Mohon tunggu...
Akbar Bahar
Akbar Bahar Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku disini, masih terus berdiri pada cita-cita yang sama..takkan mundur walau selangkah hanya karena kehilangan sebagian..selama jiwa ini masih ada kutakkan pernah akan menyerah...inilah ikrarku...(ock_ggh)\r\non twitter : @kbarbahar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perihal Obat Anda

3 Mei 2015   20:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosis facit venenum (the dose makes the poison) adalah ungkapan yang dinyatakan oleh Paracelsus (1493-1541), bapak toksikologi, dan dijadikan sebagai dasar toksikologi modern. Kalimat ini pula yang menjadi ‘mantra’ utama yang pertama kali diajarkan kepada setiap mahasiswa farmasi. Bahwa setiap bahan kimia bisa menjadi obat maupun racun, sangat ditentukan oleh takarannya. Hal ini menunjukkan betapa obat begitu berbahaya jika tidak digunakan secara baik dan benar. Baik dan benar yang dimaksud adalah memenuhi prinsip-prinsip rasionalitas penggunaan obat yang mencakup tepat diagnosis, tepat pasien, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat harga, tepat informasi dan perlunya mewaspadai efek samping obat (WHO).

Penggunaan obat yang rasional akan sangat membantu penyembuhan pasien. Selain itu, tentunya mampu menghemat pengeluaran pasien. Sebuah hasil penelitian di AS menunjukkan bahwa setiap orang mampu menghemat ratusan dollar per tahun jika mereka menggunakan obat secara rasional (Forbes.com, 6/27/2013). Dalam sistem pelayanan kesehatan sendiri, menurut data yang dikeluarkan oleh New England Healthcare Institute (2009) penggunaan obat yang tidak benar dapat mengakibatkan kerugian hingga 290 milliar dollar per tahun.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sendiri merasakan begitu banyaknya uang yang harus kita keluarkan untuk biaya pembelian obat ketika salah seorang keluarga ada yang sakit. Tentunya, kita tidak ingin pengeluaran itu menjadi percuma dan atau bahkan menuntut pengeluaran yang lebih hanya karena penggunaan obat yang tidak rasional.

Kesadaran bahwa kita tidak sekedar menjadi objek penderita adalah tanggung jawab kita masing-masing. Lebih dari itu, kita seharusnya sampai pada paradigma kesadaran bersama untuk menjadi subjek dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, menjadi pasien yang cerdas adalah tugas kita bersama.

Poin penting yang ingin disampaikan melalui tulisan ini terkait beberapa hal yang sebaiknya Anda tanyakan dan ketahui ketika datang ke apotek untuk membeli obat, Memberikan pertanyaan perihal obat yang akan anda konsumsi merupakan hak dasar yang anda miliki sebagai konsumen obat. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengarahkan anda untuk menggunakan obat secara optimal. Diantara pertanyaan-pertanyaan yang dapat Anda ajukan ke apoteker adalah sebagai berikut:

1. Mengapa saya harus menggunakan obat ini?

Setiap obat yang diresepkan oleh dokter tentunya memiliki maksud tertentu. Cocokkan fungsi obat-obat tersebut dengan penyakit yang Anda derita. Setidaknya, Anda juga harus mengetahui seberapa penting dan bagaimana efek obat tersebut terhadap penyakit Anda.

2. Apakah obat ini aman bagi saya ?

Setiap orang bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap obat yang sama. Pastikan bahwa Anda memberitahukan ke apoteker hal-hal dibawah ini :

·Informasikan seluruh obat yang sedang Anda gunakan saat itu. Apakah selain resep tersebut, Anda menggunakan obat-obatan lainnya, vitamin, herbal dan suplemen. Data ini penting untuk memastikan bahwa obat yang diresepkan tidak akan menimbulkan interaksi dengan obat yang sedang Anda gunakan.

·Informasikan jika Anda memiliki alergi terhadap obat-obat tertentu.

·Informasikan jika Anda memiliki penyakit/keluhan-keluhan yang lain.

·Informasikan jika Anda sedang menyusui, hamil atau sedang merencanakan untuk hamil.

Informasi-informasi ini sangat penting dalam memastikan keamanan obat yang akan Anda gunakan.

3. Bagaimana saya harus menggunakan obat ini?

Pastikan bahwa Anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai waktu penggunaan obat (sebelum makan, sementara atau sesudah makan), dosis obat, frekuensi penggunaan obat, cara penggunaan obat, bagaimana jika seumpama lupa meminum obat, makanan dan minuman apa yang harus dihindari saat akan menggunakan obat, kegiatan-kegiatan apa yang tidak boleh dilakukan saat menggunakan obat tersebut (menyetir dan sebagainya), dimana harus menyimpan obat tersebut (kulkas atau suhu ruangan) dan jika ada sisa obat, apa yang harus dilakukan pada obat tersebut (apa bisa disimpan atau tidak? jika ya, berapa lama?).

4. Berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi?

Beberapa obat simptomatik (obat untuk meredakan keluhan dan atau gejala) seharusnya sudah dihentikan penggunaannya ketika gejala penyakit sudah hilang. Memang ada beberapa obat yang tetap harus dihabiskan walaupun gejala penyakit sudah hilang untuk mencegah kekambuhan atau pada kasus antibiotik untuk mencegah berkembangnya resistensi obat. Jadi, harus jelas kapan penggunaan obat dihentikan atau dilanjutkan.

5. Apa saja efek samping dari obat yang Anda gunakan?

Seperti diketahui secara umum bahwa semua obat memiliki efek samping. Sayangnya tidak semua mengetahui bahwa terdapat solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menghentikan efek samping tersebut. Misalnya beberapa obat yang dapat mengiritasi lambung, efek sampingnya dapat dikurangi dengan menggunakannya setelah makan. Kelebihan jika Anda mengetahui secara umum efek samping obat adalah Anda tidak perlu khawatir dan bisa segera mengenalinya. Bahkan, jika efek sampingnya butuh penanganan yang lebih lanjut, maka akan segera dapat diatasi sebelum menjadi lebih parah.

6. Pada kasus Anda kekurangan biaya, Anda bisa menanyakan atau meminta mengganti obat yang ada di resep dengan obat dengan indikasi yang sama tetapi dengan harga yang lebih murah. Jika memungkinkan, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter Anda sebelumya. Sebagian kita dalam kasus ini kadang memilih menebus obat dengan setengah jumlah, padahal ada beberapa obat yang tidak boleh Anda beli dengan cara seperti itu.

7. Cara untuk membuang obat yang anda gunakan. Kesalahan dalam membuang obat dapat menyebabkan penggunaan salah obat maupun penyalahgunaan obat.

Pastikan informasi-informasi diatas Anda dapatkan dari apoteker sebagai tenaga profesional yang kompeten. Oleh karena itu, kunjungilah atau pilihlah apotek yang apotekernya setiap saat mampu melayani Anda dengan baik. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 mengenai pekerjaan kefarmasian, apotekerlah yang berkewajiban menyerahkan dan memberikan informasi obat kepada anda.

Sebagai penutup, apa-apa yang dituliskan diatas bukanlah suatu kemutlakan. Anda bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan Anda sendiri sesuai kebutuhan. Perlu ditekankan, setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan informasi terkait obat yang akan digunakan sehingga mampu untuk menggunakan obat secara rasional.

Makassar, 14 April 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun