Dalam suatu konsep kewilayahan terdapat beberapa potensi serta masalah pada Kawasan tersebut, dalam pemenuhan kebutuhan akan suatu wilayah maka pemerintah daerah haruslah memikirkan suatu cara untuk membentuk kebutuhannya masing masing. Dalam membentuk pemenuhan kebutuhan masing masing maka diperlukan instrument khusus dalam pemberdayaan wilayah tersebut, instrument tersebut diberi nama ekonomi. Ekonomi sendiri merupakan instrument khusus untuk menciptakan sebuah pemberdayaan dalam daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Ekonomi Wilayah dimana teori tersebut mengatakan bahwa setiap wilayah mempunyai potensi potensi khusus dimana potensi tersebut menjadi satu dan membawa keuntungan tersendiri bagi daerah tersebut, sehingga daerah tersebut bisa hidup, dalam teori keruangan menyebutkan bahwa sebuah wilayah mempunyai karakteristik khusus, karakteristik khusus tersebut adalah suatu keunikan tersendiri bagi daerah tersebut. Hal ini akan menjadi tantangan tersenidir bagi pemerintah wilayah tersebut dalam mengembangkannya. Ketika suatu potensi tersebut sudah berkembang dengan sangat pesat, dan sektor potensial tersebut sudah menjadi sektor basis maka, kewajiban daerah tersebut adalah mengembangkan pasar dengan cara ekspor ke wilayah sekitar, ketika hal itu terjadi maka akan terjadi perhitungan di pemerintahan daerah tingkat provinsi yang mana apakah daerah tersebut akan menjadi daerah komoditas utama atau akan menjadi sektor basis pada tingkat provinsi, untuk menentukan sektor itu unggulan ataupun basis maka dapat dilihat dari perhitungan LQ, ketika itu bernilai 1 maka dapat diimpulkan maka sektor tersebut akan menjadi sektor unggulan.
Contohnya jaman dulu, Jember merupakan roda penggerak perekonomian dalam wilayah SEKARKIJANG (Eks Keresidenan Besuki dan Lumajang) akan tetapi dari tahun ke tahun hal ini menjadi tergusur dengan mulai tergantinya roda penggeraknya ke arah kabupaten Banyuwangi. Hal ini didapatkan dari data yang mana PDRB dari Kawasan Sekarkijang mencapai sekitar Rp 218 Trilliun Rupiah. Hal itu dapat dihitung bahwa perbandingan  dari PDRB kabupaten Jember hanya mencapai sekitar 33% dari jumlah PDRB Kawasan Sekarkijang. Sedangkan pada Kabupaten Banyuwanngi dapat dilihat bahwa kabupaten Banyuwangi mencapai sekitar 36% dari jumlah total PDRB mereka. Dari segi pertumbuhan ekonomi dari kabupaten Jember juga masih terbilang tertinggal dari pertumbuhan Kabupaten Banyuwangi, yang mana pertumbuhan kabupaten Jember mencapai 5,23% sementara Banyuwangi yang mencapai angka 5,84%..
Akan tetapi Jember masih menjadi penggerak dalam perekonomian di Sekarkijang, dikarenakan masih banyak bank yang membuka cabang di Jember dengan jumlah yang lebih banyak. Angka pertumbuhan kredit pun masih tertinggi di Jember. Serapan Anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah Jember juga menjadi salah satu cara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan PDRB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H