQDEtnm/) menampilkan konten berisi komenan yang membuat terharu dan sedih:

 “Untuk nonis jangan di anggap serius yaa candaan kami, sebenarnya kami Bahagia kalian sudah membantu UMKM muslim untuk melariskan dagangannya agar bisa Kembali kerumah dan berbuka puasa bersama keluarganya, kami bahagia dan terharu melihat nonis menghormati kami tanpa adanya perbedaan sehingga membuat candaan seperti itu” ujarnya dalam konten tersebut dan kemudian ada komentar yang di sematkan pada konten tersebut. “kalau nanti surgamulah yang benar maka doakanlah agar kami bisa diampuninya. Begitupun sebaliknya” ucap komenan salah satu akun tiktok pada konten tersebut.

 Kita patut bersyukur akan terjadinya fenomena perang takjil tersebut, selain untuk melariskan dagangan para UMKM juga mempererat tali kasih antara umat beragama yang berada di Indonesia, keadaan ini yang akan dirindukan dan layak dipertahankan walau masa Ramadhan telah habis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun