Berbicara tentang kebutuhan peserta didik, maka kita berbicara mengenai segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap peserta didik dalam menunjang kebutuhan proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Setiap peserta didik memiliki karakteristik, kemampuan, minat, dan kebutuhan yang berbeda-beda dan unik. Dengan kita sebagai guru memahami setiap kebutuhan peserta didik akan menjadi landasan yang penting dalam proses pendidikan. Dalam konteks pembelajaran, kebutuhan peserta didik tidak hanya mencakup tentang akademisnya saja tetapi juga mencakup masalah sosial, emosional, dan psikologinya. Memahami secara mendalam setiap kebutuhan peserta didik membatu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang sportif, inklusif dan berpusat pada pengembangan potensi peserta didik.
Mengenali perbedaan kemampuan akademik adalah bagian penting dalam memahami kebutuhan peserta didik. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, beberapa anak ada yang gaya belajarnya visual (penglihatan), dan beberapa lagi memiliki gaya belajar audio (pendengaran), maupun kinestetik (bergerak). Selain itu, tingkat pemahaman dan waktu belajarnya juga bervariatif, oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Dengan memahami kebutuhan individual peserta didik ini berarti pendidik juga harus bersifat terbuka dan adaptif dalam mendukung setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Seorang guru yang adaptif tidak hanya berfokus pada pencapaian kurikulum saja, tatapi juga pada pengembangan minat peserta didik.
Selain kemampuan akademik, aspek kondisi emosional peserta didik juga memainkan peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Rasa percaya diri, motivasi dan kecemasan mempengaruhi bagaimana cara peserta didik belajar, peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah menyampaikan pendapatnya di depan umum, begitu pula dengan sebaliknya peserta didik yang memiliki rasa kurang percaya diri atau cemas cenderung lebih sulit berkonsentrasi dan berprestasi. Dengan demikian seorang pendidik juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan penuh empati bagi peserta didik. Â Guru yang memperhatikan kondisi emosional peserta didik dapat memberikan dukungan melalui pendekatan yang empatik, mendengarkan keluhan siswa dan memberikan apresiasi saat mereka berhasil melakukan sesuatu. Dengan cara ini pendidik tidak hanya membangun hubungan yang baik dengan peserta didik, tetapi membantu mereka merasa nyaman dan lebih percaya diri dalam proses pembelajaran. Pendidik yang mampu menyadari dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan peserta didik akan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman dalam mendukung perkembangan setiap peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H