Berdasarkan hasil penelitian epidemiologis tahun 2006, 85% pasien batu empedu di USA disebabkan oleh batu kolesterol sedangkan sisanya 15% disebabkan batu pigmen hitam. Fenomena tersebut menyebabkan mengapa angka pembedahan untuk terapi kuratif batu empedu di USA tidak lebih dari 20%. Batu kolesterol memang penatalaksanaannya dapat diberikan terapi obat cairan asam empedu (chenodeoxycholic acid dan ursodeoxycholic acid). Sedangkan batu pigmen kurang bermanfaat bila diberikan obat-obatan jenis tersebut. Baik batu pigmen hitam maupun coklat, pilihan terapi terbaik adalah pembedahan (operasi).
Hasil penelitian di Korea Selatan tahun 1995 menyebutkan bahwa dari 72 pasien batu empedu yang diteliti, 68% disebabkan oleh pigmen coklat sedangkan sisanya oleh campuran antara pigmen coklat dan hitam. Kesamaan genomik ras asia inilah yang menyebabkan mengapa sebagian besar pasien batu empedu di Indonesia membutuhkan operasi sebagai terapi definitifnya.
Kapan Kantung Empedu Harus Dibuang?
Operasi kantung empedu (kolesistektomi) perlu dilakukan bila batu empedu menimbulkan gejala, terutama gejala nyeri kolik yang hebat. Apabila tidak segera dilakukan dikhawatirkan akan terjadi jebolnya kantung empedu (perforasi) yang akan berujung pada infeksi berat dan kematian. Pada beberapa keadaan khusus, batu empedu yang tidak menimbulkan gejala pun perlu dilakukan operasi. Keadaan tersebut meliputi pasien dengan batu empedu yang berukuran lebih dari 2 cm, menderita diabetes melitus dan pengapuran kantung empedu. Upaya pengangkatan kantung empedu tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya gejala penyakit batu empedu yang tidak diinginkan dikemudian hari.
Demikian sedikit kuliah subuh yang dapat saya bagi hari ini, hehe. Terima kasih banyak.
Salam sehat lahir batin^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H