Meskipun mahsyur dengan kecanggihan teknologi kesehatannya, negeri Paman Sam ternyata pernah dilanda wabah gondongan (mumps) di zaman modern ini. Tepatnya wabah besar tersebut terjadi pada tahun 2006. Wabah besar terjadi lagi pada periode antara 2009-2010, dengan sebagian besar pasien berasal dari penganut Yahudi Ortodoks di USA. Anehnya, meskipun mereka taat menjalani ajaran Yahudi Ortodoks, mereka bukanlah golongan masyarakat yang menolak vaksinansi. Lantas, Mengapa Wabah dapat Terjadi? Wabah saat itu terjadi karena mekanisme lain di luar kegagalan program vaksinasi di USA. Telah terjadi ketidakaseimbangan antara sistem pertahanan tubuh yang telah tervaksinasi dengan jumlah paparan agen (virus) yang menyebabkan gejala gondongan (mumps). Kronologi wabah ini dimulai dari seorang anak laki-laki usia 11 tahun yang pulang ke USA dari perjalanannya di Inggris pada tanggal 17 Juni 2009. Saat itu Inggris memang diberitakan sedang mengalami wabah gondongan (mumps). Anak ini telah menjalani vaksinasi MMR (mumps-measles-rubella) dosis yang kedua, secara teoritis anak ini akan kebal terhadap ketiga infeksi tersebut. Anak ini kemudian menghadiri perkemahan di Sullivan County, New York yang juga dihadiri sekitar 400 anak laki-laki yang menganut Yahudi Ortodoks. Namun, ternyata pada 28 Juni 2009 anak ini mengalami gejala radang kelenjar ludah parotis sehingga pipinya menjadi bengkak dan merah. Ternyata anak ini telah menulari setidaknya 25 peserta perkemahan. Perkemahan ini berakhir pada tanggal 27 Agustus 2009. Sepulang dari perkemahan, para pasien gondongan membawa "oleh-oleh" untuk keluarganya di rumah. Wabah gondongan pun mulai menyebar ke keluarga-keluarga di New York City. Setidaknya ada 1813 pasien yang terinfeksi virus tersebut di New York. Penyakit ini pun kemudian mulai menyebar ke kota-kota lain di sekitar New York, contohnya Rockland County dengan 449 pasien, Ocean County dengan 425 pasien dan Orange County dengan 490 pasien. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Bule Gondongan (cited from healthtap.com)"][/caption] Selidik punya selidik ternyata "terminal sekaligus inkubator" wabah gondongan di USA ini adalah yeshivas. Yeshivas adalah sebuah sekolah agama Yahudi Ortodoks yang memisahkan antara "santri" laki-laki dan "santri" perempuan. Yeshivas yang dihuni santri laki-laki disinyalir oleh para ilmuan sebagai tempat virus gondongan ini tumbuh subur mereplikasi diri. Asumsi tersebut diperkuat dengan fakta bahwa 71% dari pasien yang menderita gondongan adalah laki-laki dan sebagian besar berusia 13-17 tahun. Yeshivas adalah lembaga pendidikan yang menarik dicermati. Yeshivas memiliki sistem pembelajaran yang interaktif dan bersifat fullday (15 jam/hari). Yeshivas juga mengandalkan sistem pembelajaran "chavrusa" (pasangan belajar). Anak-anak di yeshivas akan sering duduk berhadap-hadapan hanya dipisahkan satu meja kecil, kemudian mereka merapal beberapa ayat suci sambil dikoreksi chavrusa-nya. Sistem pembelajaran ini sangat menarik dan mengingatkan saya pada sistem pembelajaran pesantren-pesantren salaf di Indonesia. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="chavrusa learning system (cited from: collive.com)"]
Barskey et al. Mumps Outbreak in Orthodox Jewish Communities in the United States. N Engl J Med 2012; 367:1704-1713November 1, 2012DOI: 10.1056/NEJMoa1202865
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H