Mohon tunggu...
Akbar Syahrur Ramadhan
Akbar Syahrur Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dan Berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Pengajian di Era Digital: Mengatasi Kekurangan dan Meningkatkan Daya Tarik

20 Mei 2023   20:28 Diperbarui: 20 Mei 2023   20:40 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengajian salah satu kegiatan keagamaan yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Namun, beberapa orang menganggap bahwa pengajian seringkali terlalu kuno dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat dari cara penyampaian yang monoton dan kurang menarik, serta isi ceramah yang terkesan mengulang-ulang dan tidak memberikan solusi konkrit untuk masalah yang dihadapi oleh umat.

Tentu saja, tidak semua pengajian demikian. Ada beberapa pengajian yang disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan isinya lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa ada juga pengajian yang terlalu kuno dan tidak memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan agama dan masyarakat.

Pengajian yang terlalu kuno biasanya disampaikan dengan menggunakan bahasa yang formal dan sulit dipahami oleh orang awam. Hal ini membuat banyak orang yang merasa bosan dan tidak tertarik untuk mendengarkan pengajian tersebut.

Selain itu, pengajian yang terlalu kuno juga cenderung mengulang-ulang isi ceramah yang sudah banyak didengar sebelumnya. Hal ini membuat banyak orang merasa bosan dan tidak mendapatkan manfaat yang nyata dari kegiatan pengajian.

Kita harus menyadari bahwa pengajian merupakan salah satu cara untuk menyebarkan agama dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, pengajian harus disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari agar bisa menarik perhatian dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

Pengajian juga harus memberikan solusi konkrit untuk masalah yang dihadapi oleh umat, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Bagaimana cara membuat pengajian yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari? Pertama-tama, pengajar harus mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam.

Pengajar juga harus memiliki cara penyampaian yang menarik, seperti dengan menggunakn contoh-contoh atau cerita yang mudah dicerna oleh pendengar. Selain itu, pengajar juga harus mampu memberikan solusi konkrit untuk masalah yang dihadapi oleh umat, sehingga pengajian bisa memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

Dalam era digital seperti sekarang ini, penggunaan teknologi dapat menjadi solusi untuk membuat pengajian lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya dengan menggunakan media sosial atau platform digital untuk menyampaikan pengajian. Penggunaan teknologi juga dapat membantu mengatasi masalah jarak dan waktu, sehingga pengajian bisa dihadiri oleh lebih banyak orang.

Secara keseluruhan, pengajian yang terlalu kuno memang merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian. Agar pengajian bisa memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, maka cara penyampaian dan isi ceramah harus diperbarui agar lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

`Namun, perlu diingat bahwa meskipun pengajian harus diperbarui agar lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini tidak berarti menghilangkan esensi dan nilai-nilai dasar agama. Pengajian tetap harus mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi landasan ajaran agama tersebut. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara cara penyampaian yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, serta tetap mengajarkan nilai-nilai dasar agama.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan pengajian yang nyaman dan terbuka bagi semua orang. Hal ini dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara umat, sehingga dapat memperkuat ikatan antar umat dan membangun masyarakat yang lebih harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun