Mohon tunggu...
Ali Akbar
Ali Akbar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

trust me, it's true

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Terabaikan

20 Februari 2012   05:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

jogjakarta... tempat yang nyaman untuk tenangkan jiwa ku yang haus akan kebahagiaan, setiap ku kedengar cerita tentangnya tak sedetikpun ku biarkan ia berlalu begitu saja, ku cerna dengan sungguh, dan ku simpan dalam impian ku seraya memupuk keberanian menggapainya.

bertahun-tahun sudah berlalu, mimpi tentang jogjakarta pun perlahan mumudar tergesek oleh mimpi lain yang terhitung jumlahnya, namun ada satu mimpi yang tak pernah padam yaitu mimpi meraih kebahagiaan itu sendiri.

di episode berbeda aku hidup pada mimpi orang lain, yang tak pernah tau kemana arah dan tujuannya, aku berharap bisa segera terjaga, segala cara ku coba mulai dari mencubit tangan ku tapi tetap tak terasa, ku coba teriak padanya namun aku sendiri tak dapat mendengarnya, aku coba mengakhiri hidupku, namun aku sadar aku masih berada di mimpinya, kapan aku segera terjaga, karna aku lelah berada dalam kehidupannya,

hingga 8 Oktober 2010 ingin ku akhiri hidup ku dengan pisau ditangan kananku, dengan penuh kerelaan atas mimpiku, namun tiba-tiba aku merasa ada gempa yang membuat tubuhku terombang-ambing dan perlahan terdengar suara memanggilku, jantungku berdenyut kencang, keringat dingin mulai terasa disekujur tubuhku, dan ... dan ternyata ada dewa penolong membangunkan aku, yang diutus sang Pencipta tuk menyelamatkanku dari percobaan bunuh diri itu, dia segera membawa ku terbang kesuatu tempat, napas panjangku hirup dengan segarnya...lalu dia berkata inilah JOGJAKARTA,

aku tersenyum dalam hati, dan berkata (Tuhan mengabulkan do'a ku), pantas saja tempat ini serasa tak asing buat ku

awal perjalananku dimulai.. satu persatu impianku terpenuhi, kedamaian tercipta, kesenangan dan kegembiraan mewarnai hari-hariku, sebulan berlalu..dua bulan, tiga bulan, dan tak terasa 5 bulan telah berlalu, namun ada satu mimpi menghantuiku, mimpi tuk meraih kebahagiaan ku, aku merasa belum meraihnya, aku masih merapa sepi.

Enam bulan berlalu, matahari terbit dengan sangat cerahnya, keceriaan slalu terpancar diwajah ku, ku jalani hari seperti biasa, penuh tawa canda. ketika itu aku dan sekelilingku pergi melintasi sudut kota, berjalan kaki dengan santainya, sambil berbincang menyimak keindahan jogjakarta, aku berkata pada mereka " bawa aku dong ketempat yang menakjubkan yang bisa buat aku bahagia", tapi tak satupun dari mereka menjawabnya, aku terus berkata" ayo dong bawa aku" berkali-kali hingga ratusan kali, namun mereka tetap tak menjawabnya, mereka asik dengan perbincangan mereka sendiri, aku terus-menerus berteriak, namun suaraku semakin mengecil, hingga sama-sekali aku tak mendengar suaraku sendiri, dan setelah aku sadari ternyata aku masih berada di alam mimpi.. dan impian ku yang tercapai itu hanyalah halusinasi didalam mimpiku sendiri, aku gelisah ketika menyadarinya, aku masih berada di alam mimpi.. bahkan mimpi ini lebih menyeramkan dari sebelumnya.. karna aku terjepit dan terbelenggu dalam mimpi yang tak tau siapa tuan pemilik mimpi ini.

hari-hari terus kesepian menghantuiku, matahari bagai lukisan di mimpi ini, memancarkan sinar tapi tak hangatkan tubuhku, kenapa sang pencipta bairkan aku terbelenggu dalam mimpi ini, ketakutan terus menyelimutiku. . sampai kapan aku terus terbelunggu, sampai kapan aku bangun dari sadar q, bahkan sekarang aku takut bangun dari sadarku, aku takut saat aku bangun ternyata itu adalah mimpi yang baru, yang lebih menyeramkan.. aku takuuutt,, wahai sang Pencipta, bangunkan aku, aku  takut aq mati sebelum berjuang meraih mimpi ku sendiri,, aku takut aku mati dalam mimpi orang yang tak aku kenali siapa pemilik mimpi ini.. bangun aku, banguuunnkan,, bangunkan wahai sang pencipta.. haruskah ku amputasi sebagian tubuh ku ini agar bangun dan tersadar, hingga aku dapat mengejar impian ku mencari kebahagian disini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun