Mohon tunggu...
akbar anzulai
akbar anzulai Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa yang terpaksa menulis sebagai suatu langkah keberanian yang bijak untuk memperlihatkan segala fenomena yang ditulis kepada siapapun. Karena sejatinya setiap manusia yang hidup di dunia harus dapat mengetahui dan mengenal apapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika "Meme" Menjadi Senjata Ampuh Politik

21 Juni 2018   19:47 Diperbarui: 21 Juni 2018   21:30 5678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: kumeluk.blogspot.com)

Saat ini di berbagai media sosial apakah itu Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya kerap sekali  kita temui unggahan yang bentuknya mirip seperti poster-poster, layaknya kita temukan di mading atau di dinding-dinding yang biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai iklan  promosi produk yang dipasarkan.

Namun yang menariknya  konten dari poster itu sangat erat dengan muatan politis alias poster-poster itu memuat konten politik dengan sentuhan gaya satire, metafora, bahkan parodi, dan kerap sekali mengabaikan norma sopan santun/etika komunikasi politik , dan belakangan ini ramai dimanfaatkan oleh aktor politik guna menjadi salah satu sanjata paling ampuh di medan pertarungan politik. Poster-poster ini dikenal dengan istilah "Meme Politik".

Menjadi pertanyaan kita ialah bagaimana meme politik ini berperan sebagai fenomena penyampaian pesan dengan pendekatan komunikasi politik?

Barangkali fenomena  Internet Meme Culture sangat berkaitan dengan perkembangan media teknologi dan informasi yang identik dengan budaya modern dimana siapapun sangat mudah mengakses ide serta pesan secara luas lewat interaksi publik dan diakses melalui media informasi yakni internet.

Menurut Wikipedia, istilah kata meme pertama kali dikenalkan oleh Dawkins melalui bukunya The Selfish Gene pada tahun 1976.

Dawkins memakai istilah ini untuk mendefinisikan lahirnya budaya dengan anggapan terjadinya merupakan bentukan dari banyak replikator.

Hipotesisnya adalah manusia seharusnya melihat kelahiran budaya berasal dari banyaknya bentukan replikator, yang umumnya mereplikasi melalui hubungan dengan manusia, yang telah berevolusi sebagai peniru (walaupun tidak sempurna) (copy) informasi maupun prilaku yang efisien.

Masih dari Wikipedia dijelaskan bahwa meme tidak selalu terkopi secara sempurna, bahkan dapat hilang, tercampur atau bahkan berubah dikarenakan pengaruh dari ide lainnya, sehingga menjadikan suatu meme yang baru.

Meme tersebut (meme yang baru) dapat menjadi lebih baik (atau buruk) sebagai replikator dibandingkan dengan meme sebelumnya, hal inilah yang menjadi kerangka hipotesis dari evolusi budaya.

Berbicara meme politik, konten di dalam meme politik yang selama ini kita temukan kebanyakan memuat sentuhan gaya bahasa yang satire, metafora, bahkan parodi.

Muatan itulah yang dianggap sebagai senjata ampuh untuk penyampaian informasi lebih mudah diterima oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun