Mohon tunggu...
Fiksiana

Pegerseran Arti Peloncoan

24 Agustus 2015   18:46 Diperbarui: 24 Agustus 2015   18:46 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Peloncoan sewajarnya merupakan aktivitas memasuki masa transisi disebuah lembaga pendidikan.Ini dilakukan guna mengenalkan siswa baru terhadap lingkungan barunya. Tapi sekarang seolah peloncoan itu adalah tindakan penindasan yang dilakukan oleh atasan dilingkungan sekolah. Seolah sekarang peloncoan adalah budaya. sebelumnya budaya pengenalan menjadi budaya kekerasan terlihat dari banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di sekolah. Bahkan hingga memakan korban jiwa.Setiap tahun peloncoan terus berulang. Peloncoan yang dilakukan senior kepada junior menimbulkan dendam kepada juniornya. Sehingga setelah muncul rasa dendam mereka akan melakukan hal yang sama kepada junior mereka selanjutnya. Ini seperti lingkaran bola salju. Banyak dari siswa berdalih ini sebagai hal yang biasa guna menumbuhkan mental yang kuat. Menurut Unicef Indonesia,Lembaga Perlindungan Anak, penindasan kepada anak-anak memiliki implikasi serius terhadap pertumbuhan anak. Gangguan ini misalnya menurunnya kepercayaan diri, anak merasa terasing dan kesepian. Ada beberapa faktor yang membuat para senior melakukan kekerasan kepada adik kelasnya. Seperti rasa dendam atas perlakuan senior mereka sebelumnya. Atau ada juga yang hanya ingin menunjukan eksistensinya didepan juniornya.Senioritas dan peloncoan tidak akan berakhir apabila setiap siswa berhenti memiliki rasa dendam. Menurut ahli psikolog, ada dua solusi untuk memberantas penindasan disekolah. Pertama, membuat siswa sadar memiliki hak yang sama, termasuk hak untuk tidak ditindas. Kedua,  mencontohkan sikap yang baik terhadap adik kelas sehingga mereka dapat menghormati apa yang senior inginkan. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mengurangi tindak kekerasan. Termasuk dukungan dari guru dan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun