Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Allah pertama kali menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad SAW Iqra Iqra Iqra ( bacalah!). Ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan langkah awal dari segala perbuatan dan tindak tanduk manusia seperti perkataan Imam Syafi'i . Namun dampak kondisi Pandemi Covid-19 yang belum juga usai, dimana sekolah yang seharusnya dapat mendidik anak secara moral dan akhlak kini tidak lagi berfungsi seperti yang diharapkan.
Jika kita memandang hakikat pendidikan yang sebenarnya tentulah yang kita harapkan adalah tidak jauh dari anak mampu untuk mandiri dan peduli. Meskipun disamping itu terdapat seribu satu harapan orang tua masing-masing yang tentunya sangat beragam. Untuk mencapai semua yang di harapkan tidak bisa di peroleh secara instan dan memerlukan yang namanya proses belajar. Namun jika memiliki keyakinan dan tekad yang kuat serta semangat yang tinggi, maka kita akan mampu membuktikan diri menjadi orang yang berhasil baik di mata manusia dan tentunya di mata sang Khaliq yakni Allah swt.
Beberapa tahun yang lalu, sebelum virus covid-19 ini merebak pun proses pendidikan di sekolah zaman sekarang masih banyak yang hanya mementingkan aspek kognitif saja ketimbang psikomotornya. Masih banyak guru yang asal saja mengajari muridnya untuk sekedar formalitas tanpa mengajarkan bagaimana akhlak dan etika-etika baik yang seharusnya di lakukan. Ditambah lagi dampak Gadget yang luar biasa bahayanya.
Di Pondok Pesantren, semua keluhan, kekurangan dan pertanyaan pembaca yang hendak diajukan sekalipun Insya Allah dapat penulis jawab sesuai fakta. Pondok pesantren tak terpengaruh dengan merebaknya virus covid-19 ini dalam sistem belajar mengajarnya karena ia memiliki sistem dan gurunya sendiri. Dimana ini merupakan terobosan paling tepat di masa pandemi ini bagi orang tua yang menginginkan anaknya untuk tetap memperoleh pendidikan dengan baik. Anak yang di pondokan di pesantren tak akan kehilangan hakikat pendidikan nya yakni membentuk aspek Kognitif dan Psikomotor yang baik berending pada akhlak.
Kita ambil contohnya mengenai aspek kemandirian, bagaimana tidak jika seorang anak yang tinggal jauh dari orang tuanya untuk hal yang baik (menuntut ilmu) tidak mandiri ? ia ditekan dengan kiriman orang tua yang seakan-akan menekan mereka untuk berlaku hemat, mencuci sendiri, nyetrika sendiri, beres-beres pakaian sendiri, nyapu ngepel sendiri, masak sendiri, dan masih banyak lagi pekerjaan-pekerjaan yang umumnya di lakukan oleh orang tua di rumah ia lakukan sendiri.
Yang kedua peduli, beberapa survey mengatakan bahwa anak yang mendalami pelajaran agama dengan baik akan lebih cepat tumbuh rasa kesadaran dan kedewasaannya. Peduli merupakan perilaku yang seharusnya setiap orang memilikinya sebab dimanapun dan kapanpun kita berada pasti akan ada sesuatu dimana kita harus peduli terhadapnya.
Dari beberapa contoh aspek yang penulis sampaikan semoga dapat membuka wawasan dan kesadaran orang tua untuk lebih mengutamakan pendidikan agama terlebih dahulu sebelum ilmu-ilmu lainnya. Sebab agama adalah pondasi dimana jika pondasinya kuat maka Insya Allah akan kuat pulalah bangunannya terlebih untuk mengarungi kehidupan dunia nyata yang di persiapkan untuk kehidupan yang haqiqi di akhirat nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H